18 - Sengatan kecil

19.7K 2.4K 480
                                    


Pertama kalinya dalam seminggu ini Jimin kembali terlambat bangun. Penyebabnya tak lain tak bukan akibat sebotol maekju yang ia habiskan tanpa mengingat diri. Katakan saja Jimin merasa sangat rindu karena hampir sebulan tak menegak minuman favoritnya itu. Ia benar-benar kehilangan kontrolnya semalam tadi. Bergegas Jimin mempersiapkan dirinya untuk menjalankan rutinitasnya di bilik kesehatan. Mendengarkan omelan Seokjin tentang keterlambatannya bukan hal yang menyenangkan untuk memulai hari. Ia pun mempercepat langkahnya.

Sesampainya di daun pintu pondok omega, tungkai kakinya tiba-tiba mendadak berhenti melangkah. Tubuhnya sedikit menegang kala mendapati sesosok alpha yang tengah melempar senyum ke arahnya.

"wohoo.. gigih juga rupanya" Peachy berkomentar.

Langkah kaki si alpha bersurai blondie itu semakin mendekat ke arah Jimin.

"Selamat pagi, Jiminie." Yoongi menyapa.

"O-oh, pagi Yoongi." Balas Jimin tergagap.

"Ampuh juga hadiah dariku. Kau sampai terlambat begini," ujar Yoongi dengan kekehan kecil.

"Sepertinya begitu.. jadi ada apa kesini?" Tanya Jimin lirih.

"Ayo jalan-jalan lagi." Ajak Yoongi sembari menarik halus lengan Jimin.

"Tapi Seokjin-nim—"

"Sudah ku urus, kita tinggal berangkat saja."

Jimin tak sempat membalas lagi karena Yoongi kini telah menuntunnya untuk berjalan bersebelahan dengannya. Senyuman tak luput menghiasi wajah tampan sang alpha. Jimin hanya mampu mengira-ngira kalau suasana hati Yoongi sedang sangat baik pagi ini.

"Kau melewatkan sarapan kali ini, Jiminie" ujar Yoongi.

"Hm aku kesiangan. Badanku terlalu lelah." Jawab Jimin asal agar tak terlihat memalukan di hadapan Yoongi.

Jimin sempat melupakan fakta bahwa ia melewatkan sarapan karena ia sibuk bergegas setelah merasakan sinar matahari yang tengah menyapu wajahnya. Pertanda hari telah semakin siang. Dalam hati ia beribu kali mengumpat kepada Jungkook yang tak membangunkannya. Belum lagi Hoseok yang kali ini absen menjemput. Sungguh menyebalkan kedua orang itu pikir Jimin.


"Ah begitu.. bukan karena kau menghabiskan sebotol maekju itu rupanya."

"T-tidak lah! Lemah sekali yang seperti itu"


Senyum di wajah Jimin sungguh memancarkan keengganan mengakui fakta sebenarnya. Ia beranggapan kalau Yoongi tau apa yang terjadi sebenarnya maka image yang tengah ia bangun akan hancur sia-sia. Ya. Image lelaki tangguh walaupun seorang omega.

Yoongi hanya tersenyum tipis ke arah Jimin sebelum kembali melihat ke depan.

Jimin sedikit berharap kalo kebohongan kecilnya tak terendus oleh Yoongi.

"Ini kita mau kemana Yoongi?" Tanya Jimin berusaha mengalihkan topik.

"Kau maunya kemana? Aku akan mengikuti segala keinginanmu hari ini,"

"Eh? Ada apa tiba-tiba?"

Yoongi menggeleng, "hanya mencoba mengikuti seleramu. Dulu kau sudah kuajak ke hutan untuk mengenalku lebih baik. Kalau kau mau kemana? Ke kota?"

Cepat-cepat Jimin menolak dengan menyilangkan kedua tangan di depan wajahnya.

"No! Tidak tertarik!"

Dahi Yoongi pun mengernyit heran.

"Kenapa? Bukankah kau sangat ingin pergi dari pondok ini? Kukira kau rindu suasana perkotaan."

Courting You (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang