45 - Gelap

9.5K 1.5K 336
                                    


•••

Courting you

•••

Jimin sendiri.

Dengan kesunyian malam di tengah kencangnya hembusan angin, ia sendiri.

Berselimutkan lara, ia menatap jauh jendela yang menampilkan langit gelap tanpa bintang.

Jimin sendiri.

Air mata yang sedari siang tadi telah habis berlinang, kini telah mengering. Berbeda dengan luka yang tak kunjung mengering. Memang sungguh ironi.

Kata orang, menemukan pasangan hidup akan membuat bahagia. Mampu melupakan segala kenangan buruk yang tertorehkan kasar di masa lampau.

Sempat Ia rasakan bahwa itu benar adanya. Ia pernah menjadi orang yang bahagia. Pernah merasakan bagaimana dicintai tulus sepenuh hati. Sampai rasanya jika benar itu adalah mimpi, ia mungkin memilih untuk tidak bangun saja.

Jimin bukan sedang ingin menjadi manusia paling menderita di muka bumi, tetapi setidaknya ia mampu menjadi kandidat kuat jika ada perlombaannya. Ia bukan sedang meminta belas kasihan kepada siapapun. Hanya saja terkadang ia merasa kehidupan sangat tidak adil kepadanya.

Memiliki pasangan hidup seperti Min Yoongi adalah anugrah baginya. Alpha itu adalah bentuk dari sebuah kesabaran, pengertian, dan kasih sayang terdalam yang pernah Jimin rasakan secara nyata. Tak pernah sedikitpun mengeluh akan tingkah lakunya yang tak ada habisnya. Jika ada cara untuk membalasnya maka akan Jimin berikan. Meski itu nyawa taruhannya.

Jimin sedang tidak membual.

Ini adalah lantunan kesedihannya.

Kesedihan seorang omega yang ditinggalkan buah hatinya.

Hamil.

Kata paling tidak masuk akal yang dapat diterima nalarnya. Bagaimana proses itu bisa terjadi dalam dirinya tanpa ia tau. Ia bahkan belum sempat berkenalanan dengan janin itu. Mengajaknya bicara dengan riang. Menceritakan semua keanehan yang ia alami sehari-hari. Membayangkan saja sudah membuat hatinya terasa diremat. Ia sungguh menyesal terlambat mengetahuinya.

Semua berjalan begitu cepat sesampai berita bahwa janinnya tak selamat. Tewas terhempas ayunan tangan beruang hitam yang begitu besar. Membuatnya harus menghantam dinding goa yang kokoh. Patahlah tulang punggungnya bersamaan dengan buah hatinya.

Kekecewaan ini bisa menjadi tidak terlalu dalam. Jika saja alphanya itu berdiri di sampingnya. Menggenggam tangan mungilnya erat. Menghujaninya dengan kata-kata ajaib miliknya.

'Semua akan baik-baik saja. Yang terpenting kau selamat. Terima kasih'

Hanya itu pintanya.

Bolehkah Jimin menyalahkan beruang hitam itu atas kesialan ini?

Bahkan dalam batinnya ia tau bahwa ia pun memiliki andil dalam kesialan yang menimpanya.

Jimin sungguh lelah.

Ia hanya inginkan pelukan Yoongi sekarang.

Courting You (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang