"Jangan menangis terus, kak. Tan hanya ingin istirahat sebentar, pasti Tan akan bangun. Kak Jae makan dulu, udah dua hari kakak nggak makan." ucap Hyuna khawatir.
Jaehwan tak merespon seluruh ucapan dari keluarganya, ia hanya terus menangis sambil menggenggam erat tangan Tan seolah memegangi Tan agar tak pergi jauh darinya.
"Kak-"
"Biarkan saja, Hyuna." potong seorang pria yang baru saja masuk ke dalam ruang inap Tan.
"Biarkan saja Jaehwan tak makan, agar ia tau seberapa sakit yang Tan rasakan."
Park Woojin, kakak sepupu yang paling dekat dengan Tan. Sepulang dari LA ia langsung disambut dengan kabar sepupu kesayangannya diselingkuhi dan sekarang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Sungguh, Woojin tak habis pikir mengapa ia sama sekali tak mengetahui hal ini.
Woojin mendekati Jaehwan dan menarik Jaehwan untuk berdiri menghadap padanya. Woojin tak membuang waktu langsung memukul wajah Jaehwan bertubi-tubi,
"Kak Woojin udah kak! Udah!"
Dengan nafas memburu dan wajah memerah menahan amarah, Woojin berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan pukulannya.
"Kau bajingan! Apa salah Tan?! Apa salahnya?! Kenapa kau melakukan ini pada Tan, Kim Jaehwan?! Jawab!" bentak Woojin.
"Aku khilaf." lirih Jaehwan.
Woojin yang mendengar ucapan Jaehwan langsung melemas dan duduk di kursi yang berada pada bagian samping ranjang Tan dan menangis sambil menggenggam tangan Tan.
"Setelah Tan sadar, aku akan membawanya ke LA. Ia akan melanjutkan kuliahnya disana dan akan ku carikan pria yang lebih pantas daripada kau."
"Tidak. Dia akan tetap disini dan menikah denganku."
"Dan kau pikir aku akan membiarkan Tan jatuh ke lubang yang sama? Tidak akan, Kim Jaehwan."
Jaehwan berlutut dan meraih kaki Woojin.
"Park Woojin, kumohon. Biarkan aku menjaganya. Biarkan aku menebus kesalahanku padanya." ucap Jaehwan.
"Kau bisa menebus kesalahanmu dengan tak memunculkan wajahmu dihadapannya."
"Kumohon, Park Woojin." ucap Jaehwan sambil menangis sesenggukan.
"M-mamaa, Tan mau mama, mau ikut mamaa.."
Woojin langsung menggenggam tangan Tan erat setelah mendengar suara lirih Tan, begitu juga dengan Jaehwan yang langsung bangkit menuju samping ranjang Tan yang kosong dan menggenggam tangan Tan tak kalah erat.
"Paah, Tan kangeen. Mau sama papahh, Tan sakitt disini.."
"Maa, sakitt.. Mamaa, sakit maa.."
"Tan, ini kakak. Sini sama kak Woojin aja. Mama sama papah kan udah tenang. Mana yang sakit?" bisik Woojin tepat di telinga Tan.
"Sakitt.. Mamaa.. "
Jaehwan yang mendengar rintihan gadisnya hanya menangis, rasanya tak sanggup mendengarkannya lagi, tapi ia tak mungkin meninggalkan Tan. Jaehwan hanya bisa berdoa sambil bergumam,
"Kau kuat, sayang. Kau pasti kuat."
"Maaa-MAMAAA!"
Tan terbangun dari tidurnya dengan wajah kaget.
"Tan?" Panggil Woojin.
"Kak? Tan mau ikut mama, kak." tangis Tan.
Woojin segera memeluk adik sepupunya itu dan menenangkannya.
"Disini ada kak Woojin, kakak akan terus temenin kamu. Mama dan papah kamu udah tenang, sayang. " ucap Woojin.
Tan hanya terdiam sambil menangis di pelukan Woojin. Sedangkan Jaehwan hanya diam memperhatikan kakak beradik itu dalam hati, Jaehwan juga sedang menenangkan dirinya,
"Ini bukan saatnya untuk cemburu, Kim Jaehwan." ucapnya dalam hati.
"Kak Ujin, Tan laper." ucap Tan tiba-tiba.
"Mau makan apa? Biar Jaehwan yang belikan untukmu."
"Mau makan tteokboki." pinta Tan.
"Emangnya dibolehin sama dokter?"
"Gatau."
"Biar aku panggilkan dokter." ucap Jaehwan.
"Aku disini, Kim." ucap dokter Park yang tiba-tiba muncul di ruang inap Tan.
"Bagaimana perasaanmu? Apa ada bagian yang sakit?" tanya dokter Park pada Tan.
"Tadi waktu baru bangun, disini cenut-cenut, dok. Tapi sekarang udah mendingan." Ucap Tan sambil memegangi bagian jantungnya.
"Jadi jantungmu sakit lagi?" ucap Dokter Park lalu mendekat pada Tan untuk memeriksa denyutnya.
"Waktu kemarin Tan tidur, rasanya jantung Tan sakit banget kaya mau copot, terus ketemu mama sama papah." ucap Tan polos.
"Jangan khawatir, jantungmu hanya butuh pemulihan, jangan berpikir banyak dan terlalu keras, jangan melakukan hal berat. Oke?" ucap dokter Park.
"Kalo makan tteokbokki boleh ngga, dok?" tanya Tan.
"Kau boleh makan apapun, nona cantik." ucap dokter Park yang langsung dihadiahi tatapan tajam milik Kim Jaehwan.
"Lain kali kalau kau merasa sakit walaupun sedikit, langsung bilang pada orang sekitarmu dan panggil aku, oke?"
Tan hanya mengangguk setelah dokter Park berbicara padanya. Dokter Park segera pergi dari ruangan Tan.
"Mas Jaehwan, sini peluk." ucap Tan sambil merentangkan tangannya ke arah Jaehwan.
Jaehwan mendekat tanpa ragu dan memeluk gadis kesayangannya. Woojin menatap tajam Jaehwan, dan yang ditatap tak peduli, seolah tak ada Woojin sekarang ini.
"Mau pulang, mas." pinta Tan dengan wajah imut yang sengaja Tan pasang agar Jaehwan mau menuruti keinginannya untuk pulang.
"Tunggu besok, oke?" ucap Jaehwan lalu mengecup bibir Tan.
Tan hanya mengangguk dan menatap Woojin.
"Kangen kak Woojin." ucap Tan lalu memeluk kakak kesayangannya.
"Hm. Kakak juga kangen sama kamu. Ikut kakak ke LA yuk? Biar kakak bisa jagain kamu."
"Tan mau sama Mas Jaehwan aja." tolak Tan.
"Tapi Jaehwan menyakitimu, sayang." Ucap Woojin.
"Mas Jaehwan cuma lagi tersesat mas. Sekarang kan udah balik lagi." ucap Tan dengan yakin.
"Ya ya ya. Awas saja kalau kau menyakitinya lagi Kim Jaehwan." ucap Woojin tajam.
"Ya sudah, kakak mau rapat sebentar lagi, kakak tinggal ya? Nanti malam kakak kesini mau dibawain apa?" tanya Woojin sambil memakai jas kerjanya.
"Mau tteokboki." ucap Tan dengan riang.
"Oke sayang." ucap Woojin lalu mencium kedua pipi adiknya itu.
Sedangkan Kim Jaehwan hanya bisa menenangkan dirinya yang kepanasan karena ulah Woojin mencium Tan dengan santai dihadapannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Posessive Jaehwan
Hayran KurguPosesif dan mesum, itulah Kim Jaehwan. Started : 22 Januari 2018 Finished : 9 Agustus 2018