PREVIEW 2

191K 11.2K 377
                                    

Haiiii
Sorry bukan update ✌️✌️✌️
Aku cuma mau berterima kasih banget kepada para pembaca setia AWGMY dari awal maupun yang baru  baca karena sekarang cerita abal-abal ini udah mencapai 500K 🎉🎊🎆🎆

Nggak nyangka aja bisa sampai di titik ini 😭😭😭

Semua berkat teman2 yang selalu mendukung dan memberi semangat supaya aku tetap bisa nulis. Semoga bisa aku tamatkan cerita ini secepatnya.

Dan maaf karena aku belum bisa update dalam waktu dekat, aku bakalan kasih preview untuk part selanjutnya. Happy reading ❤️❤️❤️

***

Author POV

"Minum dulu," Saga meletakkan secangkir teh jasmine panas di depan Lisa yang tengah tertunduk. Wanita itu cepat-cepat menyeka sisa air matanya dan mengangkat wajahnya menatap Saga yang sudah duduk berhadapan dengannya.

"Terima kasih," lirihnya dan menyesap sedikit teh tersebut yang bisa membuatnya sedikit tenang. Kantin di tengah malam tidak terlalu ramai, hanya ada sepasang suami istri di pojok ruangan yang tengah menikmati nasi goreng sepiring berdua, serta Saga dan Lisa yang masih saja diam.

"Yolan pasti baik-baik saja," ucap Saga pelan mencoba menenangkan.

"Iya," Lisa mengangguk dan tersenyum samar. Suasana kembali hening, dan membuatnya keduanya semakin canggung. Lisa mempercepat minumnya agar bisa pergi dari sini sesegera mungkin. Sial, teh miliknya terlalu panas, sehingga dia harus berduaan bersama Saga lebih lama.

"Kamu mau makan?" Tawar Saga karena kehabisan ide untuk memulai obrolan. Mereka seperti dua orang asing yang baru pertama kali bertemu. Bingung, kikuk, merasa tidak nyaman satu sama lain.

"Nggak apa-apa, aku udah makan tadi. Kamu udah makan?"

Saga mengangguk "Iya, saya juga sudah makan,"

Mereka sama-sama terdiam. Saga tertunduk meminum kopinya, sementara otaknya terus berpikir memikirkan topik pembicaraan. Ini sungguh aneh, pikir Lisa. Mereka akan bercerai, di mana seharusnya dia tidak boleh bertemu dengan Saga, apalagi berduaan seperti ini.

"Maafkan Marco," suara Saga terdengar memohon. "Dia sedang mabuk, dan tidak bermaksud menyakiti Yolan. Dia hanya ingin bicara, karena Yolan terus menghindarinya,"

"Aku tahu. Tapi tetap saja dia sudah membahayakan Yolan dan janinnya," tangan Lisa terlihat mengepal, menahan emosi. Kebencian Lisa terhadap Marco semakin menjadi.

"Marco pasti akan merasa sangat bersalah setelah dia sadar. Jadi, jangan benci dia. Dia hanya sedang kehilangan, karena Yolan tiba-tiba memutuskan menjauh, seperti tidak memberinya kesempatan sama sekali untuk menebus kesalahannya belasan tahun lalu. Marco sangat mencintai Yolan,"

Lisa mendesah, kemudian menunduk. Benar kata Saga. Marco tidak sadar sudah menyakiti Yolan. Bagaimanapun, janin di perut Yolan terjadi karena sumbangan sperma sialan Marco.

"Aku balik ya? Kasian Rere jaga Yolan sendirian," Lisa berdiri membiarkan teh nya yang masih bersisa banyak. Rasanya sudah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Lisa berjalan tanpa mendengar jawaban Saga.

Saat dia melewati pintu, seruan Saga yang memanggil namanya masih terdengar jelas.

"Lisa," panggil Saga dan membuat Lisa mematung di tempatnya. Dia berbalik, dan mendapati Saga telah berjalan ke arahnya, kemudian berhenti tepat di depannya.

"Ada apa?" Tanya Lisa bingung.

"Saya tidak mau kita bercerai," ucap Saga lantang.

"Maksudnya?" Lisa masih saja bingung meski mengerti apa yang dikatakan Saga. Pria itu tidak ingin bercerai.

"Saya nggak mau berpisah sama kamu," Saga mengambil satu langkah lebih dekat. "Saya nggak bisa membayangkan hidup tanpa kamu,"

Dada Lisa berdesir hangat, jantungnya berdegup kencang. Ada apa dengan pria ini? Kemarin, dia begitu cepat mengiyakan kata cerai dari Lisa. Apa otaknya korslet karena kopi yang diminumnya? Mungkin dia keracunan kafein, pikir Lisa.

"Saya nggak mau cerai sama kamu. Saya ingin kita terus hidup bersama, sampai masa di mana kamu yang dipanggil ibu oleh anak-anak saya,"

Mata Lisa membulat tak percaya. Pria ini semakin melantur.

"Tapi aku udah-"

"Saya tidak akan menandatangani surat cerai itu sampai kapan pun," Saga semakin dekat, hingga kedua ujung sepatu mereka saling bersentuhan. Tangan Saga meraih tengkuk Lisa yang masih terhipnotis, sehingga diam saja saat Saga menyentuhnya.

"Saya, sayang sama kamu," bisik Saga dan mengulum bibir Lisa dengan lembut. "Be my wife forever," lirih Saga, lalu kembali melumat bibir Lisa sambil memeluk Lisa sangat erat.

TBC
***

Eng-ing-eng! Ditunggu ya part selanjutnya 😍😍😍


Are We Getting Married Yet?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang