02

393K 25.5K 1.6K
                                    

Lalisa POV

"Ney dokter obgyn siapa hari ini yang tugas di poli?" Tanya Yolan pada wanita berseragam putih yang duduk diluar ruangan dokter. Kami bertiga-aku, Rere dan Yolan- sedang berada di ruang tunggu poli kandungan. Begitu selesai rapat aku segera tancap gas ke rumah sakit dan mencari Yolan. Reaksi Yolan saat kuberitahu Rere hamil? Biasa saja. Karena dia berpikir kemungkinan besar hal itu bisa terjadi karena Rere dan Joe tinggal bersama cepat atau lambat. Iya aku juga tahu suatu saat bisa terjadi! Tapikan mereka belum menikah, belum mapan, belum-ah sudahlah. Intinya Joe harus bertanggung jawab!

"Dokter Saga Bu dokter." Jawab perawat tersebut.

"Kalo gitu Ney habis ini teman saya ya."

"Tapi Bu dokter-"

"Udah tenang aja Ney nanti saya yang handle. Cuman Saga doang," ujar Yolan dan tersenyum manis mencoba mengambil hati Ney. Perawat itu hanya mengangguk pasrah. Yolan segera berbalik pada kami dan mengacungkan jempolnya.

"Setelah ini dokter Yolan langsung masuk aja."

"Sip Ney thank you ya."

Yolan kembali duduk bersama kami
"Setelah ini loe Re."

"Gimana kalo gue benaran hamil ya? Apa gue bisa jadi ibu yang baik kayak nyokap gue?" Ujar Rere dan menerawang.

"Kan belom dicoba jadi gak tahu," jawab Yolan. "Yang paling penting kita tes aja dulu. Temen gue yang jaga di dalam jadi kita semua bisa masuk. Eh loe gak sibuk hari ini Bu GM?"

Yolan memecah lamunanku "hah? Nggak begitu sibuk gue."

"Kenapa lagi ngelamun loe?" Yolan seperti tahu apa yang dipikiranku.

"Nggak ada Lan." Jawabku.

"Nanti aja kita bahas setelah selesai pemeriksaan." Begitulah Yolan. Dia harus mendapatkan apa yang dia mau. Aku cuman mengangguk.

"Bu dokter sudah bisa masuk," seru si perawat dan membukakan pintu. Kami bertiga pun segera masuk ke ruangan dengan Yolan memimpin.

"Hola amigos," sapa Yolan mulai nggak jelas. Aku yang berada paling belakang segera menutup pintu. Dokter itu baru saja selesai mencuci tangan. Dia menatap pada kami dengan kening sedikit berkerut.

"Kamu kok disini? Emang poli anak gak ada pasien?" Oh aku lupa bilang ya kalo Yolan ini dokter anak? Spesialis khusus tumbuh kembang.

"Kabur bentar. Gue lagi urgent Ga. Tolong periksa temen gue dia hamil apa nggak."

Dokter yang namanya Saga itu menatap kami bergantian.

"Semuanya hamil?" Tanyanya menunjuk aku dan Rere bergantian.

"Nggak Saga hanya Rere aja," Yolan menunjuk Rere yang duduk ditengah-tengah kami.

"Lalu anda? Anda kenapa masuk juga?" Saga menatapku.

"Dia teman gue juga. Udah dong langsung periksa aja Ga." Yolan menjawab. Padahal aku tadi sudah buka mulut.

"Ya sudah langsung naik ke bed aja." Perintah Saga. Rere pun mulai diperiksa. Aku mencermati Saga dengan teliti. Dia begitu serius memeriksa Rere. Bahkan meminta izin untuk memegang perut Rere. Sopan sekali. Bulu matanya lentik, bibirnya agak merah berarti dia bukan perokok. Kulitnya bersih, cendrung kuning. Hidungnya mancung dan proporsional. Tingginya mungkin sekitar 180an cm. Rambutnya hitam legam disisir rapi dan klimis. Kadang tercium aroma buah-buahan dari rambutnya. Dan yang buat dia semakin keren adalah jas putihnya.

"Cakep ya Saga?" Bisik Yolan mengakhiri acaraku mengamati si dokter. Kami berdua masih duduk di depan meja si dokter, namun menghadap ke bed dimana Rere sedang di periksa.

Are We Getting Married Yet?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang