15

16.6K 869 6
                                        

Semakin hari, Jaehwan semakin bingung dengan tingkah istrinya yang sangat sensitif, Tan menangis dengan keras hanya karena melihat kucing berjalan pincang di jalan, Tan juga sering jengkel karena hal yang sepele.

"Sayang, aku pulang!"

"Mas Jae!" sambut Tan dengan riang dan memeluk Jaehwan.

"Besok kau wisuda kan?"

"Iya! Mas Jae dateng ya!"

"Pasti sayang, aku sudah mengabari ibu dan ayahku juga. Ahh, Hyuna juga akan datang."

"Ahh pasti seru jika orang tuaku juga datang kesana." ucap Tan lirih.

"Sayang, jangan seperti ini, hm?"

"Aku sayang Mas Jaehwan." ucap Tan lalu mencium bibir Jaehwan.

Saat Tan akan menjauhkan bibirnya, Jaehwan menahan tengkuknya dan ia mulai melumat bibir Tan. Namun ada yang berbeda kali ini, Tan terus memukul dada Jaehwan dan meronta. Jaehwan terpaksa melepas ciuman mereka. Tan langsung menutupi mulutnya dengan tangan kanannya.

"Kau kenapa sayang?"

Tan hanya diam tak menjawab pertanyaan Jaehwan, belum ada satu menit Jaehwan bertanya, Tan langsung berlari menuju kamar mandi disusul suara khas orang muntah.

Jaehwan berlari menyusul Tan, Jaehwan sangat khawatir, apa selama ini ia terlalu sibuk bekerja hingga ia tak tau bahwa Tan sedang sakit? Apa selama ini ia telah mengabaikan istrinya sendiri?

"Kau tak apa? Hm?" ucap Jaehwan sambil membantu memijit tengkuk Tan untuk menuntaskan apa yang ingin dikeluarkan Tan. Jaehwan melihat Tan hanya mengeluarkan cairan bening saja, ia semakin khawatir.

"Sejak kapan kau mual seperti ini sayang? Hm?"

"Seminggu yang lalu."

"Kenapa kau tak bilang padaku? Hm?"

"Maaf."

Tan kembali memuntahkan cairan beningnya.

"Sudah?"

Tan hanya mengangguk lalu Jaehwan menggendong Tan menuju kamar untuk mengambil mantel miliknya dan milik Tan tak lupa memakaikannya pada Tan.

"Ayo kita ke rumah sakit sekarang sayang. Aku khawatir dengan kondisi kesehatanmu."

Tan tak dapat menolak, hanya pasrah saat Jaehwan menggendongnya menuju mobil.

Sesampainya di rumah sakit, Tan bersandar pada bahu Jaehwan saat menunggu giliran.

"Nyonya Kim Tan."

"Ayo sayang, kau kuat berjalan sendiri kan?"

Tan hanya mengangguk lemas.

"Selamat malam, tuan, nyonya."

"Selamat malam."

"Apa keluhannya?"

"Istriku mual sejak seminggu yang lalu."

"Aku tidak selera makan, dok. Rasanya mual." ucap Tan.

Jaehwan mendengar penuturan Tan semakin merasa bersalah. Ia merasa tak becus menjadi suami karena ia tak memperhatikan istrinya.

"Mari saya periksa dulu."

Tan menurut dengan ucapan dokter, Jaehwan tak melepaskan genggamannya sedikitpun saat dokter sedang memeriksa Tan.

"Selamat tuan, nyonya, kalian akan menjadi orang tua."

Tan meremas tangan Jaehwan saking terkejutnya. Jaehwan pun tak kalah kagetnya.

My Posessive JaehwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang