Mama Devan sudah ada di sebuah Cafe yang dikatakan Devan tadi waktu di telepon.
Mama Devan melihat sekeliling bentuk cafe itu masih sama seperti dulu yang berubah hanya kursi yang semakin banyak dan beberapa aksesoris antik yang di tambahkan di beberapa sudut ruangan.
Mama Devan memesan cappuccino panas. Itu adalah minuman favorite papa Devan di cafe ini.
Devan masuk ke cafe itu dan melihat mamanya sudah duduk disana. Tempat favorite papa Devan kalau datang kesini. Tempat yang berada di tengah dengan sofa bundar bewarna coklat yang mendukung tempat ini menjadi semakin classic.
Devan berjalan menghampiri mamanya dan duduk di hadapannya. Dia juga memesan minuman yang sama seperti mamanya.
Mereka berdua hanya diam sambil meningmati minumannya. Sampai akhirnya mama Devan memecahkan keheningan itu.
"Kenapa kamu ajak mama kesini ?" Tanya Tiwi.
"Aku hanya teringat akan papa" jawab Devan sambil meletakan gelas minumnya.
"Dulu kita sangat sering kesini karena papamu. Dia sangat suka suasana disini mengingatkan waktu jaman dulu katanya" kata Tiwi.
"Dan mengingatkan dia dengan seorang gadis yang dulu merahinya karena pendapatnya tidak bisa di terima oleh papa sampai gadis itu melayangkan pukulannya ke badan papa yang besar" sambung Devan lagi.
Mama Devan hanya tersenyum lembut sambil menundukan kepalanya.
"Dan gadis itu bisa membuat papa sadar akan kuasanya dan mulai memperhatikan gadis itu" lanjut Devan.
"Dan sekarang gadis itu duduk di hadapanku dan menjadi seorang istri dari papaku. Mama Tiwi" kata Devan sambil tersenyum.
Mama Tiwi pun tersenyum membalas senyuman Devan.
"Mama ingat saat papa ulang tahun dan kita merayakannya disini ?" Tanya Devan.
"Ingat. Saat itu mama berbohong kepada papamu kalau mama kecelakaan dan dengan cepat dia datang kesini tanpa memakai sepatu" jawab Tiwi sambil tertawa melihat tingkahnya dulu.
"Dan papa terkejut saat melihat semua orang sudah berkumpul disini dengan pakaian formal. Pasti papa sangat malu waktu itu" kata Devan lagi sambil tertawa.
Mereka berdua pun tertawa saat mengingat kejadian waktu itu. Memang banyak kenangan indah yang di ciptakan oleh papa Devan.
Devan melihat mamanya yang tertawa lembut. Wajah cantiknya semakin cerah saat dia tertawa. Dia bukan lagi penyihir yang sering Devan bilang.
*****
Flash Back
"Devan bangun nak" panggil Tiwi sambil menepuk-nepuk punggung Devan lembut agar Devan bisa bangun.
Devan hanya menggeliat dan berbalik lagi.
"Nanti mama gelitikan kamu yah" ancam Tiwi.
Devan hanya diam. Mama Devan tersenyum kecil lalu mulai mengelitik perut anaknya itu sampai Devan terbangun.
"Ahhh ampun mama... Ampun" teriak Devan.
Papa Devan melihat kegiatan itu dan masuk ke kamar Devan.
"Kenapa ? Devan tidak mau bangun ?" Tanya Benyamin.
"Iyah" jawab Devan lantang lalu dia tidur dan menarik selimutnya lagi.
Lalu Benyamin berjalan ke arah Devan menggulung Devan dengan selimut yang dipakainya. Dan mengangkat tubuh kecil Devan. Yah pada saat itu masih kecil. Masih kelas 3 SMP.
Lalu papanya membawa Devan ke kamar mandi.
"Papa turunin Devan" teriak Devan.
"Baik" jawab Benyamin lalu menurunkan Devan di atas bad tab.
"Ihhh papa" teriak Devan.
"Mau papa yang mandiin atau kamu sendiri ?" Tanya Benyamin.
"Devan gak mau mandi" jawab Devan.
"Atau mama yang mandi in ?" Tanya Tiwi sambil membuka pintu kamar mandi dan masuk kesana.
"Enggak ! Iyah Devan mandi sendiri" jawab Devan kalah.
"Dasar anak nakal" kata Benyamin sambil mengelus kepalanya Devan.
"Bukan" jawab Devan.
"Lalu ?" Tanya Tiwi.
"Aku anak Benyamin Narnya dan mamaku adalah Tiwi" jawab Devan lantang sambil tersenyum.
"Aihhh anak mama ini" kata Tiwi sambil mencubit pipi Devan.
*****
Itullah ingatan Devan waktu mamanya sebelum berubah menjadi seorang penyihir.
Devan tidak bisa menghilangkan senyuman mamanya saat ini.
"Sudah lama sekali" kata Devan.
"Yah ?"
"Sudah lama Devan tidak melihat senyum mama seperti ini"
Tiwi hanya melihat Devan yang mulai menundukan kepalanya.
"Devan selalu bilang kalau mama itu penyihir padahal Devan membuat mama menjadi seperti ini. Devan lupa caranya membuat mama tersenyum lagi. Maaf" sambung Devan.
Mama Devan tersenyum tulus melihat Devan dan memegang tangan anaknya itu.
"Tangan kamu udah tambah besar" kata Tiwi.
Devan melihat mamanya dan tersenyum.
"Devan udah besar ma" jawab Devan.
"Iyah. Kamu sudah besar dan tampan seperti papamu. Maafin mama Devan" kata Tiwi.
Devan hanya menunggu kelajutan perkataan mamanya.
"Seharusnya mama tidak seperti ini" sambungnya lagi dan butiran bening berhasil turun membasahi pipi pucat mama Devan.
Devan menggenggam tanga mamanya dengan erat. Dia mulai memahami posisi mamanya saat ini.
"Ma..." Kata Devan pelan.
Tiwi mengangkat kepalanya dan melihat Devan.
"David sakit ma"
Mama Devan terkejut mendengar perkataan Devan dengan wajah yang khawatir.
"Kita akhiri sampai disini aja ma. Devan gak mau kehilangan David"
"Apa yang terjadi Devan ?" Tanya Tiwi dan berpindah duduk ke sebelah Devan.
"Kita harus mengakhirinya ma. David bisa hancur karena ini"
"David sudah kehilangan semuanya. Papanya, mamanya bahkan ingin menikah sebentar lagi, dan Devan... Sekarang Devan sudah menjadi monster untuknya. Devan gak bisa lihat David seperti itu ma" kata Devan dan tanpa disadari air mata Devan sudah turun sejak tadi.
"Maafin mama sayang. Maafin mama sudah membuat kamu seperti ini. Ini salah mama" ucap Tiwi.
"Kasihan David ma. Dia cuma punya papanya sekarang ini. Biarkan David bahagia ma" kata Devan lagi.
Mama Devan hanya mengangguk dan memeluk anaknya itu. Devan sangat memahami perasaan mamanya saat ini.
Dia sangat mengenal mamanya. Beliau bukan lah wanita yang dingin dan jahat seperti yang sering Devan bilang. Itu hanya dilakukan karena dia marah kepada mamanya saat itu.
Dia tau mamanya akan mendengar keluh kesah anaknya dan akan memakai hantinya untuk membimbing anaknya bukan dengan kekerasan atau kekuasaan.
Mamanya adalah seorang pendengar yang baik dan wanita terhebat yang dimilikinya saat ini dan nanti.
Yah seperti itulah mama Devan menurutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is You [Finish]
General FictionCinta pertama tidak selalu berjalan dengan lancar pasti banyak pengorbanan yang dilakukan. Sama seperti cinta pertama Geo dengan Devan. Apakah cintanya akan berakhir bahagia ? Baca selengkapnya disini yah ?? Btw ini novel pertama aku semoga kalian...