29

265K 15.1K 191
                                    

Author POV

Saga tak merasa tenang dalam tidurnya saat merasakan beban lumayan berat di atas dadanya, seperti tertindih batu. Juga lehernya terasa hangat dan menggelitik. Kemudian saat kesadarannya berangsur kembali, hal pertama yang di dengarnya adalah suara khas seperti gergaji mesin, namun lebih halus. Saga memaksa membuka mata yang terasa berat bagai di lem dengan Alteco. Sebuah karpet berwarna coklat terang terletak secara vertikal dari dada hingga ke leher saat matanya terbuka secara sempurna.

Anehnya, karpet tersebut terlihat naik turun. Saat kesadarannya kembali 80%, Saga baru mengerti jika itu Miiko, kucing lokal yang Saga rescue dulu di jalan, dan memaksa Yolan untuk mengadopsinya. Yolan sendiri sudah memelihara Miiko 3 tahun.

"Miiko..." Saga mengelus perut Miiko yang tertidur menyamping. Kucing itu menggeliat, dan menekan jakun Saga dengan kakinya saat merenggangkan badan. Miiko mengubah posisi menjadi duduk di atas dada Saga dan menjilati ujung hidungnya. Pria itu tersenyum geli saat lidah kasar itu menyentuh kulitnya.

"Kamu tahu saya belum mandi, ya?" Ucap Saga seolah-olah Miiko mengerti apa yang dikatakannya. Miiko masih sibuk menjilat wajah Saga sampai pintu kamar Yolan tiba-tiba terbuka. Miiko turun dari atas tubuh Saga dan berlari ke arah pemiliknya, menggesekkan tubuh diantara kaki Yolan. Wanita itu menguap lebar, juga baru bangun dan mengambil Miiko kemudian menimangnya ala bayi.

"Eh, udah bangun lu?" Yolan melihat Saga tengah terduduk seakan sedang mengumpulkan nyawanya dengan pandangan kosong jauh ke depan. Saga hanya diam, sesekali menguap sambil menggaruk seluruh tubuhnya yang tiba-tiba saja gatal. Dari situ dia baru sadar, jika masih memakai celana khusus operasi. Entah di mana bajunya. Setelahnya, memori tentang semalam langsung berputar seperti film yang dipercepat 2x, hingga hanya butuh beberapa menit baginya untuk mengingat bagaimana dia bertelanjang dada seperti ini dan berada di rumah Yolan.

Saga mengambil nafas panjang sambil meremas rambutnya kuat-kuat. Yolan tertawa seperti mengerti.

"Udah ingat kejadian semalam?" Yolan mendekati Saga dan duduk di sampingnya sambil memangku Miiko yang gendut. Tangannya tak berhenti bergerak mengelus Miiko. Kejadian semalam yang Yolan maksud tentu berbeda jauh dengan kejadian semalam yang Saga pikirkan sekarang.

"Lisa pasti marah banget sama gue," gumamnya dan terlihat sangat menyesal. Saga yakin dia sudah melecehkan Lisa dan pasti wanita itu sangat membencinya sekarang.

"Memangnya Lo ngapain sama Lisa sampai dia marah? Jangan-jangan..." Yolan yang baru sampai tadi pagi jam 5 subuh kaget ketika mendapati mereka berdua tengah tidur sambil berpelukan di sofa. Dia heran bagaimana Saga bisa sampai di apartemennya sementara tadi malam dia mabuk berat dan membuat kekacauan bersama Marco di rumah sakit. "... Lo berdua... Having sex on my couch?! Sialan Lo berdua!" Hanya ini yang bisa Yolan simpulkan. Tangannya bergerak cepat 
memukul Saga menggunakan bantal sofa yang ada dalam jangkauannya. Miiko yang takut dengan kemurkaan sang pemilik, memilih kabur dan minum dari water bowl bergambar kucing gendut seperti dirinya. Saga hanya diam sambil memasang tangan di depan wajahnya. Dia sendiri juga masih bimbang, apakah benar dia having sex atau hanya sekedar "bermain".

Yang Saga bisa pastikan adalah mereka bercumbu di atas meja makan, kemudian berlanjut di atas sofa dengan  begitu  lembut, basah, hangat dan nyaman hingga membuatnya ketiduran. Saga pun tak lupa bahwa dia telah menyatakan perasaannya. Namun dia tidak ingat apa jawaban Lisa saat itu. Entah wanita itu menerima perasaannya atau tidak. Rasanya dia tidak bisa bertemu Lisa untuk beberapa saat.

Are We Getting Married Yet?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang