Special Chapter Jaehwan's Birthday (2)

7.9K 379 25
                                    

"A-ayaah, Jaeno deg-degan," rengek Jaeno pada sang ayah yang tengah menemaninya bersiap.

"Jaeno, percaya sama ayah, kamu bisa, anak ayah dan mama hebat! Tak usah grogi, tinggal lepaskan saja suaramu seperti yang ayah ajarkan, oke?"

Jaeno mengangguk lalu memeluk mamanya saat Tan baru saja kembali dari toilet.

"Jaeno, jangan grogi, jangan lupa baca doa, oke? Mama sama ayah mau balik ke tempat duduk penonton lagi, Jaeno pasti bisa," ucap Tan lalu mencium puncak kepala Jaeno, disusul oleh Jaehwan yang melakukan hal yang sama.

Jaehwan dan Tan berjalan menuju kursi penonton dan duduk di kursi paling depan, kursi khusus wali murid. Mereka tersenyum bangga mendengar suara merdu anaknya, ditambah standing applause dari para penonton usai Jaeno bernyanyi.

Tan amat senang Jaeno dapat bernyanyi dengan baik, ia juga bahagia melihat Jaehwan yang sedari tadi terus tersenyum bangga pada Jaeno. Tentu saja pria itu bangga karena anaknya telah mewarisi suara emas miliknya.

Jaeno terlihat grogi saat ia harus melakukan speech usai dinyatakan sebagai siswa dengan penampilan terbaik hari ini. Dengan susah payah memegang microfon dan piala di kedua tangan mungilnya, Jaeno menghela napas untuk menghilangkan rasa gugupnya dan mulai berbicara.

"Hmm, Jaeno seneng banget bisa jadi yang terbaik. Jaeno sayang mama! A-ayahh, walau ayah galak, tapi Jaeno sayang sama ayah, makasih ayah mama," ucap Jaeno yang dibalas gelak tawa bangga dari para wali murid.

Jaehwan terkekeh mendengar ucapan anak tunggalnya lalu bertepuk tangan bersama dengan para orang tua lainnya. Ia mengajak keluarga kecilnya untuk makan di restoran sepulang dari pertunjukan Jaeno.

"Sayang, aku pengen makan steak yang kita makan waktu ultah Jaeno," rengek Tan pada suaminya.

"Iyaa ayo,"

"Ayah, ini pialanya buat ayahh," pekik Jaeno dalam gendongan Jaehwan.

"Kenapa untuk ayah? Itu kan kerja kerasnya Jaeno,"

"Soalnya kan besok ayah ulang tahun,"

"Memangnya besok ayah ulang tahun?" tanya Jaehwan dengan polos.

"Besok kan tanggal dua tujuh Mei, sayang," jawab Tan.

"Ohiya, aku lupa," ringis Jaehwan.

"Ayahh! Mau kesituu.." rengek Jaeno sembari menunjuk toko mainan favoritnya.

Jaehwan menengok pada istrinya meminta persetujuan dan menuruti keinginan Jaeno usai Tan mengangguk, "Sayang," panggil Tan.

"Hm?"

"Kamu mau kado apa?"

"Aku tidak butuh kado, aku bisa beli semua yang aku mau, sayang,"

"Bener nih?"

"Iya,"

"Tapi kalo aku kasih kado nanti terima yaa,"

"Iyaa," ucap Jaehwan lalu mencuri waktu untuk mencium istrinya di dalam toko.

Jaehwan tertawa senang melihat wajah kesal istrinya karena dicium di depan umum, ia lalu menghampiri putranya yang tengah sibuk berantusias dengan berbagai mainan di sekelilingnya.

***

"

Ayaahh!" pekik Jaeno sembari menciumi pipi tembam ayahnya yang masih terlelap.

"Ayahh, selamat ulang tahuun," ucap Jaeno.

Jaehwan membawa Jaeno dalam pelukannya, "Makasih sayang,"

"Ayah! Jaeno mau kado! Jaeno mau mainan yang kaya punya Om Ujin, yang kaya robot itu, yahh,"

Jaehwan tertawa pelan mendengar permintaan anaknya, "Iya nanti ayah beliin ya,"

"Yeeyyy! Jaeno sayang ayahh!"

Jaeno memeluk ayahnya lagi, ia juga tak lupa untuk mencium pipi yang mirip dengannya.

Tan masuk ke kamar saat JaeJae-nya tengah tertawa bersama, ia tersenyum lebar melihat dua kesayangannya terlihat bahagia.

"Mama, kue-nya udah jadi?" tanya Jaeno saat melihat ibunya di depan pintu, "Udah sayang, Jaeno mau coba?"

Jaeno mengangguk senang, "Mau, ma!"

"Minta sama nenek ya, turun tangganya hati-hati,"

"Oke ma!"

"Ibu datang?"

"Iya, ayah juga, ada Hyuna Hyunseung juga,"

Tan mendekati Jaehwan yang masih terduduk di atas ranjang usai Jaeno berlari menuju dapur, "Selamat ulang tahun ya, sayang," ucap Tan sembari memeluk suaminya.

"Nih, kado buat kamu," Tan memberikan kotak kecil berwarna coklat yang telah ia sembunyikan di balik tubuhnya.

"Apa?"

"Buka aja," ucap Tan tersenyum jail.

"I-ini? Beneran?" tanya Jaehwan terbata-bata saat ia melihat isi dari kotak tersebut.

Tan mengangguk dan dengan pasrah menerima hujaman ciuman Jaehwan di wajahnya, "Makasih sayaang, makasihh, makasihhh,"

"Iyaa,"

Jaehwan mengelus perut istrinya dengan lembut, "Baik-baik di perut mama ya, sayang,"

👶👶👶

My Posessive JaehwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang