20 - Kejutan

20.3K 2.5K 1.1K
                                    


Jimin menatap Yoongi heran kala sang alpha yang menghindari kontak mata dengannya.

"Tadi milih lihatin salju sekarang lihatin dinding goa. Kau itu kenapa?" Dengus Jimin.

"H-heran saja tiba-tiba kau menanggilku hyung." Yoongi menjawab untuk menutupi kegugupannya.

"Ini perkiraanku saja. Tapi mukamu memang tua." Tukas Jimin gamblang.

Suara tawa Yoongi kembali mengusik perhatian Jimin. Kegugupan Yoongi segera hilang kala mendengarkan alasan Jimin. Ucapan Jimin membuat Yoongi merasa semakin jatuh hati pada tingkah laku si omega. Bukannya malah memuji atau menutup-nutupi, Jimin benar-benar mengatakan apa yang dipikirkannya tanpa pandang bulu kepada siapa ia berbicara.

"Benar sekali adik manis, aku 25 tahun. Kau semestinya memanggil aku hyung. Tapi aku tidak memaksa. Formalitas seperti itu tidak terlalu dipermasalahkan disini kecuali berbeda ranking." Jelas Yoongi disela-sela senyuman manisnya.

"Ranking lagi yang dibuat patokan. Mengesalkan saja! Hm.. baiklah kalau aku mood kau kupanggil hyung." Jawab Jimin asal.


Tangan Jimin yang melingkar diantara lipatan kakinya makin merapat guna menyanggah dagunya di atas lutut. Ia memendarkan pandangannya pada luasnya hamparan puncak gunung bersalju. Lain halnya dengan Yoongi yang tengah sibuk mengamati side-profile Jimin dengan seksama.

Jimin sendiri dapat menangkap pandangan Yoongi yang sibuk memperhatikannya melalui sudut mata monolidnya. Menurut Jimin, sang alpha di sebelahnya itu tak ada sedikitpun rasa malu untuk menutup-nutupi ketertarikan akan dirinya.

Mana ada yang nyaman jika diperhatikan sebegitu detailnya?

Jimin rasa Yoongi bermain kurang elegan disini.


"Hei Yoongi! Kurasa wajahku lama-lama bisa berlubang kalau kau lirik tajam seperti itu terus-terusan."

Seolah tersadar dari lamunannya, Yoongi serta merta membuang pandangannya ke arah depan karena telah tertangkap basah.

"Maaf," Yoongi berucap lirih.

Sikap Yoongi barusan membuat Jimin menarik garis senyumnya tipis.

Senyatanya sikap Yoongi barusanlah yang membuat Jimin terkadang takjub sekaligus heran. Jauh dari perangai seorang alpha yang seharusnya keras, kejam dan gila hormat, Yoongi justru bersikap sebaliknya. Lembut, baik hati dan penuh empati kepada orang terdekatnya. Perlu digaris bawahi berarti tak hanya Jimin yang merasakan pribadi sang alpha yang hangat.

"Aku tau ini pengalaman pertamamu dalam hal merayu atau apalah kalian menyebutnya. Tapi kuberi saran saja Yoongi, yang barusan itu terlalu blak-blakan. Ada sih yang suka dibegitukan, tapi kalau aku hm.. perhatianmu semalam lebih ngena." ujar Jimin.

Ucapan Jimin memaksa Yoongi menelan ludahnya kasar. Tenggorokannya seakan mengering akibat stok oksigen yang sepertinya berhenti menyuplai sistem pernafasannya. Yoongi pun berdeham sebelum menjawab pernyataan Jimin.

"Kau sedang memberiku klu, Park Jimin?"

Jimin menoleh dan mendapati ekspresi harap-harap cemas milik Yoongi yang tengah menatapnya. Ganti debaran jantung Jimin yang tiba-tiba meningkat tajam. Ia mengutuk bibirnya yang menyerocos lancar hingga tanpa sadar mengungkap hal yang sedari pagi ditutupinya.

"A-aku hanya kasian melihatmu bingung sendiri menebak-nebak!" Kilah Jimin.

Senyuman Yoongi mengembang selaras dengan tangannya yang bergerak lihai merangkul pundak Jimin.

Courting You (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang