56

272K 16.6K 1K
                                    

Sengaja kasih challenge biar aku bisa santai-santai ternyata nggak bisa 😂😂😂

Author POV

Lampu sudah dipadamkan tiga puluh menit yang lalu. Suasana kamar yang temaram, suhu sejuk, bed yang empuk, dan badan yang letih seharusnya telah berhasil membawa Lisa ke alam mimpi. Nyatanya, dia masih terjaga, dengan posisi memunggungi Saga. Pun, pria itu juga membelakangi Lisa.

Jantungnya berdegup keras, apalagi ketika merasakan kasurnya bergerak karena Saga, detak jantungnya semakin menjadi-jadi. Dia merutuki keputusan bodohnya memilih tidur seranjang dengan Saga. Sekarang dia yang merasakan deritanya karena tidak berani bergerak sama sekali.

Lisa mulai merasa pegal karena terus bertahan pada satu posisi. Ketika dirasanya aman, dia memutuskan untuk berbalik, merubah posisinya menghadap pada punggung Saga.

Ternyata, Saga juga ikut merubah posisinya hampir bersamaan, sehingga mereka saling berhadapan.

"Kamu belum tidur?" Tukas Lisa terkejut, karena mengira Saga sudah terlelap sejak tadi.

"Kamu juga?" Saga bertanya balik.

"Iya. Aku nggak tahu kenapa belum bisa tidur," jawab Lisa setengah berbisik.

"Apa saya terlalu banyak bergerak sampai kamu nggak bisa tidur?" Lisa menggeleng lalu tersenyum. Diluar dugaannya, tangan Saga terjulur dan merapikan helaian rambut yang menutupi wajahnya.

"Mungkin... Karena ini pertama kali kita seranjang lagi setelah aku keluar dari rumah. Jujur, aku agak gugup" sorot mata Lisa menampakkan kesedihan, kemudian menyesal mengungkapkan perasaanya karena kenyataannya Lisa yang meminta untuk tidur bersama.

"Masih ingat pertama kali kita satu ranjang?" Tukas Saga mencairkan suasana ketika menangkap ekspresi Lisa berubah lain.

"Masih," jawab Lisa bersemangat. "Waktu di Sumba, kan?"

"Iya. Saya masih ingat, baru kembali ke kamar larut dan kamu belum tidur dan kamu mengizinkan saya untuk tidur sama kamu di dalam,"

"Aku kasihan aja muka kamu bentol-bentol karena nyamuk," Lisa terkikik pelan. "Aku jadi ingat, kamu marah sama aku waktu itu makanya kamu sengaja pulang malam,"

Kening Saga berkerut mencoba mengingat."Yang mana? Saya nggak ingat pernah marah sama kamu?"

Lisa sedikit gemas ketika Saga yang marah, malah pria itu yang melupakan. Lisa memajukan tubuhnya mendekat pada Saga karena begitu antusias untuk bercerita tanpa dia sadari jika jarak antara mereka mulai menipis.

"Iiihhh, masak nggak ingat? Mulai dari makan siang kamu nggak ngajak aku ngomong dan langsung pamit pergi ke laut. Aku juga nggak tahu salah ngomong apa, tapi kamu nyebelin banget! Aku nunggu kamu, eh, kamu pulangnya malam banget!"

"Sumpah, saya nggak ingat Lisa" Saga masih bersikeras untuk mengingat. " Saya hanya ingat kita satu ranjang dan kamu minta dipeluk sambil tidur,"

Lisa berteriak geli dan memukul lengan Saga refleks "Aku nggak pernah gitu!" Serunya kesal.

"Kamu pura-pura lupa? Nggak apa-apa kalau kamu nggak mau jujur," ejek Saga dan tersenyum dibuat-buat.

"Aku nggak pernah gitu!" Sungut Lisa.

"Iya, kamu nggak pernah gitu. Saya yang salah ingat," Saga menahan tawanya dan memilih mengalah. "Kalau misal ada waktu, apa kamu mau ke Sumba lagi?"

"Tentu. Aku mau banget. Aku pengen ketemu Wira, dan keluarganya," jawab Lisa antusias.

"Tapi ada syaratnya," Saga mengatupkan tangannya, menyelipkan di bawah pipinya menatap lurus pada Lisa.

"Apa?"

Are We Getting Married Yet?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang