10

324K 18.8K 661
                                    


Holaaa ~
Part ini lebih panjang sedikit dibanding yang lain sebagai balasan untuk para pembaca setia. Udah mau 1.5K aja 😁

***

Lisa POV

Setelah melewati minggu-minggu super hectic mulai dari urusan kerjaan hingga pernikahan, akhirnya hari ini aku bisa tidur sepuasnya. Kalo kata orang tua, matahari sudah di pantat, tapi aku baru bangun. Kalo di rumah sudah pasti aku disiram air sama Mama. Beginilah enaknya tinggal sendiri.

Ngomong-ngomong, ini sudah hari ketiga Saga tidak menghubungiku. Sebenarnya tidak masalah sih, tapi paling tidak aku tahu kabarnya. Dia lagi dinas luar pun aku tahu dari ibunya. Biarpun pernikahan kita cuman sebuah kesepakatan, aku tetap calon istrinya. Paling nggak dia kasih info kek, atau apa gitu. Tapi, sepertinya pikiran Saga tidak sampai disana. Ternyata dia egois, ya? Atau aku yang terlalu menghayati peran sebagai 'calon istri'?

Aku mengusap liontin berbentuk gajah kecil yang tersemat di kalung emas yang sudah ku kenakan hampir seminggu ini.

Kalung ini sebagai tanda bahwa aku sudah menjadi milik seorang Sagara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalung ini sebagai tanda bahwa aku sudah menjadi milik seorang Sagara. Dia memberikannya saat acara pertemuan keluarga inti kami minggu lalu, sebagai ganti cincin. Bisa dibilang, kemarin juga sekaligus acara lamaran kecil-kecilan. Kata Saga, gajah merupakan the oldest symbols of good luck.

"Whenever you need a little extra luck, just point your trunk up towards the sky and believe," kata Saga waktu itu.

Aku jadi senyum-senyum sendiri kalo ingat waktu Saga memakaikan kalung ini ke leherku. Duh, jadi ingat dia lagi, kan.

Lebih baik aku bangun, mandi dan makan. Sudah waktunya makan siang dan aku kelaparan. But, I can wait for 5 minutes. Masih PW banget.

Kemudian ponselku bergetar sekali. Kemungkinan cuma pesan. Aku malas-malasan meraih ponsel yang ada di nakas. Dari pop up notifnya bisa kulihat nama si pengirim. Dari si dia yang sudah beberapa hari menghilang.

Sagara : Lisa

Kebiasaan Sagara, kalo WhatsApp pasti isinya nama tok. Kenapa nggak langsung to the point aja?

Lalisa : ya

Aku membalas singkat. Biarin, toh udah lama nggak kasih kabar. Tapi sebenarnya dia juga gak wajib kasih kabar sih.. argghh! Tau ah!

Sagara : aku bru balik dinas luar kota. Di sn nggk ada sinyal makanya bru info kmu 😬

Gimana, nih? Percaya atau nggak ya? Memangnya dia tugas di pedalaman? Masak nggak ada sinyal sama sekali? Sebenarnya bisa dikabarin sebelum berangkat? Duh, respon aku harus kayak gimana ya? Sebenarnya kesel sih, tapi aku nggak berhak untuk marah. Pengen marah tapi kenapa?

My God! Saga malah telpon! Aku cepat-cepat bangun dari tempat tidur, meneguk habis air putih di atas nakas. Suaraku nggak boleh kedengaran kayak orang baru bangun.

Are We Getting Married Yet?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang