06

305K 18.5K 231
                                    

Lisa POV

Mungkin begini ya rasanya, gak bersalah tapi harus diadili. Setelah pesan dari Saga selesai terdengar, mereka mulai memberondongku dengan pertanyaan-pertanyaan. Lebih sulit menjawab daripada saat aku sidang thesis.

"Kok bisa sih?" Hanya itu kata yang sedari tadi keluar dari mulut cerewet Yolan. Bisalah buat rekor dunia untuk orang terbanyak yang mengatakan "kok bisa sih?".

"Loe sama Saga kapan dekatnya? Perasaan kita baru pertama kali ketemu dia sekitar 3 Minggu lalu kan?" Tambah Rere penasaran namun tak berhenti memasukkan daging bakarnya. Duh aku juga pengen makan tapi gak selera habis ketahuan. Emang sialan tu aplikasi penjawab telpon otomatis. Habis ini aku akan hapus. Kagak ada faedahnya.

"Iya. Kok bisa sih gue gak tau sama sekali? Loe main belakang ya sama dia?" Yolan menggeleng tak habis pikir.

"Gila ya gue kayak ketahuan selingkuh," keluhku dan mengunyah perilla leaf kayak kambing ngunyah rumput.

"Ya iyalah! Tega banget loe gak kasih tahu gue sama Rere?"

"Ya betul. Tega banget loe Lis. Tapi gue senang kok, loe akhirnya bisa move on," aku tersenyum kecut mendengar kalimat Rere.

"Loe sendiri kan yang dukung gue sama dia, kok sekarang loe malah sewot pas tau gue dekat sama Saga?" Aku mencoba membela diri meskipun aku bersalah menurut mereka.

"Iya sih tapi kok bisaa gue gak tau sama sekali. Loe pada main rapih banget tau gak kayak artis yang nggak pernah ngaku mereka selingkuh terus  akhirnya malah kawin!"

Wow, kata-kata Yolan sepertinya akan benar-benar terjadi padaku. Baru ketahuan dekat saja mereka sudah heboh. Apalagi kalo mereka terima undangan pernikahan kami? Aku bisa dimakan mentah-mentah oleh Yolan dan Rere.

"Yaaa.. namanya juga love at the first sight," jawabku sekenanya.

"What the FUCK?!" Makin Yolan membuatku tersedak bawang putih. Rere segera menyodorkan segelas air putih. Mulut Yolan memang gak pernah makan bangku sekolahan ya?

"Loe yang bilang love at the first sight tu cheesy dan sekarang loe bilang gitu?" Hmmm memang ingatan anak ini gak pernah diragukan lagi.

"Namanya cinta gak ada logika. Makanya pacaran. Ya nggak re?" Aku mencoba mencari dukungan Rere.

"Iya makanya pacaran. Jangan hanya urusin anak orang. Urusin jodoh loe sana yang kaga jelas siapa dia," jawab Rere yang dihadiahi tatapan tajam Yolan.

"Hei asal loe tahu ya Re, Saga itu banyak yang dekatin. Dan yang dekatin dia gak sembarangan cewek. Rata-rata B cup tau loe, sekelas Megan Fox atau Galgadot. Kalo tiba-tiba dia suka sama Lisa yang biasa aja kayak gini gue perlu curiga tauk."

"Biasa aja? Sialan loe ya!" Makiku dan melempar Yolan memakai bawang putih. Tepat sasaran di keningnya yang jenong. "Walaupun bukan B cup gue juga menarik ya!" Dengusku dan menaikkan kedua payudaraku agar terlihat besar.

"Udah deh, gak usah berdebat gak jelas. Gue cuma pengen dengar penjelasan Lisa gimana dia bisa dekat sama Saga." Rere mencoba menengahi  dan menatap kami berdua secara bergantian.

"Oke gue mau dengar penjelasan loe sedetail mungkin tanpa ada satu pun yang terlewatkan." Yolan dan Rere mulai menatapku serius.

Cobaan apalagi ini Tuhan. Setelah kemarin perasaanku dicampur aduk oleh Saga, sekarang aku harus mengarang sesuatu yang tidak pernah terjadi.

***
Aku kembali memeriksa makeup ku yang kesekian kali. Saga sedang perjalanan menuju kesini. Arlojiku menunjukkan pukul 11 siang. Hari ini aku sengaja cuti untuk hari besarku. Ya, hari besar dimana Saga akan menghadap orang tuaku, memintaku untuk menjadi pendamping hidupnya. Dari tadi perutku terasa mules-mules pengen lahiran, tapi begitu ke kamar mandi tak ada yang keluar. Mungkin saking gugupnya. Padahal, pernikahan ini bisa dibilang hanya kesepakatan semetara. Tapi tetap saja aku gugup.

Are We Getting Married Yet?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang