David masuk ke dalam kamarnya dan meletakan tasnya di atas meja belajarnya lalu menarik kursi belajarnya dan duduk disana.
David membuka laci yang dia kunci rapat dan mengeluarkan sebuah kotak kado dan meletakannya dia atas meja.
David membuka kotak kado itu dan melihat lagi isinya ada bola baseball yang di tanda tangani oleh pemainnya itu adalah hadiah yang sangat berharga bagi David. Itu hadiah dari Devan saat dia berulang tahun. Devan sengaja pergi keluar negeri saat ada pertandingan baseball disana dan mendapatkan tanda tangan pemain kesukaannya.
"Ini hadiah buat loe. Gue mau loe jaga bola ini seperti jaga persahabatan kita"
Itulah ada ucapan Devan waktu mereka masih berumur 14 tahun karena Devan mau pindah rumah.
Ada juga robot kecil dan topi yang mengingatkan David akan persahabatnnya dengan Devan.
"Ini topi yang bertuliskan namamu dan namaku kita akan memakainya saat reonian SMA nanti" kata David waktu itu dan setelah dia memberikan topi itu papa Devan mengalami kecelakaan.
David mengingat semua kenangannya bersama Devan. Dia sangat merindukan Devan meski pun Devan bertingkah seperti anak-anak tapi David selalu sayang kepadanya.
"Apa kita enggak bisa berteman lagi Dev ?" Ucapnya.
*****
Devan masuk ke kamarnya dan melihat waktu sudah menunjukan pukul 9 rasa kantuk yang menyerang ke tubuh Devan tidak bisa ia hindari pagi. Dia segera berbaring dan menarik selimutnya lalu menutup kedua matanya dan mulai masuk ke alam mimpi.
Tiwi mengetuk pintu kamar Devan dan tidak ada jawaban. Tiwi membuka pintu dan melihat Devan sudah tertidur lelap dia melihat buku-buku yang berserakan di meja belajar Devan dan merapikan buku-buku itu dan memasukkannya ke dalam rak buku.
Tak sengaja Tiwi melihat ponsel Devan dan mulai membukanya. Dia melihat foto cantik Geo yang menjadi wallpaper ponsel Devan. Tiwi membuka gallery ponselnya dan melihat banyak foto Devan saat bersama Geo. Dia melihat lagi foto lain dan menemukan foto anak kecil.
Itu adalah foto Devan dengan David. Devan masih menyimpannya meski pun dia tidak suka kepada David. Tiwi memperhatikan baik-baik wajah Devan. Apakah dia senang dengan keputusan ini. Apakah dia merasa kehilangan sahabatnya karena keegoisan Tiwi. Tiwi merasa bersalah kepada Devan. Dia mengorbankan persahabatannya demi kepentingan pribadi mamanya.
Tiwi meletakan kembali ponsel Devan dan mengelus lembut rambut Devan dan mengecup lembut kening Devan.
*****
Geo dan kakaknya sedang menonton TV di ruang keluarga. Geo melihat gelagat yang aneh di dalam diri kakaknya. Sedari tadi kakaknya hanya fokus ke layar ponselnya dan sesekali tersenyum saat mengetikkan balasan chat dari seseorang.
Geo berjalan ke belakang tubuhnya kakaknya untuk melihat apa yang di bahas kakaknya sampai kakaknya itu tersenyum-senyum sendiri.
"Zonk !" Seru Diera saat menangkap basa adiknya itu. Geo terdiam dan bersikap pura-pura tidak tau. Diera menarik tangan Geo dan menyuruhnya duduk kembali.
"Gak usah kepo tonton aja tuh film" kata Diera sambil menunjuk tv.
"Aku gak kepo kok"
"Terus ngapain berdiri di belakang gue ? Pasti loe mau lihat chat gue kan ?"
"Enggak ihhh apaan sih"
"Jujur lo !"
"Enggak ! Gue gak kepo. Paham" tajam Geo.
"Kenapa sih cewek suka bohong ? Di tanya suka di jawab enggak padahal dia suka. Jujur aja apa susahnya sih"
"Loe bilangin gue ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is You [Finish]
General FictionCinta pertama tidak selalu berjalan dengan lancar pasti banyak pengorbanan yang dilakukan. Sama seperti cinta pertama Geo dengan Devan. Apakah cintanya akan berakhir bahagia ? Baca selengkapnya disini yah ?? Btw ini novel pertama aku semoga kalian...