2 - Pondok Omega

21K 2.4K 192
                                    


Selepas kepulangan sang eomma, langkah kaki Jimin terasa semakin berat mengikuti Seokjin dan Namjoon yang berjalan di depannya. Pikiran Jimin seakan masih menolak kalau ia sedang berada di tempat asing nan primitif baginya. Sesekali ia masih berusaha menggoyangkan sambil mengangkat tinggi-tinggi ponsel yang ada digenggamannya. Berharap ada secercah sinyal yang muncul untuk menghibur kekesalannya.

"Percuma saja, benda bodohmu itu tak akan berfungsi disini. Buang saja!" Peringat Namjoon tanpa menoleh ke arah Jimin.

"Seenaknya saja kau menyuruhku ini dan itu, kau kira kau siapa huh?! Setidaknya video panas yang tersimpan di ponselku masih bisa diputar dengan baik." Balas Jimin dengan nada tinggi.

Jawaban dengan nada tak bersahabat Jimin seketika menghentikan langkah Namjoon. Dengan cepat ia berbalik dan mencengkram kerah Jimin. Dapat Jimin rasakan tubuhnya yang terangkat beberapa puluh sentimeter dari tempatnya berpijak.

"Dengarkan aku baik-baik pack! Aku tak peduli kau pendatang baru atau bukan. Disini akulah yang memegang kuasa! Aku adalah alpha! Pemimpin klan Hutan Selatan. Perintahku adalah mutlak dan kau harus tunduk padaku. Mengerti?!"

Suara Namjoon terdengar begitu mutlak mengatur Jimin. Tanpa terasa kepala Jimin yang semula mendongak angkuh, refleks menunduk dalam dibawah perintah Namjoon. Gema suara yang memasuki gendang telinganya itu seakan mengingatkan Jimin dengan suara mutlak appa nya. Suara penuh perintah yang menyudutkan dan tak terbantahkan.

Suara alpha.

Sungguh Jimin sangat membencinya tetapi ia tak memiliki pilihan lain. Salahkan saja rankingnya sebagai seorang omega yang begitu submisif.

"B-baik alpha." Gagap Jimin masih mempertahankan kepalanya yang menunduk.

Dengan kasar, Namjoon pun melepaskan cengkramannya pada kerah Jimin. Tubuhnya lalu terjatuh bebas dan menghantam tanah yang sedang tertumpuk salju tebal. Jimin hanya mampu meringis merasakan sakit pada lutut dan sikut yang menumpunya saat terjatuh.

"Joon, kau melukainya." Tegur Seokjin.

"Dia pantas mendapatkan pelajaran! Setelah ini bimbing ia dengan benar! Aku tak mau dengar lagi ia berulah. Aku akan melihat perkembangan bangunan yang sedang dikerjakan Yoongi." Jelas Namjoon masih dengan emosi yang terpampang jelas melalui sorot matanya.

"Baiklah, nanti aku akan menyusul. Jangan marah lagi." Ujar Seokjin lalu menyempatkan mencium lembut pipi Namjoon sebelum sang alpha meninggalkan keduanya.

Sedikit tersirat ekspresi ketidak-relaan yang terpancar sama dari wajah Seokjin. Tetapi Jimin tak ambil pusing. Jujur saja, Ia masih merasa cukup jijik melihat interaksi kedua insan di depannya. Dapat ia pastikan ia akan protes hebat jika saja ia tak sedang terjatuh dan merasakan sakit seperti sekarang.

"Sini kubantu berdiri, Jim." Ujar Seokjin sembari mengangkat lipatan tangan Jimin.

"Aku bisa sendiri." Tolaknya.

Dengan pijakan yang sedikit goyah, Jimin berhasil berdiri sedia kala. Tetapi tak dipungkiri bahwa kedua lututnya masih terasa cukup nyeri.

"Kau cukup keras kepala juga ya rupanya. Ayo kuantar menuju kamarmu." Tawar Seokjin sambil menuntun lengan Jimin.

•••

Setelah berjalan kurang lebih 700 meter, mulai terlihat pondok omega. Rasa sakit di lututnya semakin menjadi. Ia berani bertaruh bahwa kakinya telah membiru. Terlebih lagi letak pondok omega yang terletak cukup jauh dari gerbang masuk. Selama perjalanan, ia tak lagi mengeluh ketika Seokjin merangkul lengannya.

Courting You (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang