Tan mendudukan dirinya di ranjang setelah selesai mandi. Ia sudah berpakaian lengkap meski sempat menangis di kamar mandi menahan sakit karena memaksakan tangan kanannya untuk bergerak. Ia berusaha memakai bajunya sendiri karena ia tak mau menyiksa Jaehwan lagi.
"Mas Jaehwan."
"Hm?"
"Aku kira mas tidur."
"Aku menunggumu, sayang."
Mengetahui Jaehwan menunggunya membuat Tan merinding, mengingat tadi dirinya telah membangunkan sesuatu milik Jaehwan yang tentunya berbahaya bagi dirinya.
"M-mas."
"Hm?"
"Maaf."
Jaehwan hanya mengernyit bingung, mengapa tunangannya ini minta maaf?
"Untuk?"
"Y-yang tadi."
"Tak apa, sayang. Kemarilah." ucap Jaehwan sambil menepuk sisi ranjang sebelahnya.
Tan menuruti perintah tunangannya itu. Menaikki ranjang dan kemudian berbaring sambil memeluk Jaehwan.
"Sayang."
"Hm?"
"Ayo menikah."
Tan hanya terdiam sejenak. Rasanya baru kemarin Jaehwan menanyakan hal yang sama pada dirinya. Bukannya pria itu berjanji akan menunggunya lulus kuliah? Ataukah dirinya yang terlalu egois karena membiarkan Jaehwan menunggu terlalu lama di saat usia dan semua yang ada pada dirinya tentu terlampau mapan untuk menikah?
Tan menghela nafas dan menjawab pertanyaan Jaehwan.
"Hm. Ayo mas, ayo kita nikah. Kita hidup bersama, bangun keluarga bersama, melewati semuanya bersama."
Jaehwan mendengar jawaban Tan merasa senang bagaikan mendapatkan jackpot yang paling berharga pemberian Tuhan, namun hatinya bingung, bukankah Tan masih ingin kuliah?
"Kau serius menerima permintaanku untuk menikah? K-kuliahmu?"
"Aku serius, mas. Masalah kuliah, aku serahkan sama Mas Jaehwan, kalau mas ingin aku di rumah aja, aku akan meninggalkan kuliahku untuk mas. Dan kalau mas mengizinkan aku kuliah, aku kembali kuliah. Aku akan menuruti apapun perintah suamiku. Aku juga nggal bisa egois melakukan semuanya dibawah permintaan dan keinginanku, maaf selama ini aku egois menolak ajakan mas menikah hanya karena aku ingin kuliah." ucap Tan tegas namun lembut.
Jaehwan tersenyum tulus dan memeluk tubuh indah Tan lebih erat. Jaehwan mencium puncak kepala Tan, pipi, hidung, dan bibir Tan bertubi-tubi.
"Terimakasih, sayang. Terimakasih." ucap Jaehwan tulus.
"Trus urusan pernikahannya gimana, mas?"
"Aku sudah mempersiapkan semuanya sayang. Kau tinggal memilih gaun dan cincin pernikahan kita."
"Sungguh? Kapan mas mempersiapkan semua itu?"
"Sejak kita bertunangan."
"Benarkah?"
Tan terkejut mendengar penuturan Jaehwan, apakah benar selama ini ia terlalu egois membiarkan Jaehwan menunggunya?
"Maaf, mas. Aku terlalu egois. "
"Tidak, sayang. Kau tidak egois. Sekarang tidurlah."
Cup
Jaehwan mencium bibir Tan lembut.
"Aku sayang sama mas."
"Love you more."
.
Jaehwan terbangun dengan tak mendapati calon istrinya di sampingnya. Jaehwan panik setengah mati.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Posessive Jaehwan
Fiksi PenggemarPosesif dan mesum, itulah Kim Jaehwan. Started : 22 Januari 2018 Finished : 9 Agustus 2018