27 - Ready?

21.5K 2.3K 642
                                    


Kaki Yoongi dan Jimin telah melangkah jauh meninggalkan kediaman orang tua Yoongi. Kedua tangan mereka masih menyatu erat, seolah tanpa ragu mempertahankan belahan jiwa masing-masing. Tak terpikirkan oleh Yoongi bahwa Jimin akan berkata sedemikian lantang dan tegas bahkan sebelum orang tuanya menolak sang omega. Dari sikap Yoonjae yang tidak menunjukkan respect pada Jimin, Yoongi mulai menyadarinya. Ada sesuatu yang membuat mantan kepala pack tersebut tidak menerima Jimin sebagai pendamping Yoongi. Hal itu masih menjadi tanda tanya besar dalam benaknya.

Lain halnya dengan Jimin yang terlihat masih was-was karena ucapan lantangnya. Terbukti beberapa kali ia masih menoleh ke belakang seolah mengecek apakah orang tua Yoongi akan mengikuti mereka. Dalam bayangannya sudah tergambar adegan tarik-menarik antaranya dirinya dengan orang tua Yoongi. Tentu saja itu skenario terburunya.

"Lebay!" Oceh Peachy sembari menggeliatkan tubuhnya.

Imbas dari masa heat yang sudah sangat dekat ini membuat Peachy sendiri lebih betah bergelung dan tidur pulas lebih dari biasanya. Dapat Jimin rasakan pula bagaimana temperatur tubuhnya meningkat selaras dengan aktivitas Peachy yang minim. Bahkan ucapan Peachy barusan adalah kata pertama yang terdengar dalam kurun waktu dua hari terakhir ini.

"Pemalas!" Balas Jimin tak kalah sewot.


Sang alpha hanya bisa tersenyum senang mendapati interaksi Jimin dan Peachy yang cukup menggemaskan baginya. Dimana biasanya inner wolf dengan werewolf itu sendiri sepaham dan sepemikiran, justru hal sebaliknya yang terjadi pada diri Jimin. Akan menjadi kejadian langka jika melihat Jimin dan Peachy saling beramah-tamah. Sangat berbeda dengan dirinya dan Snow Claws yang sangat kompak dalam segala hal. Salah satu yang paling tampak adalah masalah pasangan hidup.

Sama seperti serigala pada umumnya, mereka terlahir dengan naluriah dan kesetiaan pada satu orang sebagai pasangannya. Tidak ada istilahnya membagi hati dalam konteks imprint. Bahkan rasa cinta pada seseorang yang bukan mate akan serta-merta menghilang tak berbekas kala sosok mate itu muncul. Maka dari itu Yoongi tak pernah bermain-main dengan yang namanya belahan jiwa.

Jika dilihat kilas balik bagaimana pertemuan pertama kali keduanya, jelas sekali tak sesimple Namjoon dan Seokjin yang klik dalam sekali pandang. Yoongi harus bertolak batin dengan Snow Claws yang nalurinya tak pernah salah. Hanya karena sang calon mate memiliki auranya yang lemah. Beruntung karena kesabaran dan kepercayaannya pada sang inner wolf, Yoongi bisa memiliki hubungan sejauh ini dengan Jimin.

Tidak ada kata terlambat bagi Yoongi tentang masalah mate. Walau dulu ia harus mengorbankan kredibilitasnya sebagai calon kepala pack. Memang tidak ada keharusan untuk itu. Hanya saja jika calon kepala pack sudah menemukan matenya, akan menjadi poin kuat tersendiri. Hal itu dikarenakan tidak ada kemungkinan bagi sang kepala pack untuk imprint dengan musuhnya. Tentu akan kacau balau jika sebuah klan bermusuhan harus rela berdamai hanya karena kepala packnya imprint dengan musuh. Tetapi tak ada penyesalan dalam diri Yoongi mengenai hal itu. Ia bahkan tak memiliki minat khusus menjadi kepala pack. Namjoon sudah sangat qualified pikirnya.

Poin plus lain dari keteguhan hatinya dalam menanti sosok mate adalah bertemu dengan Park Jimin.

Walaupun terdengar sangat cheesy, tetapi sungguh Yoongi tak sedikitpun menyesal memiliki seorang mate seperti Jimin.

Yoongi menilai bahwa Jimin adalah sosok yang kuat dan lembut secara bersamaan. Sang omega memiliki karakter yang sangat cocok untuk mengisi segala kekurangan Yoongi. Keduanya bisa saling menyeimbangkan tanpa harus berdebat panjang. Contohnya saja tentang restu orang tua Yoongi.

Courting You (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang