21 - Pilihan Jimin

19.8K 2.3K 522
                                    


Setiap pijakan kaki Yoongi dibalik punggung sang Appa adalah salah satu momen yang mendebarkan dalam hidupnya. Pasalnya kepala pack terdahulu itu tengah melipat tangan di depan dadanya tanpa mengucap sepatah katapun. Hanya suara gesekan alas kaki bertemu dengan tumpukan salju yang meramaikan perjalanan keduanya.

Sesampainya di depan pondok Yoongi, lisan Min Yoonjae masih setia mengatup rapat. Intuisi Yoongi disini yang beraksi dengan membukakan pintu pondoknya dan mempersilahkan sang Appa masuk.

Tanpa segan Min Yoonjae telah terduduk di atas kursi mahagoni yang sejenis dengan nakas di samping tempat tidur Yoongi. Diikuti oleh Yoongi yang memilih tetap berdiri menghadap Appanya.

Terdengar suara helaan nafas Min Yoonjae yang terhempas keras.

"Kudengar dari Jungkook kau bukan matenya." Yoonjae berucap tanpa basa-basi.

"Ne abeoji,"

"Begitu rupanya. Jungkook bilang juga kau menolaknya mentah-mentah. Kau tak berniat menjadikan anakmu sebagai alpha selanjutnya?"

Lipatan tangan sang alpha tua kembali terpampang di depan dadanya yang masih bidang tak termakan usia. Sorot mata tajam penuh karismatik itu seolah tengah mengobarkan api yang membuat tubuh sedikit Yoongi menciut.

"Maaf sebelumnya abeoji. Bukannya aku menolak Jungkook mentah-mentah. Aku masih menghargai perasaannya dengan menunggu masa heatnya datang, lalu mengantarkannya dengan selamat ke pondok seklusi. Bahkan aku meninggalkan calon mateku yang sedang cidera. Aku tidak serta merta lepas tanggung jawab kepadanya. Hanya saja bukan Jungkook pilihanku. Kuharap abeoji tidak terlalu kecewa." Jelas Yoongi dengan segenap keberaniannya tanpa menghapus rasa hormat bagi Min Yoonjae.

"Mungkin aku terlalu melebih-lebihkannya penjelasan Jungkook. Ia hanya bilang kau bukan matenya. Lantas siapa Yoongi? Jung Hoseok?" Tanya Yoonjae dengan nada suara lebih tenang.

Genggaman tangan Yoongi mengepal kuat. Tulang rusuknya mengembang menandakan ia tengah menghirup udara sekuat tenaga. Menimbun pasokan oksigen yang ia harap dapat menetralkan debaran jantungnya yang berpacu dengan cepat.

Pelahan ia menghembuskan nafas.

"Abeoji tadi sudah bertemu dengannya. Dia omega pendatang baru dari Seoul. Namanya Park Jimin, usia 19 tahun. Belum puber tapi segera akan datang masa heatnya. Ia bekerja di bagian medis bersama Seokjin dan asisten Hoseok di instalasi. Aku menyukainya. Sangat. Begitu pula dengan Snow Claws. Walau tidak dengan Jungkook pun, tak menutup kemungkinan bahwa anakku tetap berpeluang menjadi kepala pack selanjutnya. Kuharap abeoji bisa menerima pilihan kami." Jawab Yoongi tegas.

Pembicaraan serius dengan Min Yoonjae ini mengingatkan Yoongi saat ia menolak halus permintaan Appanya untuk menjadi kepala pack Hutan Selatan. Pembicaraan antar alpha yang sangat menguras aura dan energi.

Senyatanya aura alpha adalah dominan menguasai. Jadi bisa bayangkan kala itu dua dominan saling bergesekan merebutkan kuasa. Beruntung Yoongi tak memaksakan dengan emosi kemarahan. Ia justru bernegosiasi dengan kepala dingin agar Min Yoonjae menyetujuinya. Tentunya dengan sebuah jaminan.

Tidak memutuskan garis keturunan sebagai kepala pack.

Itu salah satu hasil negosiasinya.

"Jadi si Park Jimin itu rogue?" Tanya Yoonjae.

"Bisa dibilang begitu, abeoji. Tapi keluarganya murni werewolf."


Courting You (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang