01

32.2K 1.7K 54
                                    

Kau tau satu hal yang paling aku takutkan? Itu adalah kehilanganmu, Lee Tan, tunanganku yang sangat ingin aku nikahi, sangat aku cintai, sangat aku sayangi, dan sangat ingin aku lindungi di pelukanku.

Katakan aku posesif, sangat.

Aku tak suka melihat gadisku disentuh orang lain. Jangankan sentuh, saat aku jalan-jalan dengannya dan ada pria yang meliriknya, aku sangat ingin mencolok mata pria itu.

Aku tak pernah mengizinkannya berangkat dan pulang kuliah sendirian, aku juga tak mengizinkannya pergi sendirian atau dengan teman pria nya. Aku lebih memilih meninggalkan meeting berjuta dollar ku demi menemaninya makan tteokboki di pinggir jalan kesukaannya.

Kadang Tan mengeluh pada ibuku mengenai betapa posesifnya aku. Aku masih ingat saat ia berhambur dalam pelukan ibuku dan mengatakan "Ibu, anakmu marah padaku karena aku berangkat kuliah naik ojek online. Aku harus bagaimana, Bu? Apa aku harus menciumnya agar ia tidak marah lagi?" itu pertanyaan polosnya saat ia masih 18 tahun, ia sangat polos waktu itu, ibuku hanya tersenyum sembari mengelus rambut indah milik Tan dan mengatakan "Kau memang gadis yang tepat untuk Jaehwan."

Dan katakan juga bahwa aku pedofil, atau apalah yang sejenis dengan itu. Bertunangan dengan gadis berumur 19 tahun saat usiaku 30 tahun. Rasanya aku ingin langsung menikahinya, namun ia menolak dan mengatakan bahwa mendiang kedua orang tuanya ingin ia kuliah.

Saat aku berpacaran dengannya, ia baru 18 tahun, berawal saat aku dan Tan bertemu di supermarket saat aku sedang berbelanja dengan ibuku. Aku tak sengaja menyenggol tangannya yang sedang fracture, berakhir dengan aku menemani dia check up karena sakitnya tak hilang.

Dia sangat imut saat menangis waktu itu, dan sejak saat itulah muncul rasa ingin melindunginya dari dalam hatiku. Dan sampai sekarang. Awalnya ia tak semanja ini padaku. Namun sejak kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tuanya membuat dia menjadi sangat bergantung padaku, dan aku memutuskan untuk bertunangan dengannya saat ia berumur 19 tahun. Dia berubah jadi dewasa, namun tetap sangat menggemaskan.

Dan katakan lagi bahwa aku sangat mesum.

Aku tak berbohong saat aku mengatakan aku mesum hanya saat bersama dengan Tan. Entahlah. Menurutku, ia sangat menggoda, apa lagi saat malam tiba. Rasanya ingin sekali aku menyeretnya ke kamar dan bergelut, berbagi kenikmatan berdua.

Saat malam itu, ia menginap di rumahku karena hujan deras dan angin saat ia akan pulang setelah membuat kue dengan ibuku. Karena rumahku tak memiliki kamar tamu, jadi ibuku menyuruh Tan untuk tidur denganku.

Awalnya aku senang karena bisa memeluknya dan menciumnya saat ia tertidur. Tapi aku malah jadi bernafsu karena ia memakai kemejaku. Meskipun itu kebesaran di tubuhnya, tapi ia malah terlihat menggoda ditambah ia tak memakai dalaman apapun karena ia menjatuhkan dalamannya di kamar mandi. Dan dengan polosnya ia langsung memelukku saat ia sampai di ranjang tanpa peduli apa yang aku rasakan.

Naluri lelaki. Aku tau ini berbahaya tapi aku malah memandangi tubuh indahnya dan aku melihat dadanya yang hampir menyembul keluar karena ia tak memasangkan kancingnya dengan baik. Mereka terlihat indah dan besar, terlihat dengan jelas bahwa Tan merawat kedua dadanya dengan baik.

Huh.

Sungguh sangat melelahkan menahan nafsu seperti ini. Akan aku pastikan saat aku dan Tan menikah nanti, aku akan menyerangnya kapanpun dan dimanapun aku mau.

"Sayaaaang!"

Suara yang selalu ingin aku dengar kini terdengar saat aku sedang lelah dengan proposal dan laporan menyebalkan ini.

Aku berdiri dari kursiku dan menghampirinya, ia langsung memelukku erat. Sungguh, menghilangkan lelahku.

"Kenapa tidak bilang mau kesini? Hm?" ucapku.

My Posessive JaehwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang