13

294K 15.2K 412
                                    

Holaaa...
Mau ngomongin soal visual Saga yang emang beneran dokter obgyn di dunia nyata, ternyata main wattpad juga! Kan, enggak lucu kalo suatu saat pak dokter liat fotonya dicomot tanpa izin. Kayaknya aku ganti aja sama yang lain
*Foto di atas itu salah satu ruang tunggu di bandara Tambolaka.
***

Lisa POV
Mataku rasanya perih saat pertama kali membuka mata. Aku terbangun karena seseorang mengguncang lenganku pelan, sambil memanggil namaku. Sempat mengerjap beberapa kali, mencoba memperjelas penglihatan ku pada Saga yang sedang tersenyum. Kepalanya yang sedikit tertunduk berada tepat di atas wajahku. Sedangkan aku tidur dalam posisi terlentang.

"Lisa, bangun. Sudah jam 8. Kita harus ke bandara sejam lagi," Saga sepertinya sudah selesai bersiap. Terbukti dari penampilannya yang rapi dan bisa kucium harum sitrus dari rambutnya yang basah. Aku mengangguk dan mengulet sebentar sebelum benar-benar bangun. Oh, aku baru saja terlelap jam 5 dan sudah harus bangun jam 8. Ku langkahkan kaki menuju kamar mandi pelan-pelan, karena nyawaku belum sepenuhnya terkumpul.

Setelah selesai mandi, aku baru sadar mengenai satu hal. Aku lupa membawa handuk! Oh, ya Tuhan aku harus bagaimana? Akan sangat memalukan kalo minta tolong pada Saga. Aku tidak mau dia berpikir yang aneh-aneh, meski aku tidak tahu apa dia akan berpikir seperti itu. Hanya menjulurkan tangan dari pintu saja, dia pasti sudah membayangkan tubuhku yang  molek tanpa sehelai benang sama sekali.

Sambil berjalan mondar-mandir dalam keadaan telanjang, aku mencoba berpikir. Sesekali berhenti menatap cermin besar dan mengagumi keindahan tubuhku. Kalo aaja Saga benaran suamiku, sudah pasti tadi malam dia akan memiliki tubuh seksi ku. Aargh! Bukan saatnya berpikir mesum.

"Lisa, bisa mandi lebih cepat? Semua udah tunggu di bawah mau sarapan bareng," terdengar suara Saga dari balik pintu.

"Iya, bentar lagi. Kamu duluan, gih! Entar aku nyusul," Ya, lebih baik dia duluan jadi aku bisa keluar. Saga mengiyakan dan selanjutnya terdengar pintu kamar yang tertutup. Aku menunggu beberapa saat, kemudian segera keluar ketika tak ada lagi tanda keberadaan Saga. Sasaran utamaku adalah lemari. Kemungkinan handukku ada di sana.  Sepertinya kemarin aku simpan di lemari, tapi tidak ada setelah dicari. Ugh, menyebalkan. Hmmm... aku harus menghilangkan kebiasaan buruk yang suka menaruh barang sembarangan dan mencoba lebih disiplin dalam menyimpan barang-barang. Lemari bagian atas pun tidak ada, aku segera berlutut mencari handuk di bagian dasar lemari.

Sementara sibuk mencari handuk sialan itu, aku mendengar suara benda yang terjatuh ke lantai. Bunyinya keras, artinya benda itu jatuh tak jauh... dariku? Gerakan ku seketika berhenti, lebih tepatnya aku segera mematung, kaget. Jantungku berdetak cepat, seakan-akan sebentar lagi akan meledak. Seingat ku, aku sekarang sendirian di kamar, karena Saga sudah keluar. Masih dengan posisi semula, aku menolehkan kepala dengan gerakan slow motion, ke arah sumber suara. Sebuah ponsel hitam tergeletak dilantai. Dan, tak jauh dari ponsel tersebut, ada sepasang sepatu sneaker putih. Mataku bergerak dari ujung sepatu, terus naik hingga ke celana jeans hitam, kemeja berwarna light blue, hingga berakhir ke wajah yang memakai benda-benda tersebut.

"Sa-sa-saya ng-nggak mak-maksud-hape-ke-ketinggalan," terdengar suara Saga mirip robot rusak. Oke, Lisa. Hidup kamu selesai detik ini.
***
Author POV

"Kamu hati-hati di sana, jangan makan sembarangan," pesan Mama sambil memeluk putri semata wayangnya, Lisa yang akan memasuki pesawat. Lisa mengangguk kemudian bergantian memeluk Papanya yang matanya sudah berkaca-kaca.

"Kamu jaga diri, ya. Patuh dan dengar perintah suami kamu. Bagaimanapun, sekarang kamu tanggung jawab Saga, bukan tanggung jawab Papa dan Mama lagi,"  Papa mengelus sayang kepala Lisa. Papa tak menyangka, ternyata putri kesayangannya sudah besar. Baru rasanya kemarin Papa mengganti popok Lisa. Tahu-tahu sekarang sudah jadi istri orang. "Papa titip Lisa ya, nak Saga," Saga segera mengangguk dan memeluk Papa "Siap Pa, Saga akan menjaga Lisa,"

Are We Getting Married Yet?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang