"Ibu, aku tidak mau makan sayur. Aku maunya makan ramen." rajuk Tan dengan wajah mengerucut hendak menangis lalu ia pergi ke taman belakang rumah orang tua Jaehwan meninggalkan Ibu mertuanya yang masih berdiri kebingungan di dapur.
Ibu Jaehwan tak mengetahui mengapa menantunya tidak menurut padanya, tak seperti biasanya.
"Tan sedang hamil, bu." ucap Jaehwan berusaha menjawab raut wajah bingung ibunya.
"Benarkah?!" tanya Ibu Jaehwan dengan mata berbinar.
"Iya, bu. Dia sangat sensitif akhir-akhir ini, aku saja sampai takut padanya."
"Ahh. Akan kubuatkan masakan kesukaannya. Jaehwan, maafkan ibu, ibu harus membatalkan memasak makanan kesukaanmu karena menantu ibu lebih penting." ucap Ibu Jaehwan dengan senyum lebar lalu betjalan menuju kulkas dan melanjutkan memasaknya.
"Yayayaa, ibu kan memang lebih sayang dengan Tan daripada aku." jawab Jaehwan.
Di sisi lain, Kim Tan yang sedang menikmati pemandangan taman belakang rumah mertuanya yang penuh bunga merasa bersalah karena ia telah merajuk pada ibu Jaehwan dan meninggalkan ibu Jaehwan dengan tidak sopan seperti itu. Saat ia hendak berbalik, sepasang tangan melingkar di pinggangnya dan pundaknya terasa berat karena menjadi tempat bersandar dagu suaminya.
"Kenapa di luar? Nanti kau masuk angin." ucap Jaehwan selembut mungkin agar ia tak memancing emosi istrinya.
"Mas Jae."
"Hm?"
Tan membalikan tubuhnya dan memeluk Jaehwan.
"Ada apa sayang?"
"Aku merasa bersalah, tadi aku marah-marah pada ibu karena ibu menyuruhku makan sayur, aku tak ingin makan sayur."
"Aku tau, sayang. Minta maaflah pada ibu, ibu pasti akan memaafkan menantu kesayangannya yang sedang hamil ini." ucap Jaehwan sembari mengelus perut Tan.
Tan menurut perintah Jaehwan, ia berlari hendak menghampiri ibu Jaehwan di dapur.
"Kim Tan, jangan lari-lari!" teriak Jaehwan.
"Iyaa, maaf!" jawab Tan.
Tan lupa bahwa ia sedang hamil, padahal saat dalam pelukan Jaehwan tadi, suaminya itu mengelus perutnya dan mengatakan bahwa ia sedang hamil.
Sesampainya di dapur, Tan langsung memeluk ibu mertuanya yang sedang sibuk memasak. Ibu Jaehwan tentu terkejut dengan pelukan tiba-tiba dari menantunya itu.
"Ibu.." lirih Tan.
"Ada apa sayang? Kau menginginkan sesuatu?"
"Aku minta maaf ibu, aku merajuk pada ibu, padahal maksud ibu baik untuk menyuruhku memakan sayur. Maafkan aku, bu." ucap Tan dengan mata berkaca-kaca.
"Hei. Jangan menangis. Ibu tak apa, sungguh. Ibu memaklumi kondisimu yang sedang hamil muda. Sudah sana kau istirahat saja di kamar, nanti ibu panggil kalau makan siang sudah siap." ucap Ibu Jaehwan dengan lembut sembari mengelus kepala menantunya.
"KIM JAEHWAAN!" panggil Ibu.
"Ibu, kenapa berteriak?" ucap Jaehwan menghampiri ibunya dengan wajah tak senang.
"Antar istrimu ke kamar, hati-hati! Awas kalau sampai menantu ibu terluka sedikitpun." perintah Ibu Jaehwan pada Jaehwan.
"Iya, bu. Ayo sayang."
Jaehwan menggandeng tangan kecil Tan menuju kamarnya.
"Mas Jae mau pelukk.." pinta Tan dengan merentangkan kedua tangannya menghadap pada Jaehwan.
Jaehwan tersenyum dan dengan senang hati memeluk pujaan hatinya itu.
"Aku yang hamil kok yang membesar malah perut Mas Jae sih?" ucap Tan sambil tertawa kecil.
"Hei, aku hanya menemanimu, jadi kau tak sedih karna aku juga menjadi gemuk."
"Jadi aku gemuk ya mas?"
"Wanita hamil pasti bertambah gemuk, sayang."
"Mas, masih sayang aku kan kalau aku gemuk?"
"Pasti sayang, aku tak mungkin berpaling darimu."
Jaehwan mengecup bibir Tan sekilas.
"Mas Jaee, aku pengin apel."
Dengan cekatan Jaehwan menuju dapur untuk mengupas dan memotong apel untuk istrinya.
"Ini apelnya, sayang."
"Mas Jae ambil apelnya kelamaan. Aku udah nggak pengin apel." ucap Tan tak menghadap Jaehwan karena ia sedang sibuk bermain game di handphone Jaehwan.
"Tapi aku sudah berusaha cepat sayang."
"Aku udah nggak mau ya nggak mau! Masa dipaksa sihh?"
Ini pertama kalinya Tan membentak Jaehwan dan setelah Tan sadar bahwa ia telah membentak suaminya, ia langsung menangis dan memeluk Jaehwan dengan erat.
"Huhuuuu.. Mas Jaee maaf, aku bukan istri yang baikk.. Aku membentakmuu.. Maaff.. Huhuuuuu."
"Kau yang terbaik untukku, sayang. Kau hanya tak sengaja membentakku karna hormonmu sedang labil. Aku tau sayang. Jangan menangis lagi, oke?"
"KIM JAEHWAN KAU APAKAN MENANTUKU HINGGA MENANGIS SEPERTI INI HAH?!" teriak ibu Jaehwan lalu menjewer kuping Jaehwan.
"A-Akuu-"
"Ibu, mas Jae tidak nakal, aku yang nakal sudah membentak mas Jae."
"Benarkah?" tanya ibu Jaehwan dengan tatapan menyelidik pada Jaehwan.
"Benar ibu." jawab Jaehwan sambil mengusap telinganya yang memerah akibat jeweran dari ibunya.
"Ya sudah, ayo makan siang, ibu sudah memasak makanan kesukaanmu." ucap Ibu Jaehwan lalu merangkul menantu kesayangannya untuk turun menuju meja makan meninggalkan Jaehwan yang masih kesakitan.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Posessive Jaehwan
FanfictionPosesif dan mesum, itulah Kim Jaehwan. Started : 22 Januari 2018 Finished : 9 Agustus 2018