13

18.2K 863 20
                                    

Jaehwan memperhatikan gerak-gerik Tan dengan bingung, sedari tadi istrinya bergerak dengan gelisah dan lebih banyak diam, padahal saat baru sampai di Disney Land, Tan sangat cerewet karena kekagumannya dengan Disney Land.

"Sayang, kau kenapa? Hm?" tanya Jaehwan memberhentikan langkah mereka berdua.

"Ke mobil yuk mas."

"Kenapa sayang? Kita baru sampai."

"A-anu.."

"Apa?"

"B-bra aku lepas.." lirih Tan lalu menunduk malu.

Jaehwan ingin tertawa rasanya, namun ia tak tega melihat wajah merah Tan.

"Ayo."

Jaehwan menggandeng tangan Tan dan berjalan menuju mobil.

"Pakein ya mas." ucap Tan setelah mereka masuk ke dalam mobil.

"Hm."

Tan membelakangi Jaehwan.

"Lepas bajumu, sayang."

"Malu mas, gini aja."

Jaehwan hanya menghela nafas dan menuruti perintah istrinya. Namun, sudah 15 menit Jaehwan belum berhasil memasangkan kaitan bra milik Tan.

"Ini sulit sayang. Aku tak bisa melihatnya."

"Yaudah deh."

Tan mengalah, memilih untuk membuka hoodie dan kaos yang ia pakai hingga kini ia telanjang dada di depan Jaehwan.

"Pantas saja dari tadi aku tak bisa memasangnya, kaitannya rusak sayangku." ucap Jaehwan lalu mengecup bahu polos istrinya.

Jaehwan memeluk perut istrinya dari belakang.

"Aku tambah gendut ya mas? Aku ngrasa bra aku jadi kecil semua." ucap Tan sedih.

"Tidak sayang, kau tidak bertambah gemuk, hanya saja-"

Jaehwan menggantungkan ucapannya, dan tangan nakalnya menangkup kedua buah dada istrinya dari belakang.

"-ini yang bertambah besar sayang."

Jaehwan meremas pelan payudara istrinya dan memilin puting yang menggoda itu. Tan hampir saja terbuai dengan sentuhan Jaehwan.

"Mas Jaehwan, mas itu nafsuan mulu, inget dong kemaren aku digempur mulu, berapa kali coba? hari ini istirahat yaa, aku capek mas, sungguh."

"Hmmm. Berapa kali ya, aku tak menghitung berapa kali aku memasukan milikku sayang."

Salahkan milik Tan yang tetap sempit seperti pertama kali meski berkali-kali aku masuki, pikir Jaehwan.

"Mas nggak liat aku susah jalan? Perih, sayang. Aku juga capek desah mulu. Hari ini istirahat dulu yaa." tutur Tan polos.

"Iya iya sayangku. Usahaku membuahkan hasil juga. "

"Maksud mas?"

"Benda ini sayang, bertambah besar, artinya service ku memuaskan." ucap Jaehwan sambil memainkan payudara besar Tan.

"Mas, ayo cari toko pakaian, aku masih pengen ke disney land."

"Cari hotel aja yuk, mas pengen nih."

"Gatau ah mas!"

"Sekarang aku tau caranya membuatmu berhenti marah padaku."

"Apa?"

"Memasukkan milikku ke milikmu. Awalnya kau marah, namun pada akhirnya 'ahh, lebih dalam Jaehh, nghh, cepat Jaeehh' aku sangat suka panggilanmu ketika kita sedang bercinta."

Tan mendengar ucapan Jaehwan hanya menunduk malu dengan wajah memerah. Tan kembali memasang hoodie nya tanpa menggunakan bra.

"Ayo mas, cari toko pakaian."

"Kau yakin keluar dengan seperti itu sayang?"

Tan mengangguk.

"Jangan sampai tanganmu lepas dari genggamanku."

"Iyaaa sayaaang."

Setelah membeli beberapa bra dan lingerie untuk Tan, mereka kembali bermain dan menikmati waktu mereka berdua. Saat senja tiba, mereka kembali ke hotel menggunakan mobil yang Jaehwan beli untuk dipakai selama bulan madunya disini.

"Sayang." panggil Jaehwan.

"Hm?"

"Kau serius untuk memberikan orang tuaku cucu setelah kau lulus kuliah tiga bulan lagi?"

"Kalau aku serius emang kenapa mas?"

"Tak apa sayang. Aku malah senang jika memang kau serius, tapi kau masih muda, kau baru 21, gadis lain seusiamu saat ini pasti sedang bersenang-senang menikmati hidup, aku tak mau kau malah terbebani dengan harus hamil dan mengurus anak, sayang."

Tan paham dengan perasaan Jaehwan. Dalam hati, ia senang karena Jaehwan sangat memikirkan kebahagiaannya. Tan memeluk Jaehwan yang sedang berdiri menghadapnya.

"Mas pengin punya anak kan?"

"Sejujurnya, aku memang ingin punya anak, namun jika kau berniat menunda mungkin sampai umurmu 23 atau 25, aku tak masalah sayang."

"Aku egois banget kalau memang harus nunggu sampai selama itu, mas. Nggak usah tunda-tundaan, kita terima aja kapan dikasihnya sama Tuhan, mas. Bisa aja aku bentar lagi hamil, kan mas nggak pernah pake pengaman."

"Makasih, sayang. Dan maaf."

"Maaf buat apa?"

"Aku pasti membebanimu karena pernikahan ini."

"Enggak, Mas Jaehwanku. Aku bahagia nikah sama mas. Bahagia banget malah. Mas jangan pernah pergi dari aku, aku akan buat mas nggak pernah tersesat lagi. Yuk, sekarang tidur."

"Mm, sayang, aku mau bicara satu hal lagi."

"Apa mas?"

"Sepertinya, besok kita tak bisa ke Dubai, lusa aku ada meeting bersama klien dari Hong Kong. Kalau kau masih ingin ke Dubai, kita bisa melanjutkan perjalanan kita setelah aku meeting sayang, maafkan aku." ucap Jaehwan dengan raut khawatir.

"Mas, mas turutin keinginan aku ke Disney Land California aja aku seneng banget, kemarin kita juga udah ke Maldives, semua ini udah lebih dari cukup, sayangku. Kita nggak usah ke Dubai." ucap Tan dilanjut kecupan singkat di pipi Jaehwan.

"Makasih, sayang."

"Hm. Ayo tidur mas, aku capek banget."

"Ayo."

Tadinya Jaehwan ingin mengajak Tan kembali bergelut cinta di atas ranjang, namun melihat wajah lelah Tan, Jaehwan jadi tak tega, apalagi Jaehwan tak bisa hanya sekali memasuki miliknya.

"Tidur yang lelap, sayang." ucap Jaehwan lalu mencium seluruh wajah Tan.

Tan tak menjawab, ia hanya mengeratkan pelukannya pada tubuh Jaehwan.

My Posessive JaehwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang