Karena aku sayang kalian (tsaahhh~) aku kasih preview next part 🤭🤭🤭
Selamat membaca 😘
***
Bunyi jarum jam yang biasanya terabaikan kini terdengar lebih keras, menambah rasa intimidasi pada Lisa agar mempercepat semua yang ingin di katakannya."Kalau memang kamu memilih seperti itu, saya menghargai keputusan kamu," Saga tersenyum meski merasa amat sangat terluka. Dia ingin, Lisa tidak merasa bersalah atas keputusannya.
"Iya. Terima kasih. Setelah ini pengacaraku akan mengurus semua berkas-berkasnya," Lisa masih tertunduk, tidak berani memandang Saga. Takut-takut, jika air matanya justru mengalir jika menatap mata Saga.
"Baik. Saya tunggu," ucap Saga dan mengusap pelan tengkuknya. "Kalau begitu... Biar kamu merasa nyaman saya akan keluar dari rumah ini,"
"Jangan. Biar aku saja yang keluar. Ini rumah kamu. Aku sudah menelpon jasa pindah rumah. Mereka akan datang mengurus barang-barang ku besok," akhirnya Lisa mau menatap Saga meski hanya sepintas kemudian kembali tertunduk. Jantungnya berdetak tidak karuan saat pandangan mereka bertemu tadi.
"Baiklah. Lalu, bagaimana dengan orang tua kita?" Tanya Saga dengan ekspresi berusaha tegar meski tidak rela.
Lisa baru akan menjawab ketika sebuah panggilan dari Rere masuk untuk kesekian kalinya.
"Maaf, aku jawab telpon dulu," Lisa berdiri dan menjauh dari Saga dan memutuskan menelpon keluar balkon tanpa menunggu persetujuan. Dari awal dia berbicara dengan Saga, Rere terus saja berusaha menelpon. Pastilah ini sesuatu yang penting.
"Halo?" Jawab Lisa. Yang terdengar hanyalah isakan pelan Rere. "Halo Re? Kenapa?" Lisa menjadi panik. "Re Lo kenapa?! Jawab gue! Joe ngapain lu lagi sekarang? Dia kabur dari rumah atau apa?"
Tidak ada jawaban dan Lisa semakin panik.
"Jawab gue Re!" Lisa semakin tidak bersabar.
"Lisa..." Isak Rere setelah berhasil menenangkan diri. "Yolan..."
"Yolan kenapa?" Sambar Lisa dengan cepat. "Kenapa dengan Yolan Re? Sakit? Kecelakaan?" Tak ada jawaban karena Rere masih sibuk menangis.
"Rere jawab gue jangan bikin gue takut! Kenapa Yolan?!"
"Yolan hamil, Lisaaa... Huwaaaaaaaa...!" Tangisan Rere semakin kencang diikuti Lisa yang bernapas lega karena ternyata pikiran-pikiran buruk yang sempat muncul segera hilang seketika.
"Beneran Yolan hamil?" Lisa masih tak percaya. Bagaimana bisa Yolan yang paling cermat dan teliti diantara mereka bertiga bisa kecolongan?
"Dia hamil anak Marco dan minta gue temani dia besok buat gugurin kandungannya. Gue takut Lisa.. tolongin gue.. gue nggak mau jadi tersangka kriminal... Tolongin gue dan Yolan, Lisa..." Lirih Rere dan terus menyeka air matanya yang tak berhenti mengalir. Lisa menahan napas, shock dengan apa yang didengarnya. Apa benar Yolan senekat itu? Sebegitu bencinya Yolan pada Marco hingga dia tidak sudi mengandung darah daging Marco.
Lisa memijit pangkal hidungnya mencoba mengurangi rasa stres yang menderanya secara bertubi-tubi sementara Rere terus meraung-raung meminta pertolongan.
"Biar gue telpon Yolan dan Mar-"
"Jangan!" Jerit Rere memotong kalimat Lisa. "Please Lisa. Jangan telpon Yolan apalagi Marco. Dia udah ngancam gue, kalo sampai Lo tahu dia hamil apalagi Marco, dia bakalan menghilang selamanya. Lisa tolong jangan kasih tahu siapa-siapa,"
Lisa mendesah pelan dan memejamkan mata sesaat, hingga sebuah ide muncul.
"Ke apartemen gue sekarang. Gue tunggu Lo di sana," Lisa mematikan sambungan telpon dan kembali pada Saga. "Maaf aku ada urusan mendadak. Sudah tidak ada yang ingin aku sampaikan. Kamu?"
Saga berdiri dan berjalan mendekati Lisa yang tengah was-was dan menebak apa yang akan Saga lakukan padanya. Pria itu hanya tersenyum dan menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan Lisa. Tangannya terangkat, hendak berjabat dengan Lisa. Semula Lisa ragu untuk memyambut, khawatir jika merasakan genggaman lembut Saga maka dia akan merubah keputusannya tadi. Tapi, Lisa mencoba menguatkan hatinya, dan tersenyum sembari membalas untuk menjabat tangan Saga. Jabat tangan ini akan menjadi interaksi terakhir mereka berdua sekaligus menandakan jika hubungan suami istri mereka akan berakhir.
***
Ini hadiah karena taburan vote kemarin.. hehehe.. kurang lebih previewnya kayak gini tapi bisa juga berubah. Untuk part selanjutnya belum bisa aku pastikan kapan tapi aku bakalan up secepat yang aku bisa ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We Getting Married Yet?
RomanceSagara Fattah Ghani seorang dokter obgyn di RS terkenal di kota, sudah mencapai usia di awal 30 namun masih single karena terlalu sibuk dengan kerjaannya. Sementara sang ibu selalu memaksanya untuk segera menikah dan mengancam akan berpindah kewarga...