Kabur

108 7 0
                                    

Devan keluar dari kamarnya meninggalkan mamanya sendiri di dalam kamar. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat ternyata ponselnya mati.

Dia pergi ke ruang kerja mamanya untuk mencari charger HP. Setelah menemukannya Devan segera mengisi baterai ponselnya dan menghidupkannya. Dia melihat ada telepon masuk dari Geo.

Dia menelepon balik Geo tapi tidak di jawab juga. Lalu Devan membiarkan HP itu untuk diisi dayanya.

Dia duduk di kursi kerja mamanya sambil menyandarkan tubuhnya. Devan masih merasa kesakitan akibat pukulan David dan malam pun semakin larut. Rasa kantuk yang tak terbendung menghampiri Devan. Dia tertidur di kursi kerja mamanya.

Mama Tiwi baru saja masuk ke ruang kerjanya dan melihat Devan sedang tertidur disana. Di keluar lagi untuk mengambil selimut dan kembali ke ruang kerja itu untuk menyelimuti tubuh Devan.

Dia mengelus lembut kepala Devan dan mengecup kening Devan dengan penuh kasih sayang.

"Maafin mama Devan" ucap Mama Tiwi lirih dan tanpa disadari butiran air mata lolos begitu saja dari kedua mata mama Tiwi.

Setelah itu dia pergi meninggalkan Devan di sana.

Suara pintu tertutup terdengar di telinga Devan. Ternyata dia belum tertidur pulas dia tau mamanya datang dan memberinya selimut. Cairan panas keluar dari ujung mata Devan dan turun sampai membasahi kedua pipinya. Dia terisak menahan suara tangis yang mungkin akan terdengar.

*****

Mama Tiwi menunggu kedatangan papa David dan David.

Telepon rumah berbunyi Wisnu mengangkatnya dan memberikannya kepada mama Tiwi.

"Telepon dari tuan Surya" kata Wisnu.

Tiwi segera mengambil telepon itu dan menjawabnya.

Surya berpesan bahwa dia akan segera ke bandara karna besok dia harus menghadiri dapat di Malaysia. Dan David akan pulang sebentar lagi.

Setelah itu telepon di tutup dan mama Tiwi masih duduk di sofa empuk ruang tamu menunggu kedatangan David.

*****

Dirumah sakit

Setelah David di periksa oleh dokter akhirnya David bisa pulang ke rumah. Dokternya memberinya obat pereda rasa sakit. Papa Surya menunggunya dengan setia disana.

Asisten papanya pergi untuk mengurus administrasi rumah sakit dan membiarkan papa dan anak itu menunggu di ruang tunggu.

"Setelah ini kamu bisa langsung pulang. Papa harus pergi ke bandara karena besok ada rapat di Malaysia" kata Surya.

David hanya diam saja tak menjawab perkataan papanya.

Asisten papanya kembali bergabung dengan mereka dan memberikan berkas-berkas David.

Lalu mereka segera beranjak dari rumah sakit itu menuju tempat masing-masing.

David pulang dengan menggunakan taksi yang sudah di sediakan oleh asisten papanya. Dan pak Surya pergi dengan mobilnya menuju bandara.

David masuk ke taksi itu dan segera pergi dari sana.

*****

Waktu sudah pukul 12 malam mama Tiwi ketiduran di sofa saat menunggu David pulang. Dan akhirnya pun David sampai di rumah.

Mama Tiwi mendengar suara pintu terbuka dan segera bangkit dari tidurnya untuk menyambut kedatangan David.

Dia berjalan mendekati David. Tapi David tak acuh dengannya dan terus berjalan menuju kamarnya.

Dia masuk ke kamar dan menutup rapat pintu kamarnya.

Mama Tiwi mengetuk pintu kamar David dan memanggil-manggil namanya.

"David...buka pintunya. Mama mau bicara" kata Mama Tiwi.

David tak menjawabnya dia menyenderkan tubuhnya di balik pintu.

"Maafin Devan" kata Mama Tiwi.

Lalu mama Tiwi pergi dari sana. David mencoba membuka pintu kamarnya dan melihat Mama Tiwi sudah turun menuju kamarnya.

*****

Suara isakan terdengar dari ruang kerja mama Tiwi. Mama Tiwi segera masuk dan melihat Devan kesakitan.

Dia mengambil obat pereda rasa sakit dan kembali ke sana sambil membawa segelas air mineral.

"Devan bangun Naik" kata mama Tiwi.

Devan bangun perlahan. Mam Tiwi menyodorkan obat itu ke Devan. Dan Devan pun segera meminum obatnya.

"Ayo kembali ke kamar" kata Mama Tiwi.

Devan mengikuti perintah mamanya dan berjalan perlahan-lahan menuju kamarnya.

Devan segera berbaring di kasurnya. Mamanya menyelimuti Devan dan menjaga Devan sampai tertidur.

*****

Pukul 3 pagi David bangun dan keluar dari kamarnya dia melihat kamar Devan yang terbuka pintunya.

Dia berjalan kearah kamar Devan dan melihat Devan sedang terbaring dengan kompres di keningnya. Dan mamanya dengan setia menjaga Devan di sampingnya dan tertidur. David keluar dari kamar itu dan menutup pintunya perlahan-lahan.

David merasa bersalahan atas sikapnya kemarin kepada Devan. Dia sudah keterlaluan kepada Devan dan juga mama Tiwi.

Dia kembali ke kamarnya dan mengambil ponselnya dia melihat sebuah pesan dari mamanya yang sekarang sedang berada di luar negeri.

Dia membaca pesan itu lagi dengan baik-baik.

David anakku sayang maaf mama jarang menghubungi belakangan ini.
Mama sudah meneransfer uang ke ATM kamu. Kamu bisa check. Dan juga ticket ke Paris melalu email mu.
Minggu depan mama akan menikah semoga kamu merestui pernikahan mama dan mama harap kamu bisa datang kesini.
Mama sayang kamu David.

David merasa hatinya sangat sakit sampai dia menangis tersedu-sedu.

Waktu dia kehilangan mamanya karena bercerai dengan papanya selalu ada Devan yang menghiburnya tanpa lelah. Tapi sekarang dia sudah sendiri merasa hampa di tinggal oleh orang-orang yang dia sayang.

David berdiri dan menghapus air matanya. Dia mengambil tas besar dan memasukan beberapa pakaian ke dalam tas itu. Lalu dia keluar dari kamar dan mengambil kunci mobilnya untuk segera keluar dari sana.

Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh tak tau mau kemana yang terpenting dia hanya ingin keluar dari sana dan menenangkan dirinya.

Love is You [Finish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang