03

24K 1.2K 12
                                        

"Kakak sakit?" tanya seorang anak laki-laki yang sangat menggemaskan saat Tan dan Jaehwan sedang duduk santai di bangku taman.

"Nggak, kakak nggakpapa, sayang." jawab Tan.

"Benarkah?"

"Iya sayang." ucap Tan yang dibalas senyuman imut anak laki-laki tadi.

"Jangan genit padanya. Jangan memanggilnya sayang." ucap Jae.

"Mas Jaehwann, masa iya kamu cemburu sama anak kecil sih?"

"Mau kecil atau berumur, tetap saja dia pria." jawab Jae ketus.

"Om kok marah? Kakak kan nggak nakal." sahut Minguk.

"Nggak, Om nggak marah sayang. Yuk main sama kakak." ucap Tan sambil beranjak dari duduknya dan bermain bersama Minguk di tengah taman.

Jaehwan yang sedari tadi terus mengamati Tan hanya tersenyum. Hatinya merasa sangat bahagia. Melihat Tan bermain bersama anak kecil membuatnya ingin cepat-cepat memiliki anak dengan Tan.

"Huaaaa! Kakakkk-- Mansee nakaall."

"Uuhh. Jangan nangis sayaang cup cup cup."

Jaehwan terus memandangi Tan yang sedang menenangkan Minguk di gendongannya sambil membayangkan saat Tan sudah menjadi istrinya dan menggendong anak hasil cintanya bersama Tan.

"Manse ayo minta maaf sama Minguk. " ucap Tan lembut.

"Minguk, Manse minta maaf ya tadi rebut mainan kamu." tutur Manse tulus.

Minguk tak menjawab dan tetap setia dengan pelukannya di tubuh Tan. Tunggu, pelukan? Ohh. Jangan tanyakan bagaimana keadaan hati Kim Jaehwan yang sangat pencemburu itu. Dia sudah terbakar sekarang, padahal cuaca sedang tidak terik.

"Minguk ayo maafin Manse, kan Manse udah minta maaf. " ucap Daehan, saudara kembar mereka yang paling tua.

Minguk hanya mengangguk imut dalam pelukan Tan. Minguk yang tak mau melepas pelukannya membuat Tan membawa Minguk untuk duduk di samping Jaehwan.

"Huhhh. Rasanya aku tak pernah dipeluk dan dimanjakan seperti Minguk." ucap Jaehwan sambil mengipas-ngipaskan tangannya.

Tan menghadapkan dirinya ke arah Jaehwan dan mengecup bibir Jaehwan singkat.

"Mau lagi." ucap Jaehwan berusaha mengimut-imutkan dirinya.

Cup

Cup

Cup

Tiga kecupan di bibir yang berurutan dari Tan membuat Jaehwan merasa sedikit tenang. Ya, hanya sedikit.

"Minguk, ayo sini sama ibu."

Seorang wanita paruh baya mendekati bangku Tan dan Jaehwan.

"Nggak mau. Minguk mau sama kakak."ucap Minguk.

"Sayang, kasian suami kakaknya dong pengen sama kakak. Hm?"

"Betul itu." sahut Jaehwan.

"Ihh mas!"

"Nanti kakak mau main lagi sama Minguk kan?"

"Iya pasti, sayang." ucap Tan sambil mengelus punggung Minguk pelan.

"Nona, terimakasih sudah menemani anak-anakku bermain dan mengganggu waktumu bersama suamimu."

"Ahh. Tak apa, aku suka anak kecil. Dan mereka tak mengganggu aku dan tunanganku sama sekali." jawab Tan pada ibu Minguk.

"Kalian baru bertunangan?"

"Iya. Doakan kami, Bi. "

"Tentu, kalian terlihat sangat serasi. Baiklah. Kami pulang duluan, nona."

My Posessive JaehwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang