Kangen 2

149 6 0
                                    

Devan berjalan gontai ke ruang kelasnya sambil menyandang tas ranselnya dan kedua tangannya di masukan ke dalam saku celana.

Waktu masih menunjukkan pukul 6.40 pagi, hari ini Devan memang ingin cepat berangkat ke sekeloh karna tugas yang belum siap dia ingin mencontek tugas dari Andre yang sudah diselesaikan oleh mentornya.

Devan tiba di bangkunya kelas masih sepi hanya orang-orang yang rajin saja yang sudah datang.

Devan mengeluarkan buku tugasnya beserta peralatan tulisnya bersiap-siap jika Andre sudah datang nanti.

Devan melihat lagi jam di tangannya dan melihat lihat jendela agar tau siapa saja yang sudah datang.

Devan mengeluarkan ponselnya dan mencari kontak Andre dan menekan tombol call.

"Iyah bentar nih baru turun dari mobil" jawab Andre dari seberang sana

*****

Devan beranjak dari duduknya sambil memakaikan earphone ke telingannya dan berjalan keluar kelas.

Dari atas dia dapat melihat orang-orang yang sedang naik ke atas dan ada juga yg masuk ke ruang kelasnya.

Sampai mata Devan terpaku saat melihat seorang gadis dengan ransel birunya menaiki anak tangga dengan membawa sebotol air mineral.

Devan bingung harus bagaimana apakah dia harus masuk lagi atau dia berpura-pura tidak gadis itu.

Tapi tidak mungkin sampai kapan Devan harus melarikan diri dari gadis ini sudah seminggu dia tidak menghubungi gadis ini. Devan terlalu lama memikirkan itu sampai akhirnya gadis itu melihat Devan dengan tatapan indahnya.

Geo

Devan hanya melihat Geo dan tak bergeming sedikit pun tanpa mengubah pandangannya dan posisi berdirinya.

Geo berjalan maju untuk menghampiri Devan.

"Nih Van" teriak Andre menghentikan jalan Geo.

"Ahhh" jawab Devan.

"Tadi loe nyuruh gue cepetan. Yaudah nih ntar keburu masuk" balas Andre sambil menarik leher Devan.

Dan berjalan melewati Geo.

"Ehh Geo, Devan belum selesai tugasnya jadi gakpapa kalau gue bawakkan ?" Tanya Andre.

Geo hanya mengangguk satu sisi dia ingin berbicara kepada Devan tapi di sisi lain Andre juga benar. Jadi dia hanya menjawab Andre dengan anggukan.

Devan dan Andre segera masuk ke ruang kelas meninggalkan Geo yang hanya berdiri melihat tingkah kedua orang itu.

Devan berbalik badan melihat Geo yang mulai berjalan jauh meninggalkannya.

*****

Bunyi bel tanda istirahat bergema di seluruh penjuru sekolah seketika guru keluar dari ruang kelas di ikuti oleh murid-murid yang sudah bosan dengan tulisan yang ada di buku-buku mereka.

Devan keluar dengan Andre menuju kantin sekolah.

*****

"Ge keluar yuk gue laper" rengek Bella.

"Gue males loe aja sana" jawab Geo.

"Yakin ?" Tanya Bella lagi.

"Iyah gue yakin" jawab Geo.

"Yaudah gue cabut ya. Gak ada mau nitip gitu ?" Tanya Bella.

"Enggak" jawab Geo singkat.

Bella pun meninggalkan Geo di kelas bukan tidak setia kawan tapi rasa lapar yang tidak bisa di kondisikan. Dan akhirnya Bella memilih untuk meninggalkan Geo.

*****

"Ramai banget" kata Devan.

"Maksud loe ? Namanya juga kantin ya ramai emang kuburan" jawab Andre.

"Loe aja yang makan di sini gue balik kelas" kata Devan dan tanpa pikir panjang segera pergi meninggalkan Andre.

"Sialan. Punya temen kok gitu banget" balas Andre yang sudah menyadari kepergian Devan.

*****

Devan berjalan menaiki anak tangga dan berpapasan dengan Ify.

"Geo di kelas. Dan jangan jadi cowok sok keren yang gantungin cewek tanpa sebab" kata Ify lalu dia pergi meninggalkan Devan.

Devan terpaku akan kata-kata Ify tadi tapi dia sedikit senang Karna sekarang Ify sudah berubah tidak jadi cewek lemah lagi seperti dulu.

Devan berjalan menyusuri koridor kelas menimang perkataan Ify tadi dan akhirnya dia memutuskan untuk menjumpai Geo.

Devan masuk ke ruang kelas Geo. Ruang kelas yang seminggu ini tidak dia singgahi.

Dengan percaya diri Devan masuk kesana dan melihat Geo sedang tidur di alas dengan kecilnya.

Sinar matahari menyinari wajah mungil Geo dengan cepat Devan kesana dan berdiri tepat di depan Geo untuk menghalangi sinar yang menyengat itu agar aktivitas tidur Geo tidak terganggu.

Devan memandang wajah Geo dengan tatapan sendu. Sudah lama sekali.

Rasa rindu yang selama ini singgah di hati Devan sedikit terbalaskan karna matahari ini.

"Makasih" ucap Geo sambil membuka matanya berlahan.

Devan sedikit terkejut saat mendengar perkataan Geo.

"Kenapa ?" Tanya Geo.

"Apanya ?" Tanya Devan balik.

"Kenapa di sini ?" Tanya Geo balik.

"Karna gue mau" jawab Devan.

"Ooo" balas Geo yang tak tau harus menjawab apa lagi.

"Mau jumpa loe" sambung Devan.

Geo mengangkat kepalanya dan melihat Devan lekat.

"Dan mau bilang gue kangen. Udah itu aja" kata Devan lalu dia pergi meninggalkan Geo yang masih duduk di bangkunya.

Geo sadar dengan perkataan Devan barusan lalu berjalan mengikuti Devan.

"Devan stop" teriak Geo.

Devan menghentikan langkahnya lalu berbalik badan.

Dengan sigap Geo berlari dan memeluk Devan.

Devan terkejut dengan tingkah Geo saat ini.

"Gue juga kangen. Dan apa pun yang terjadi ke loe please jangan gantungin gue"

"Gue kangen kita kayak dulu" kata Geo sambil terisak tangis.

Devan mendengar isakan tangis Geo meski pelan tapi sudah menghancurkan pondasi Devan.

"Maaf"

"Jangan nangis Ge"

"Maaf gue gak bisa tepati janji gue"  ucap Devan sambil membalas pelukan Geo dan mengusap kepala Geo lembut.

Devan dan Geo saling berpelukan melepaskan rindu masing-masing meski Geo belum tau kenapa Devan meminta dia untuk break.

Love is You [Finish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang