33 - Kedatangan Pembawa Berita

16.6K 2.2K 357
                                    

***

Apa gunanya memiliki keturunan yang tak berguna?

Aku membutuhkan penerus yang tangguh, bukan jenis lemah seperti dia.

Enyah saja lebih baik!

***

Bulir-bulir keringat mengucur semakin deras membasahi tepi-tepi dahi Jimin. Tubuhnya bergerak resah dengan beberapa kali menggeliat seolah sedang meronta dari belenggu bunga tidur yang tengah mengusiknya. Buku-buku jemari mungilnya membuka-mengatup pada sisi tubuh sang omega. Bunga tidur itu terasa semakin nyata dan lantang hingga membuatnya terpaksa terbangun dengan hati yang was-was.

Jimin sontak mendudukkan dirinya.

Suara nafas terdengar berkejaran dengan irama jantung yang terpompa lebih cepat dari biasanya.

Jimin masih berada di atas tempat tidur kamar Yoongi. Berharap besar bukan ilusi yang mengubur dalam ketakutan terbesar miliknya.


Lonjakan penuh kejutan itu membuat Yoongi terbangun menyusul posisi omeganya yang tengah terduduk resah. Jemarinya bergerak refleks membelai punggung basah Jimin akibat peluh yang merembes rata.


"Ada apa, mate?" Tanya Yoongi dengan nada khawatir.


Suasana kamar keduanya masih sarat akan penerangan. Menandakan bahwa bulan masih enggan bertukar tugas dengan matahari untuk menyosong pagi. Tak ada cahaya selain dari perapian yang berpijar redup di sudut pondok tersebut. Sebuah keuntungan tersendiri bagi Jimin untuk menutupi sedikit bagian basah pada ujung matanya.

"Aku tidak papa. Hanya tiba-tiba terbangun." Jawabnya mencoba tenang.

Sepertinya disini Jimin sedang melupakan bahwa ia sedang bersama mate yang telah terhubung secara perasaan. Yoongi tak dapat dibohongi bahwa pasangan hidupnya itu tengah merasakan resah yang mengganggu tidur pulasnya.

Sang alpha bergerak meresapi aroma kegelisahan pada pangkal leher Jimin. Mencari tahu sendiri dari keuntungannya sebagai seorang mate omega bersurai hazel tersebut. Dikecupnya dalam kaki leher sang omega.

"Aromamu penuh rasa gelisah. Aku bisa merasakan Peachy yang tak kalah gelisahnya di dalam dirimu. Keberatan kah kau membagi beban pikiranmu denganku, Jiminie?" Tanya Yoongi kali ini dengan kecupan singkat dibelakang lehernya. Seolah tengah memastikan bahwa tiap jengkal tubuh omeganya tengah menjeritkan ketakutan.

Tubuh Jimin berputar cepat menghempaskan tubuhnya memeluk Yoongi. Seakan tersadar bahwa tindakan menutup-nutupi yang ia lakukan tak ada gunanya.


"Hari ini eomma datang. Aku tak ingin pulang. Tidak ingin bertemu dengan nya lagi. T-tidak... aku tidak mau!"

Racau Jimin sembari membenamkan wajahnya dalam pelukan sang alpha. Linangan air mata tanpa terasa telah membasahi bebas dada bidang Yoongi.

"Shh.. shh.. Tidak ada yang memintamu pergi, mate. Kau sudah pulang. Disini rumahmu. Bersama denganku." Ujar Yoongi menenangkan.


Tak ada jawaban yang keluar dari lisan Jimin. Hanya ada suara tangisan yang terdengar lirih memecah heningnya malam.

Courting You (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang