41

222K 12.5K 1.1K
                                    

Author POV

Sagara: Lisa, saya datang agak terlambat. Ada urusan yang harus saya selesaikan sebelumnya. Kamu nggak apa-apa sendirian ke sana?

Lalisa: Urusan apa? Ada operasi mendadak?

Sagara: Iya, hanya operasi kecil. Begitu selesai saya akan segera ke sana

Lalisa: Oke. Tapi kamu bakalan datang kan, Ga?

Sagara: I promise Lisa

Lalisa: I'll waiting ❤️

Lisa memasukkan ponselnya dengan buru-buru ke dalam tas setelah membalas pesan singkat dari Saga yang belum juga tiba di rumah, padahal sejam yang lalu dia berkata akan segera pulang. Tiba-tiba saja Lisa merasa khawatir dan cemas jika Saga tidak datang seperti kejadian sebelumnya. Lisa tidak mempermasalahkan misal, Saga pada akhirnya tidak jadi datang jika ini menyangkut dirinya sendiri. Tapi, ini adalah makan malam pertama keluarga inti mereka berdua, dan Lisa berharap Saga tidak akan mengingkari janjinya untuk kedua kalinya.
***

"Lho? Kamu kok, sendirian?" Mama yang membukakan pintu menatap heran Lisa yang berdiri sendirian tanpa Saga di sampingnya. Mata Mama mencari Saga di ujung gerbang, siapa tahu sedang memarkir mobil. Tapi, keadaan mobil gelap, tanda jika memang Lisa sendirian.

Setelah mencium pipi sang Mama, Lisa segera masuk ke dalam sambil menjawab apa yang masih membuat Mama penasaran. "Saga masih ada operasi kecil, Ma. Setelah selesai dia bakalan langsung menyusul ke sini," Lisa menghampiri Ibu yang sibuk menggoreng ikan tepungnya yang akan disiram dengan sambal asam manis.

"Bu," Sapa Lisa dan mencium cepat pipi Ibu. "Apa kabar Bu?"

"Baik. Kamu dan Saga gimana? Udah lama nggak datang ke rumah. Kalian sibuk banget sampai lupa orang tua," ucap Ibu dan mencuci tangan ketika selesai mempanir semua ikannya. Lisa tersenyum kikuk dan merasa bersalah karena memang sebulan ini dia jarang bertemu keluarganya, apalagi Ibu.

"Maaf ya, Bu, Lisa belum main ke rumah sama Saga. Nanti kalo libur kita main ke rumah. Tapi, Ibu sehat, kan? Obat kolesterolnya rajin diminum?" Lisa membantu mengaduk ikan yang sedang digoreng sementara Ibu sudah duduk di kursi sambil memperhatikan Lisa. Dia yang memaksa Ibu agar berisitirahat dan melanjutkan sisa masakan.

"Masih Ibu minum dengan rajin, kok. Oke, Ibu tunggu di rumah. Sekalian nginap, ya. Siapa tahu jadi?" Ibu terkekeh pelan melihat kening Lisa berkerut heran.

"Jadi? Jadi apa Bu? Lisa nggak ngerti," Alisnya bertaut karena penasaran.

"Masak gitu aja nggak tahu? Iya, kan jeng?" Mama datang dan bergabung bersama mereka sambil membuka lemari dan mengambil piring besar untuk meletakkan ikan yang sudah selesai di masak Lisa.

"Lisa beneran nggak tahu maksud Ibu dan Mama," ujar Lisa dan meletakkan piring yang sudah berisi masakannya di atas meja kitchen island bersama masakan lain yang sudah jadi. Ibu dan Mama tertawa bersamaan melihat anak dan menantunya yang masih polos, atau memang pura-pura tidak tahu maksud mereka.

"Lisa... Lisa! Jauh-jauh kamu kuliah bisnis ke Harvard, lulus cum laude, tapi maksdu Ibu Saga aja nggak bisa kamu tangkap," Mama menghela napas melihat kelemotan anak sulungnya.

"Isshhh.. terserah Mama dan Ibu," sungut Lisa yang dihadiahi tawa oleh Ibu dan Mama.

"Eh? Saga kok, belum muncul dari tadi. Kamu sendirian datang ke sini?" Ibu yang baru sadar jika putranya belum muncul sedari tadi celingukan ke arah pintu masuk.

"Ada operasi mendadak Bu. Katanya, sih, operasi kecil. Setelah itu baru Saga nyusul ke sini," ucap Lisa dan mencomot sepotong udang goreng kesukaannya. "Papa di mana Ma?" Lisa beralih menatap Mama yang sibuk mengeluarkan piring keramik terbaiknya yang hanya dikeluarkan khusus untuk acara-acara penting, contohnya seperti hari ini.

Are We Getting Married Yet?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang