22 - Dilema

18.5K 2.3K 811
                                    


"Yoongi!!!!! Aku pre-heat!"

Teriakan lantang Jimin yang bebarengan dengan terbukanya lebar pintu pondoknya membuat Yoongi hanya bisa terperangah. Langkah Jimin kian mendekat ke arahnya sembari menggenggam rapat selimut yang membungkus tubuh rampingnya.

Entah Jimin memang lugu atau sengaja menggoda Yoongi, tapi datang ke pondok alpha dalam keadaan pre-heat dan dikombinasikan dengan pakaian yang tak layak adalah suatu langkah yang sangat berani.

Hentakan kaki Jimin yang bertubrukan konstan dengan lantai kayu Yoongi menimbulkan suara yang sama kencangnya dengan degupan jantungnya yang kian berpacu. Dengan acuh Jimin menarik kursi yang beberapa waktu lalu diduduki oleh Yoonjae, meninggalkan Yoongi yang masih berdiri kaku di sisi daun pintu pondoknya.

Helaan nafas Jimin terdengar nyaring.

"Bagaimana kalo sudah begini Yoongi?!"
Tanya Jimin lagi tak sabaran.

"E-eh?"

Hanya sepatah kata itu yang mampu keluar dari bibir Yoongi. Mendadakan kegagalan pemrosesan informasi di otaknya.

"Astaga! Aku pre-heat Yoongi! Bagaimana terus?!" Jimin menjawab kesal sembari memicingkan matanya ke arah Yoongi.

"S-sudah bilang Seokjin?" Yoongi bertanya sesaat ia berhasil memaksa alam sadarnya untuk bekerja.

"Sudah! Makanya aku kesini!" Dengus Jimin.


"Lalu kau mau aku bagaimana?"

Raut kekesalan makin nampak jelas pada raut wajah sang omega. Ia tidak menyangka bahwa Yoongi justru terlihat lebih linglung dibandingkan dirinya.

"Kalau aku sudah tau, aku tak perlu kesini menemuimu!"

Kekesalan nampak jelas dibalik nada jengah Jimin.

"Peachy bagaimana katanya?"

Jimin mendecak malas.

"Si jutek itu sedari tadi hanya menggulung badannya seperti orang sakit! Tidak membantu sama sekali!"

Kedua tangan Jimin terlipat manis di depan dadanya. Tudung yang menutupi puncak kepalanya sudah sedari tadi turun dan mengekspos lehernya karena tarikan yang terjadi saat tangan Jimin melipat kasar.

Pandangan Yoongi hilir mudik mengamati antara wajah kesal dan tanda kewilayahan yang ia buat di kaki leher sang omega.

"Apa iya harus mating denganmu secepatnya?! Kan kau pasti belum tau ya kan caranya?"

Pertanyaan gamblang Jimin sontak membuat Yoongi sulit bernafas hingga sang alpha hanya bisa terbatuk kosong. Beberapa kali ia menepuk-nepuk dada polosnya dengan kepalan tangan.

"M-memangnya Jiminie sudah siap?"

Kulit kemerahan mulai menjalar pada cuping telinga sang alpha dan membuatnya sukses merasa kepanasan. Belum lagi aroma tubuh Jimin yang kian lama kian menajam tiap kali Yoongi menghirup nafasnya.

"Tidak tau.. kata Peachy jalani saja.." gumam Jimin lirih menampakkan kebingungannya.

Tatapan Jimin tak lagi memicing seperti semula. Kini justru berganti dengan raut pasrah kala ia menundukkan pandangannya.

Yoongi sedikit menyadari bahwa bagaimanapun juga hal seperti ini adalah pengalaman pertama bagi Jimin. Tetapi tak ada seorang pun yang bisa memberikan pengertian secara halus kepadanya. Lebih memfokuskan pada kewajiban sang omega hingga mengabaikan hak yang semestinya ia dapatkan bukanlah hal yang tepat untuk saat ini.

Courting You (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang