"Tante, ini wortelnya mau dipotong panjang atau dadu?"
"Potong panjang ya Tan, habis itu kamu duduk aja disana, jangan bantuin lagi, kamu kan lagi hamil," ucap Tante Yeonwoo, ibu dari Kim Doyoung, sepupu Jaehwan yang akan menikah besok pagi.
"Nggakpapa kok tante," ucap Tan.
"Kalau capek langsung berhenti aja ya, jangan sampe sakit loh," ucap Tante Roa.
"Iya tante,"
Tan hendak melanjutkan kegiatan memotongnya sebelum suara bocah laki-laki yang imut nan menggemaskan menginterupsinya.
"TANTE TAAAN!"
"Ehh, ponakan tante, sini-sini," ucap Tan lalu memangku Siwoo, anak dari Kim Jisoo, sepupu Jaehwan.
"Tante tante tante, Ciwoo mau colat," tutur Siwoo.
"Coklat?"
Siwoo mengangguk lucu.
"Tapi nda boleh cama Om Jae, kata om gigi Ciwoo nanti lusak,"
"Iya nanti gigi Siwoo rusak kalo banyak makan coklat,"
"Aaaaang tantee, catuuu ajah, Ciwo mau mamam catuu ajah," rengek Siwoo sembari beraegyo.
"Kan nggak boleh sama om," ucap Tan sembari menciumi pipi tembam Siwoo dengan gemas.
"Cinii tantee, cinii, Om Jae nakal tanteee," rengek Siwoo sembari menarik-narik tangan Tan agar ia bangun dan mengikutinya.
Tan bangun dan mengikuti Siwoo keluar dapur. Dalam hati, para tante yang ada di dapur merasa lega karena Siwoo berhasil membawa menantu kesayangan keluarga Kim pergi dari dapur, bukan apa-apa, mereka hanya tak mau Tan kelelahan dan berpengaruh pada janinnya.
"Sayang, kau duduk saja jangan bantu apapun, hm?" ucap Jaehwan.
Jaehwan mengelus pipi Tan lalu mencium bibirnya.
"Ih Om nda boleh cium! Tante Tan puna Ciwoo!" omel Siwoo.
"Sembarangan, Tante Tan punya Om Jae!" ucap Jaehwan sembari memeluk Tan dari samping untuk meledek keponakan yang paling nakal menurut Jaehwan.
Siwoo sangat menyukai Tan, ia bahkan tak pernah bermain dengan sepupu-sepupunya jika ada Tan, ia akan terus menempel pada Tan kemanapun Tan pergi, itu sebabnya Jaehwan menyebut Siwoo nakal, menurut Jaehwan, Siwoo telah merebut istri cantiknya meski Siwoo baru berusia 4 tahun.
"Aaang puna Ciwoo," rengek Siwo lalu ia ikut memeluk kaki Tan.
"Punya Om Jae!" ucap Jaehwan dan menarik Tan menjauh dari Siwoo.
Tangis Siwoo pecah sesaat setelah Jaehwan menjulurkan lidahnya pada Siwoo.
"Punaa Ciwoo! HUHUHUUU HUAAA TANTEE, OM NAKAAL HUHUU,"
"Ih, kamu tuh ngalah sama anak kecil gitu loh, mas. Malah diledek, jadi nangis kan anak orang," omel Tan.
Tan menggendong Siwoo lalu duduk di sofa untuk menenangkannya. Jaehwan ikut tenang karena istrinya itu akhirnya mau duduk juga setelah dari pagi ia terus membantu persiapan pernikahan sepupunya itu.
"Siwoo sayang nggak boleh nangis, ponakan tante yang paling ganteng masa nangis?" ucap Tan sambil memeluk Siwoo dan mengelus punggung kecil keponakannya itu.
Tangis Siwoo berhenti, hanya tersisa isakan kecil menggemaskan. Tan melepas pelukan Siwoo dan mengusap mata Siwoo yang basah karena air mata. Tangisan Siwoo kembali pecah ketika Jaehwan duduk di sofa yang sama dengan Tan, dia memeluk Tan dengan erat seakan takut pada om nya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Posessive Jaehwan
FanfictionPosesif dan mesum, itulah Kim Jaehwan. Started : 22 Januari 2018 Finished : 9 Agustus 2018