Special Chapter Jaehwan Birthday

9.7K 604 33
                                    

"Sayang, selamat ulang tahun," bisik Tan di telinga Jaehwan.

Jaehwan hanya melenguh lalu mengeratkan pelukannya di pinggang Tan.

"Suamiku, selamat ulang tahun," bisik Tan.

Jaehwan hanya mengusel di dada Tan merasa terusik dari tidurnya. Sedangkan Tan merasa senang bisa mengusili suaminya yang menggemaskan saat tertidur ini.

"Mas Jae, selamat ulang tahun," bisik Tan lalu mencium bibir Jaehwan.

Jaehwan membuka matanya perlahan. Ia langsung disambut oleh senyuman hangat istrinya.

"Selamat pagi, suamiku."

Tan menciumi wajah Jaehwan, terutama pipi bulat Jaehwan yang sangat enak saat dicium, empuk.

"Kau tau kan aku tak suka dibangunkan saat hari libur, sayang." ucap Jaehwan dengan suara parau khas seseorang yang baru bangun tidur.

"Aku tahu, maaf."

Jaehwan tersenyum mendengar permintaan maaf tulus istrinya.

"Tak apa."

Jaehwan kembali mengusel di dada Tan.

"Mas Jae udah tua ya ternyata, udah 32 tahun," ucap Tan sembari merapikan rambut Jaehwan.

Jaehwan mengangguk, Jaehwan masih mengantuk karena ini masih pagi, dan hari ini ia libur. Ia ingin sekali berduaan sambil berpelukan di ranjang dengan Tan seperti ini sepanjang hari.

"Kau masih cinta denganku kan?" lirih Jaehwan.

"Kok tanya nya gitu?"

"Aku tak bisa memungkiri bahwa mulai timbul keriput di wajahku, dan juga berat badanku semakin bertambah, aku pasti tambah jelek, iya kan?"

Tan tertawa geli melihat Jaehwan yang mengerucutkan bibirnya, ia jadi teringat Minguk, bocah yang bermain dengannya saat di taman.

"Aku malah senang Mas Jae tambah gendut, tandanya Mas Jae bahagia hidup sama aku, dan juga artinya aku mengurus Mas Jae dengan baik walau aku masih banyak kekurangan, aku nggak masalah Mas Jae punya keriput atau tidak, banyak keriput pun aku nggak masalah, bagiku Mas Jae suamiku ini tetap tampan dan yang paling tampan setelah papahku,"

Jaehwan mengecup bibir Tan lalu mengeratkan pelukannya lagi dan lagi, ia terlalu nyaman dengan tubuh istrinya, ia merasa candu ingin terus berada di dekat istri cantiknya itu.

"Kau sudah mengurusku dengan sangat baik, sayang. Sampai aku ingin selalu di rumah rasanya,"

"Daripada Mas Jae selalu di rumah, lebih baik Mas Jae ke kantor, jadi ada saat dimana aku kangen Mas Jae atau Mas Jae kangen aku, ada banyak saat menyenangkan di kantor Mas Jae,"

"Saat kau minta putus juga di kantorku kan?"

Tan tertawa kecil mengingat kejadian itu, sambil mengangguk mengiyakan.

"Terimakasih sudah menerimaku apa adanya, aku yang tak lagi muda, aku yang punya banyak kekurangan, aku yang terlalu mengekangmu dan melarangmu ini itu, terimakasih, sayangku, terimakasih,"

"Iya sayaang-"

"-Tapi mas, kalau di hari ulang tahun Mas Jae aku malah minta cerai gimana?" lanjut Tan.

"Aaaaaaaa jangaaan, memangnya aku salaahh apaaa?" rengek Jaehwan.

"Aku kan bilang kalau, bukan beneran, sayaang."

Tan mengecup bibir Jaehwan gemas.

"Mas Jae mau minta hadiah apa? Biasanya Mas Jae selalu minta hadiah,"

Jaehwan mengendurkan pelukannya lalu terdiam berpikir. Di hari ulang tahun ke-30 nya, Jaehwan meminta hadiah cium di bibir dari Tan, ulang tahun ke-31 nya, ia meminta Tan untuk bersedia bertunangan dengannya, di ulang tahun ke-32 nya sekarang ini, Jaehwan merasa hidupnya telah lengkap, ia merasa sudah sangat bahagia sekarang.

"Aku hanya ingin kau terus mencintai dan menyayangiku sampai ajal memisahkan kita, jangan pernah meninggalkanku satu senti pun, jangan berpaling dariku satu detik pun, aku tak bisa tanpamu, aku hanya ingin kau berada di sisiku sampai akhir nanti," ucap Jaehwan tulus.

Tan mengangguk pasti sembari menatap mata Jaehwan.

"Aku nggak akan ninggalin, Mas Jae. Aku akan selalu di samping Mas Jae kapanpun, dimanapun, dan bagaimanapun keadaan Mas Jae,"

"Terimakasih, sayang. Terimakasih,"

Jaehwan hendak memeluk Tan kembali sebelum Tan menahan tubuh Jaehwan.

"Selamat ulang tahun, suamiku sayang. Maaf aku nggak siapin hadiah apapun buat Mas Jae," ucap Tan lalu mengecup bibir Jaehwan berkali-kali.

"Aku tak memerlukan hadiah, yang penting aku bisa melewati ulang tahun bersamamu saja aku sudah senang,"

Jaehwan tersenyum lalu memeluk Tan dengan erat.

"Sayang," bisik Jaehwan.

"Kenapa, mas?"

"Bagaimana kalau hadiahnyaa.." Jaehwan memindahkan tubuhnya ke atas tubuh Tan lalu menyeringai.

"Aaah Mas Jae memangnya yang semalam masih kuraaang?"

"Ini berbeda, sayang. Ini khusus ulang tahunku,"

Tan hanya bisa mendesah pasrah dengan seluruh sentuhan Jaehwan di tubuhnya.

My Posessive JaehwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang