Pertemuan Yang Tak Diharapkan

251 7 0
                                    

Geo masuk kedalam rumah dengan wajah berseri-seri sambil tersenyum malu. Dia melangkah dengan girang menuju kamarnya dan menutup pintu kamarnya. Geo menghempaskan dirinya diatas kasur tidurnya dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. "Ahahaha" teriaknya sambil bangkit dan dan berjalan menuju kaca riasnya "Dia mengelus pipiku dan ahhhh" ucapnya malu-malu sambil tersenyum. Lalu dia bersiul-siul dan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

*****

Devan masuk ke rumah dengan senyum yang mengembang menegur semua pelayan yang ada di rumah "Selamat sore semua" ucapnya. Para pelayan hanya terdiam melihat tingkah Devan yang berubah hanya hitungan jam saja. Dia berjalan menuju kamarnya yang berada dilantai dua dan ahhh dia melihat David sedang berdiri menghadap keluar jendela kamarnya. Penampakan yang membuat Devan mengerutkan senyumnya. David membalikan tubuhnya dan tersenyum kepada Devan.

"Apa hari mu menyenangkan ?" Tanya David.

"Tidak perlu basa-basi langsung saja katakan apa mau mu ?" Balas Devan dengan tatapan tidak senang.

"Teruslah jadi anak pemberontak" ucap David sambil melangkah mendekati Devan.

"Jika kau sudah selesai keluar dan tutup pintu kamarku" balas Devan tanpa basa-basi dan melangkah menuju kasurnya.

"Seharusnya kau bersikap baik padaku karna kau adalah adik Ku" kata David.

"Adik kata mu ? Apa kau pikir ayahmu juga ayahku ?" Balas Devan.

"Ahhh paling tidak kau adalah adik angkatku karna Ibu mu sudah menikah dengan ayahku" kata David sambil menyeringai.

Devan hanya terdiam mendengar perkataan David tadi dia mulai kesal dan berjalan mendekat kearah David.

"Itu keputusan ayahmu. Lagi pula aku tidak pernah menganggap pernikahan itu" ucap Devan sambil menepuk-nepuk pundak David.

"Dan ahhh aku juga tidak pernah menganggap kau sebagai kakakku" sambungnya. Lalu Devan membukakan pintu kamarnya "Silahkan keluar atau kau perlu aku seret ?" Timpalnya lagi.

David hanya diam dan keluar dari kamar Devan dengan tatapan yang mematikan.

Devan menutup pintu kamarnya dan duduk di depan meja belajarnya "Jackpot satu kosong" ucapnya sambil tertawa dan meletakkan kakinya diatas meja belajarnya.

Dia mengambil HP -nya dari dalam saku celananya dan mencari nama Geo di kontak teleponnya melepon Geo. Menunggu sampai telepon itu di angkat. Devan mematikannya dan mencobanya lagi tapi hasilnya tetap sama telepon Devan tidak diangkat Geo. "Apa dia sedang mandi ?" Ucapnya. "Ahhh seharusnya dia jangan mandi agar dia tetap merasakan ciuman tadi tapi jika dia tidak mandi dia akan jadi jorok dan bau ahhh sudahlah" ucapnya lagi Dan tersenyum sendiri sambil memegang bibirnya.

Tok tok

Suara ketukan pintu terdengar dari luar kamar Devan "Masuk" tariak Devan. Mirna membuka pintu kamar Devan dan masuk dengan sopan.

"Devan nyonya sedang mencari" kata Mirna.

"Aku sedang tidak ingin di ganggu" balas Devan.

"Tapi dia memintamu untuk segera menemuinya diruang kerjanya" kata Mirna. Devan sebenarnya malas harus berhadapan lagi dengan ibunya saat ini tapi dia juga tidak ingin mengulur-ulur waktu. Dia berdiri dari duduknya dan berjalan keluar menuju ruang kerja ibunya.

Devan langsung membuka pintu ruangan itu dan langsung duduk di kursi tamu ruangan itu.

"Ada apa ? Aku sedang sibuk" ucap Devan.

"Apa kau sudah bertemu David ?" Tanya Tiwi.

"Yah aku sudah bertemu dengannya" jawab Devan.

"Apa kau akan terus seperti ini ? Apa kau tidak melihat sikap David yang selalu merendahkan Ku ?" Tanya Tiwi.

Love is You [Finish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang