Untuk Sebuah Nama #1

8K 353 2
                                    

*
*
Saat sesuatu yang hilang, dan digantikan dengan yang sama secara fisik, apa rasa sayang itu juga akan sama..?

*
*

(Prilly vop)

Perkenalkan nama ku Prilly, Prilly Latuconsina. Aku seorang gadis dari Surabaya. Diusia ku yang hampir memasuki 20 tahun ini, aku akan menghabiskan masa lajang ku. Aku akan menikah meski sekarang aku masih kuliah di semester tiga.

Jantung ini terus berdetak kencang, tak sabar rasanya aku menanti hari lusa. Ya, hari lusa aku akan menikah dengan laki-laki yang amat aku cintai. Dia bernama Aliabay Syarief. Dia laki-laki yang berasal dari Jakarta. Pertemuan kami bermula saat laki-laki itu datang kesekolah ku, SMA Darma Surabaya. Murid pindahan itu mampu memautkan persaan ku, untuk pertama kalinya aku jatuh hati. Jatuh hati pada pandangan pertama. Rambut hitamnya, tatapan yang lembut, serta sikap baiknya membuat hati ini terpaut rasa suka. Kami sudah berpacaran hampir tiga tahun dan beberapa minggu lalu kami memutuskan untuk bertunangan, membuat ikatan pasti diantara kami berdua.

Aku dengar keluarganya sudah datang ke Surabaya. Mamanya beberapa kali ingin bertemu dengan ku tapi ya gitu, mamanya sibuk sama seperti mama ku. Tapi tak apa karena malam ini Abay akan menjemputku untuk bertemu keluarganya, untuk pertama kali aku akan berjumpa dengan calon mertua ku karena memang waktu pertunangan ku keluarga Abay tak bisa datang. Waktu itu hanya nenek dan pamannya yang ada di Surbaya yang menyaksikan pertunangan kami.

Sebuah mobil sport memasuki gerbang rumah, aku berlari menghampiri karena aku tahu itu Abay yang datang menjemputku. Aku berlari tak sabaran keluar rumah, Abay baru saja keluar dari mobilnya. Aku berjalan dengan langkah cepat menghampiri dan menuruni anak tangga, aku lupa kalau aku bukan memakai sepatu tapi high heels.

Saat aku hampir dekat dengan laki-laki itu, kaki ku terjelicir membuat tubuhku ambruk dan menabrak Abay. Namun dengan sigapnya Abay menangkap tubuh ku. Aku tak bermaksud ingin memeluknya lama-lama, tapi kalau udah terlanjur memeluk begini rasanya tak mau aku lepaskan lagi.

"Kamu ngak apa-apa?" Tanyanya saat aku masih dalam pelukan tak sengaja itu.

Aku bersegara melapaskan pelukan ku. "Maaf Bay, aku ngak sengaja! Habisnya susah banget nih pakai high heels." Gerutu ku, tanpa sadar aku telah membuat Abay tertawa geli.

"Kalau kesusahan ngak usah dipakai, kenapa ngak pakai sepatu biasanya aja?" Ujar Abay memberi saran yang baik.

"malu lah, udah dandan cantik gini masa pakai sepatu biasa." Tolak ku cengengesan.

Nampaknya Abay tidak sadar kalau aku sudah dandan habis-habisan untuk bertemu keluarganya.

"Kamu cantik," puji Abay saat mata hitamnya mentap lurus pada ku.

"Kan mau ketemu camer," sahut ku tersenyum kecil, akhir Abay bisa melihat kecantikan ku dari sisi yang lain. "Ya sudah, ayo berangkat!" Ajak ku tak sabaran.

"Ngak pamitan dulu sama mama dan papa?".

Aku menggeleng dengan cepat. "Mereka udah pergi kata nya mau bertemu teman lama, sekalian mau kasih undangan." Jelas ku. Kedua orang tua ku memang sangat sibuk menyambut pesta pernikahan ku, maklum aku anak tunggal jadi mama dan papa ngak mau kalau ada yang ngak tahu tentang pernikan anak mereka. Ya gitu deh.🤗

Untuk Sebuah Nama✔ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang