34

9.6K 559 40
                                        

"Anak mama ganteng bangett,"

"Kaya siapa sih ini pipinyaa? Hm? Kaya ayah yaa,"

Tan menciumi pipi Jaeno dengan lembut, ia gemas dengan pipi anaknya yang sama persis seperti Jaehwan.

"Mas, sini gendong Jaeno," ucap Tan memanggil Jaehwan yang sedari tadi hanya tersenyum sembari memandang Tan bermonolog dengan Jaeno, Jaehwan sangat bahagia melihat dua orang yang sangat ia cintai kini tengah berada di hadapannya. Dalam hati, Jaehwan berjanji pada dirinya sendiri untuk melindungi keluarga kecilnya, ia akan melakukan apapun untuk membuat mereka bahagia.

Jaehwan mendekat dan menciumi puncak kepala Tan, tak lupa ia juga menciumi pipi Jaeno dengan lembut.

"Mas gendong Jaeno yaa,"

"Tidak, aku takut menyakiti Jaeno, aku tidak bisa, sayang."

"Bisa, mas. Sini deketan,"

Jaehwan mendekat pada Tan, "S-sayang, aku takut dia jatuh, sungguh," ucap Jaehwan gugup saat bayinya kini tengah berada dalam gendongannya.

Tan hanya tertawa kecil melihat ekspresi suaminya, menggemaskan, ia seperti melihat bayi yang sedang menggendong bayi saat ini.

"Liat deh, Jaeno ketawa digendong kamu, mas," ucap Tan.

"Jaeno, ini ayaah," ucap Jaehwan lalu mencium pipi anaknya, rasa gugupnya menguap saat melihat Jaeno menyunggingkan bibirnya, tersenyum seakan mengatakan bahwa ia nyaman dalam dekapan Jaehwan.

"Sayang, dia menatapku," ucap Jaehwan sumringah.

"Dia belum bisa liat, mas."

"Ohh begitu ya," bibir Jaehwan yang tadinya tersenyum kini menjadi datar menggambarkan raut kecewa.

"Sabar sayang, bentar lagi kok,"

Jaehwan mengangguk lalu menciumi pipi tembam warisannya.

"Jaenoo, Jaeno sayaang,"

Rasa panik Jaehwan kembali datang saat Jaeno melengkungkan bibirnya ke bawah dan mulai terisak pelan, "S-sayang, aku harus apa?" ucap Jaehwan.

"Sini mas,"

Jaehwan menyerahkan bayinya untuk Tan gendong. Tan mulai membuka kancing depan bajunya, bersiap untuk menyusui Jaeno, "Minum susu yang banyak, ya sayang. Biar cepat besar, nanti ayah ajari main bola," ucap Jaehwan.

Tan memandang Jaehwan seolah meremehkan kemampuan suaminya ini, "Kenapa?" tanya Jaehwan.

"Emangnya mas bisa main bola?"

"Dulu aku itu striker saat masih muda, asal kau tahu," ucap Jaehwan menyombongkan diri.

"Tanyakan saja pada Daniel, aku ini dulunya atlet sepak bola," ucap Jaehwan saat ia melihat Tan yang kini tengah memasang wajah tak percaya dengan ucapan Jaehwan.

"Iyaa, aku percaya kok, mas. Ibu pernah nunjukin aku foto mas lagi pegang piala, pake jersey kuning, imut banget, Mas Jae ganteng waktu dulu, kurus. Hehe,"

"Iya aku tau sekarang aku tidak kurus lagi,"

"Tapi aku lebih suka Mas Jae yang sekarang, lucu,"

"Benarkah?" tanya Jaehwan sumringah.

Tan mengangguk, "Aku cinta sama mas nggak mandang fisik apalagi harta, aku cinta sama apa adanya Mas Jaehwan," ucap Tan sembari mengancing kembali bajunya usai Jaeno terlelap dalam gendongannya.

Jaehwan memeluk Tan dan Jaeno bersamaan, "Terus bersamaku ya, jangan tinggalkan aku,"

"Iya sayang, mas juga jangan ninggalin aku kalo nanti aku jadi jelek, kalo aku cuma pake daster, Mas Jae tetep sayang sama aku kan?" ucap Tan.

Jaehwan tertawa kecil menggenggam tangan wanita yang sangat ia cintai.

"Tentu tidak, sayang. Aku malah suka kalau kau pakai daster, terlihat semakin seksi." ucap Jaehwan menyeringai.

"Iya deh iyaa, Mas Jae kan emang nggak pernah bener kalo diajak ngomong, pasti ujungnya mesum,"

Jaehwan kembali tertawa kecil sembari menciumi pipi istrinya.

"Sayang," panggil Jaehwan.

"Hm?"

"Masih sakit?"

"Apanya?" tanya Tan bingung.

"Yang tadi, pasti sakit sekali kan mengeluarkan bayi kita?"

"Sakitnya udah ilang kok waktu liat bayi kita dan liat kamu senyum bahagia kaya tadi," ucap Tan.

Jaehwan melepaskan pelukannya lalu mengecup bibir Tan.

"Trimakasih sudah membuatku menjadi ayah,"

"Trimakasih telah bertahan untukku dan anak kita, terimakasih sayang, terimakasih," ucap Jaehwan tulus.

"Makasih juga udah dampingin aku disana, udah kasih aku kekuatan saat aku ngrasa udah nggak sanggup lagi nahan sakit," ucap Tan

"Kau selalu mendampingiku selama ini, aku juga harus menemanimu apalagi disaat seperti tadi, saat kau berjuang susah payah demi kebahagiaanku," ucap Jaehwan.

"Kau membuatku bahagia lebih dari apapun, sayang. Aku tersadar kalau selama ini usahaku membahagiakanmu belum ada apa-apanya,"

"Jangan ngomong gitu sayang, intinya aku bahagia bisa mendampingi hidup Mas Jae, aku sayang sama Mas Jae," ucap Tan.

"Rasa sayang dan cintaku itu lebih dari perasaanmu padaku, sayang."

Tan tersenyum tulus.

"Apapun yang terjadi, kita hadapi bersama, jangan pernah berhenti untuk saling mencintai, ayo bangun keluarga kita bersama, sayang . Berjanji padaku untuk tak meninggalkanku ya?" ucap Jaehwan.

"Iya sayang, aku janji."

End

Hwhwhwww accu ga bisa bikin ending, maap kalo ga puas sama endingnyaaahh, bonus chapter comingsoon yaa, dan juga flashback masih adaa💕

Maaf kalo kalian nggak suka sama jalan ceritanyaa dan endingnyaa, atau kalian pernah tersinggung kata2 di ff ini accu minta maapp hwhww

Follow2an yukkz @pasya_lee

Kelyan bisa request mau bonchap apa disinii🐛

My Posessive JaehwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang