Pagi yang sangat cerah menyambut mata indah Geo saat dia membuka jendela kamarnya suara burung-burung yang bersahutan menyambut telinga Geo. Dia berjalan ke bawah dan mendapati mamanya yang sedang beres-beres rumah. Dengan inisiatif Geo mengambil kain lap dan membersihkan perabotan yang ada di atas meja mengelap dan meletakkannya kembali ke posisi semula. Setelah itu dia berpindah ke ruang dapur membersihkan sisa masakan mamanya dan membersihkan area dapur membuang sampah dan mulai menyapu ruang keluarga. Mama Indah hanya tersenyum melihat tingkah anak gadisnya yang sudah tubuh dewasa dan memiliki inisiatif yang tinggi. Mama Indah membiarkan Geo menyelesaikan aktifitas bersih-bersihnya dan pergi keluar untuk menyiram bunga-bunga kesayangannya.
Kamar sudah beres, ruang keluarga sudah beres, ruang tamu juga sudah, ruang makan dan dapur juga sudah. Baik semuanya sudah bersih dan tertata rapi tinggal satu yang belum yaitu piring yang masih kotor. Geo mengambil celemet dan memakainya dengan lihai. Dan dia mulai membasahi spon dan menuangkan chemical pembersih piring dan mulai mencuci semua peralatan dan piring-piring yang masih kotor, membilas dan menyangkutkannya di tempat yang sudah di atur sedemikian rupa oleh mamanya. Akhirnya pekerjaan rumah ini selesai semua. Mamanya masuk ke rumah dan melihat papanya yang baru bangun dan segera turun menuju ruang makan.
"Good morning" sapa papanya.
"Morning pa" sahut mama Indah dan Geo.
"Yuk sarapan bareng"
"Ayok mama juga udah masak nasi goreng dan kopi buat papa" kata mama Indah.
"Yaudah duduk Geo"
"Iyah pa sebentar Geo lepas celemetnya dulu"
"Papa ada kabar baik dan buruk kalian mau dengar yang mana dulu"
"Yang baik dulu" kata mama.
"Properti papa sekarang berkembang dengan pesat dan sekarang papa udah buka cabang di Bandung"
"Wahh kabar baik nih" sambung Geo.
"Terus yang buruknya apa ?" Kata mama.
"Kita akan pindah kesana berhubung itu cabang baru jadi papa gak mau mengecewakan partner papa disana. Papa udah lihat rumah-rumah disana dan papa menyukai satu rumah. Jadi kita bisa pindah kesana setelah Geo ujian nasional. Bagaimana setujukan ?"
"Kalau mama setuju karena client mama juga banyak disana. Kalau kamu gimana sayang ?"
"Gimana yah ma. Aku sih maunya disini aja. Temen-temen Geokan disini semua jadi Geo udah nyaman. Ntar disana Geo nyari temen lagi kan susah sosilisasi lagi" itu adalah alasan yang sangat klise pada hal sebenarnya Geo tidak ingin berpisah dengan Devan.
"Tapi sayang papa gak mau kamu sendirian disini. Pokoknya kamu harus ikut pindah. Kalau masalah temen pasti kamu cepet dapat temen disana papa percaya itu"
Yah mau bagaimana lagi ucapan papa adalah perintah mau tidak mau Geo harus mengikuti kemauan papanya. Keluarga kecil ini menyelesaikan percakapannya dan melanjutkan aktifitas sarapannya. Setelah selesai Geo membersihkan meja makan dan mencuci semua piring yang sudah mereka gunakan tadi. Setelah beres Geo menuju kamarnya melihat buku-buku pelajarannya dan ternyata tidak ada tugas untuk besok. Geo mengambil hp-nya dan mengecek line-nya. Ternyata tidak ada chat dari Devan. Mungkin dia masih tidur pikir Geo. Geo berjalan ke sofa kecil dan mengambil remote TV mencari channel TV yang menurutnya menarik dan menontonnya dengan seksama dan baik.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi tapi Devan masih belum mengabari Geo. Geo mengambil hp-nya dan memainkan hp-nya membuka instagram mengecek followers yang semakin bertambah dan mencari instagram Devan dan melihatnya tak ada tambahan post. Dan Geo melihat fotonya bersama Devan yang kemaren Devan post dengan emot love. Tanpa sadar Geo tersenyum kecil melihat foto itu. Hp Geo berdering. Devan calling.
"Hallo Dev"
"___"
"Gak Ada"
"___"
"Yaudah aku siap-siap yah"
"___"
"Okey" sambungan telepon dimatikan sepihak oleh Geo.
Akhirnya orang yang di cari-cari menelepon juga. Devan mengajak Geo pergi untuk menjemput mamanya ke bandara. Sebenarnya Geo sedikit sungkan karna ini kali pertamanya bertemu dengan mamanya Devan tapi Geo memberanikan diri dan bersiap-siap untuk pergi.
Geo membuka lemari dan mencari baju yang sedikit terbuka tapi masih tetap sopan. Dia segera mandi dan mengenakan baju berwarna biru langit dengan motif bunga-bunga dengan lengan yang tampak indah dan menampakkan betis kecilnya yang putih. Memoles sedikit wajahnya dengan make up yang natural dan sekarang Geo sudah tampil cantik tinggal sepatu dan sentuhan terakhir yaitu tas. Sekarang penampilan Geo sudah sempurna dan siap menyambut mama Devan dengan senang hati.
Devan sudah menunggu di bawah Geo segera turun dan berpamitan dengan mama dan papanya. Setelah pamit Devan dan Geo segera berangkat menuju bandara. Ditengah perjalanan Devan menerima telepon dari Ify.
"Hallo Dev kamu dimana ?"
"Lagi di jalan mau ke bandara. Kenapa Fy ?"
"Mobil aku mogok udah mau dekat bandara juga"
"Udah coba telepon bengkel ?"
"Udah tapi mereka belum datang. Aku takut Dev"
"Yaudah kamu tenang aja. Kamu kirim alamatnya sama aku biar aku kesana"
"Okey thanks yah Dev"
Hp Devan berbunyi lagi. Ify sudah mengirimkan alamatnya kepada Devan. Tanpa pikir panjang Devan langsung melesat dengan sangat cepat dia takut Ify kenapa-kenapa belum lagi Ify masih baru di kota ini. Geo hanya terdiam melihat tindakan Devan, Geo memegang erat set belt karena dia mulai takut mata Devan fokus melihat jalan di depannya dia tidak melihat Geo yang sudah ketakutan kecepatan mobil Devan sudah di atas rata-rata.
Tak perlu banyak waktu untuk Devan mencari alamat keberadaan Ify. Dia segera keluar dan mendapati Ify yang menyandarkan badannya sambil tunduk di samping mobilnya.
"Fy"
Ify langsung melihat pria itu dan berjalan ke arahnya.
"Syukur kamu cepat datangnya"
"Iyah. Yaudah kamu ikut aku aja ntar mobilnya biar dibenerin dulu"
"Iyah Dev"
"Yaudah kita tunggu montirnya dulu yah"
"Iyah mereka udah di jalan katanya sebentar lagi sampai"
"Bagus deh kalau gitu"
"Ahh itu montirnya datang"
Devan segera menghampiri montir itu dan sempat berbicara sebentar dan menyerahkan kunci mobil Ify agar nanti Devan bisa menjemputnya di bengkel saja. Setelah itu Devan membawa Ify ke mobilnya lalu Ify membuka pintu mobil depan dan ternyata ada Geo disana.
"Loe ngapain disini ?"
"Gue diajak Devan buat jemput nyokapnya. Terus loe ngapain ?"
"Gue di telepon sama tante Tiwi buat jemput dia hari ini"
Jadi Ify udah kenal sama mamanya Devan. Apa mereka sedekat itu pikir Geo.
"Ooo gitu"
"Yaudah mendingan loe keluar terus duduk di belakang" perintah Ify. Geo melihat Devan sebentar "cepetan deh gak usah lihat-lihat Devan. Lagian Devan setuju kok sama gue" lalu Ify menarik tangan Geo untuk keluar dari sana. Devan hanya terdiam melihat tingkah dua gadis itu lalu Geo dengan pasrah mengikuti perintah Ify.
Geo merasakan sakit di hatinya saat Devan hanya diam melihat perbuatan Ify kepadanya. Apakah Geo tidak berarti bagi Devan, apakah Ify lebih penting dibandingkan Geo. Apakah prioritas Devan saat ini Ify. Geo hanya diam tak berkutik ingin sekali Geo menangis. Tapi itu tidak mungkin itu akan membuat Ify tambah gedek kepala dan merasa sudah menang atas perbuatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is You [Finish]
General FictionCinta pertama tidak selalu berjalan dengan lancar pasti banyak pengorbanan yang dilakukan. Sama seperti cinta pertama Geo dengan Devan. Apakah cintanya akan berakhir bahagia ? Baca selengkapnya disini yah ?? Btw ini novel pertama aku semoga kalian...