"Aku mendengar dari karyawanmu, katanya kau selingkuh. Benarkah? Kau sungguh-sungguh menduakan gadis baik sepertinya?! DIMANA OTAKMU JAEHWAN?! KAU MENYELINGKUHINYA HANYA DEMI JALANG?"
Ayah Jaehwan marah besar, begitu juga dengan Hyuna. Sedangkan Ibu Jaehwan lebih memilih mengkhawatirkan Tan daripada mengurusi Jaehwan.
"Nayeon hanya menginginkan hartamu saja, kak!"
"AKU TAU AKU SALAH! AKU TERGODA! AKU MEMANG SALAH! AKU BODOHH!" rancau Jaehwan sambil menendang dinding rumah sakit.
BUGH
Ayah Jaehwan memukul pelipis Jaehwan.
"Kau tergoda hanya karena dia mau sex denganmu. Kim Jaehwan, apa kau semurah itu mau dengan wanita jalang yang kau baru kenal langsung berhubungan badan? Dan parahnya lagi kau meninggalkan gadis baik yang sudah kau milikki. Pergi dari sini, pergi temui jalangmu."
"Sabarlah sedikit, ayah. Tenanglah." ucap Hyuna.
"Tidak akan, ayah. Tidak akan aku pergi meninggalkan Tan sendirian disini." lirih Jaehwan.
"Tidak usah sok memperhatikan Tan, ada ibu, ayah dan Hyuna disini, kami tidak akan meninggalkannya seperti kau meninggalkannya, Jaehwan." ucap ayah Jaehwan.
"Ibu malu mempunyai anak sepertimu, Kim Jaehwan. Batalkan saja pernikahanmu dengan Tan, ibu akan mencarikan Tan pria yang lebih baik darimu." ucap Ibu Jaehwan.
"Jangan seperti itu, ibu, ayah. Aku tidak akan membatalkan pernikahanku dengan Tan."
Disisi lain, Tan yang sedang bermimpi berada di dalam taman yang indah, menemukan sebuah pintu. Tan membuka pintu itu dan ia keluar dari kamar inapnya sendiri. Ia melihat Jaehwan sedang terduduk dengan mata sembab dan masih sesenggukan.
"Mas Jaehwan?"
Jaehwan hanya terdiam dan terus menangis.
"Mas gapapa kan?"
"Pipi mas kenapa? Pasti sakit."
Tan mengelus pipi Jaehwan.
"Mas? Kok kita di rumah sakit sih? Siapa yang sakit?"
Jaehwan masih tetap terdiam.
"Mas?"
"Tuan Kim Jaehwan?"
Jaehwan mendonggakkan kepalanya dan berdiri di hadapan dokter.
"Maaf, kami belum bisa menemukan donor jantung untuk Tan. Donor jantung memang sulit ditemukan, sekali lagi maaf."
"Baiklah, dokter."
Jaehwan kembali menangis sesenggukan dan masuk ke kamar rawat inap Tan.
Tan mengikuti langkah kaki Jaehwan. Betapa terkejutnya Tan saat melihat dirinya sedang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit dengan berbagai macam alat medis yang dipasangkan di tubuhnya. Air mata Tan seketika menetes.
"J-jadi?"
Pantas saja Jaehwan tak menanggapi apa-apa saat Tan memanggil namanya, bahkan saat Tan menyentuh pipi Jaehwan pun tak dihiraukan, karena Jaehwan tak bisa melihatnya.
"Sayang, aku datang lagi. Kau pasti bosan, melihatku setiap hari.-
-Bangunlah. Kau tak lelah tidur terus? Atau kau tertidur karena tak mau melihatku?"
Jaehwan menangis sambil mengenggam tangan Tan dengan erat.
"Sudah dua bulan, sayang. Dua bulan kau tertidur. Belum cukupkah dua bulan menyiksaku? Aku rindu pelukanmu, rindu saat kau mengisi tenagaku, rindu ketika kau mau mendengarkan ocehanku, rindu semuanya denganmu. "
"D-dua bulan?" ucap Tan tak percaya.
"Apa ini karma untukku karena aku selingkuh darimu selama dua bulan? Tapi karma ini juga menyiksamu, kau pasti kesakitan kan? Mana yang sakit sayang? Hm?"
Tan hanya bisa menangis mendengar seluruh perkataan Jaehwan.
"Bangunlah, dan bilang bagian mana yang sakit. Maaf aku belum bisa menemukan pengganti jantungmu. Apa harus aku beri jantungku agar kau tetap hidup?"
"J-jangan mas. Jangann." ucap Tan.
"Aku menyakitimu. Aku mengabaikanmu. Pasti kau kesepian selama aku menduakanmu. Maafkan aku-
-Kau pasti tak sudi memaafkanku."
"Ya, kau pasti tak mau memaafkanku-
-Aku sangat bodoh, aku menduakanmu hanya demi jalang yang menginginkan hartaku."
"Sayang, bangunlahh. Bilang padaku mana yang sakit. "
"Kim Jaehwan, keluar." ucap seorang wanita tepat setelah suara pintu terbuka.
Tan mendongak ke arah pintu kamar inap yang terbuka, ibu Jaehwan.
"Sebentar lagi, ibu. Kumohon." lirih Jaehwan sambil tetap menggenggam erat tangan Tan.
"Keluar sekarang, Kim Jaehwan."
"Ibu, tapi-"
"Keluar atau kau tak akan ku izinkan masuk ke kamar Tan lagi?"
Jaehwan hanya menghela nafas dan mencium tangan, kedua pipi, kening, dan bibir Tan lalu keluar dari kamar inap Tan setelah berbisik "Aku pergi dulu, sayang. Hanya sebentar."
Ibu Jaehwan mendekat ke arah dimana Tan terbaring lemah, dan duduk di kursi yang tadinya ditempati oleh Jaehwan.
"Hai, sayang. Bagaimana kabarmu? Sudah lebih baik?"
Lagi-lagi Tan hanya mendengarkan perkataan orang yang sedang berbicara dengan raganya.
"Apa rasa sakitmu sudah berkurang? Atau masih sama? Ibu mendengar dari dokter, kata dokter kau belum mendapat donor jantung. Kau harus kuat sayang."
"Hidupmu masih panjang. Ibu tau, kau pasti rindu dengan mendiang kedua orangtuamu, tapi belum saatnya sayang. Belum saatnya kau pergi menyusul mereka."
"Kau tau, Jaehwan sangat terpuruk karena kondisimu. Dia menyesal dengan perbuatannya. Apa saat kau bangun nanti kau akan memaafkannya?"
"Tak apa jika kau belum bisa menerima maafnya, atau mungkin kau tak kembali bersama Jaehwan, kau tetaplah anakku."
"Bangunlah sayang. Hm? Ayo buat kue bersama, ayo belanja bersama lagi. Ibu rindu mendengar ceritamu tentang teman-temanmu, tentang Jaehwan yang sedang cemburu, tentang kuliahmu."
Ibu Jaehwan terdiam dan menangis, merasa tak kuat untuk melanjutkan perkataannya.
"Ibu, sangat menyayangimu. Kau sudah kuanggap anakku sendiri. Saat aku tau Jaehwan menyakitimu, rasanya aku sangat merasa bersalah padamu. "
"Maafkan ibu, sayang. Maafkan ibu."
"Kau mau kan memaafkan ibu? Hm?"
Ceklek
Kembali terdengar suara pintu terbuka.
"Ibu."
"Ibu, ayo kita makan dulu. Ibu belum makan dari kemarin."
Hyuna berusaha membujuk ibunya untuk makan, namun jawaban dari ibunya tetap sama.
"Pasti Tan kelaparan dua bulan tidak makan. Ibu mau menunggu Tan saja, Hyuna."
"Ibu, jika Tan tau ibu seperti ini, Tan pasti akan marah pada ibu. Ayo makan, bu."
Hyuna menggandeng tangan ibunya untuk pergi dari ruang inap Tan.
"Lee Tan." suara berat memanggilnya.
Tan menengok ke belakang dan ia melihat sosok dengan jubah hitam.
"Siapa kamu?"
"Kau anak yang baik, berbahagialah." ucap sosok hitam pada Tan.
"AAAAAAA!"
Tubuh Tan terasa seperti didorong dengan keras, rasanya sangat sakit hingga Tan tak sadarkan diri.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Posessive Jaehwan
Fiksi PenggemarPosesif dan mesum, itulah Kim Jaehwan. Started : 22 Januari 2018 Finished : 9 Agustus 2018