Devan segera keluar dari ruangan itu membanting keras pintunya dan berjalan keluar rumah.
Mengendarai motornya entah kemana belum ada tujuan saat ini di benak Devan dia hanya ingin keluar dari rumah itu.
Devan memikirkan lagi tujuannya dan terus melajukan motornya ke suatu tempat.
*****
Motor Devan di parkir cukup jauh dia berjalan menyusuri jalan setapak banyak pohon-pohon yang cukup tinggi menghiasi tempat itu dan dia berhenti disebuah makam.
Yah makam Benyamin Narya.
Dia terduduk lemas menatap makam itu hari mulai sore dan sepi hanya Devan yang tinggal disana.
Dia menatap makam itu penuh haru matanya memanas. Bening putih mulai berkumpul di matanya. Perlahan beningan itu turun membasahi kedua pipinya. Devan segera menyeka air matanya.
"Maaf pa Devan nangis" ucapnya senduh.
Benyamin memang selalu melarang Devan untuk menangis. Karna bagi Benyamin Devan harus menjadi pria yang kuat dan tegas tak ada gunanya menangis kalau masalah juga masih ada. Dan ini adalah kali kedua Devan menangis setelah dia melepaskan kepergian Benyamin ayahnya.
Devan mengusap salib ayahnya dan tertunduk memegang pipinya yang tadi di tampar oleh Surya.
"Devan pasti kuat pa. Tapi Devan sedikit lelah"
Devan melihat foto ayahnya yang tepat di bawah namanya. Dia tersenyum dan mengusap foto itu.
"Devan kangen pa. Papa bisa lihat Devan kan dari surga ?"
"Papa pasti marah sama Devan karna Devan sekarang jadi anak pembangkang. Devan gak bisa bersikap baik lagi sama mama seperti dulu. Semuanya udah berubah pa. Devan pikir setelah papa gak ada mama akan tetap setia ternyata enggak. Maafin Devan gak bisa jaga mama pa"
Devan mencurahkan semua isi hatinya di makam papanya. Devan tidak tau lagi harus menceritakan hal ini pada siapa. Dulu dia masih punya David yang selalu bersedia mendengarkan curahan hati Devan saat ayahnya sakit. Tapi semua itu berubah saat kedua orang tua mereka menikah. Awalnya Devan tidak membenci David tapi karna Devan mendengarkan pembicaraan David dan Surya waktu itu secara tidak sengaja semuanya jadi berubah. Dia mulai membenci David dan kebencian itu berlanjut sampai sekarang.
*****
Tok Tok
Suara ketukan pintu terdengar dari luar rumah Geo.
Indah segera membuka pintu rumah dan melihat David sudah berdiri disana.
"Loh David" kata Indah sambil tersenyum.
"Iyah tante" jawab David.
"Geo baru aja pergi sama temennya" kata Indah lagi.
"Devan ya tante ?" Tanya David.
"Bukan. Siapa ya tadi namanya Fy..." Ucap Indah sambil berpikir.
"Ify" jawab David.
"Ahhh iyah" kata Indah.
"Kamu mau masuk dulu ?" Tanya Indah lagi.
"Ooo gak usah deh tante tadi aku mau ngajak Geo keluar sih" jawab David.
"Kamu gak kabarin dia ?" Tanya Indah.
"Enggak tante. Tadinya mau buat kejutan tapi gagal haha" jawab David sambil tertawa.
"Ada-ada ya anak muda sekarang" balas Indah.
"Yaudah deh tante kalau gitu David pamit yah" kata David sambil menyalam tangan Indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is You [Finish]
General FictionCinta pertama tidak selalu berjalan dengan lancar pasti banyak pengorbanan yang dilakukan. Sama seperti cinta pertama Geo dengan Devan. Apakah cintanya akan berakhir bahagia ? Baca selengkapnya disini yah ?? Btw ini novel pertama aku semoga kalian...