Untuk Sebuah Nama #3

3.3K 237 1
                                    

*
*
Dengan segala keraguan,
Bisakah engkau di percaya..?
Karena aku, percaya kamu sebagai pilihan nya untuk ku, meski belum tentu berjodoh lama di sisi ku.
.
.

Baru saja Ali duduk disamping Kevin, laki-laki itu langsung menyodorkan Ali dengan pertanyaan. Ia terus mengusik ingin tahu siapa gadis yang bersama Ali. Rasa kepo dan pertanyaan Kevin yang berkali-kali membuat Ali membuang nafas besar dan menceritakan semuanya.

Kedua sahabatnya hanya bisa terdiam bisu mendengar cerita Ali. Mereka juga baru tahu kalau Ali memiliki saudara kembar. Dan pernikahan dadakan itu sungguh diluar kepercayaan. Kevin sudah cukup mengenal Ali sejak laki-laki itu pindah ke sekolah Kevin dan Verrel saat kelas XI, untuk bisa bertahan dengan satu gadis rasa nya aneh.

"jadi dia istri loe." gumam Kevin masih dengan ketidak percayaannya

Ali mengangguk datar "tapi lo berdua jangan cerita ke yang lain dulu, gue__"

"Lo kok mau sih disuruh nikah gitu aja.?" potong Verrel tak habis pikir.

"Gue ngak bisa nolak, seumur hidup gue ngak pernah ngelakuin sesuatu yang baik buat Abay, cuma ini yang bisa gue lakuin buat dia untuk terakhir kalinya." ujar Ali menatap mamelas kedua sahabatnya

Verrel menpuk bahu Ali "salut gue sama lo."

"lalu bagaimna dengan Jesika ? Alif ?" tanya Kevin.

Jesika adalah mantan istri Kevin, keduanya menikah karena sebuah kesalahan tepat nya kecelakaan sikon. Setelah melakukan hubungan di bawah ke hilafan, anak pertama mereka lahir, yang di beri nama Alif Julio Jeska. Dan setelah kelahiran putra mereka Jesika menggugat cerai Kevin tanpa alasan dan menyembunyikan siapa ayah kandungnya dari Alif. Jesika memperkenalkan Ali sebagai ayahnya pada Alif, Alif begitu sayang dengan Ali begitupun sebaliknya.

Kevin melarang Ali memberitahukan Alif tentang semuanya kerena ia tak ingin mengecewakan Alif, apalagi putranya itu kini sedang sakit. Diusianya yang baru 4 tahun, Alif menderita gagal gijal. Tak lama kabar buruk juga mereka terima jima bocah berusia empat tahun itu mengalami infeksi pernapasan, bahkan ia tak bisa kemana-mana tanpa bantuan selang oksigen.

Ali menoleh iba pada Kevin "gue minta maaf terlalu masuk dalam hubungan lo sama Jesika,"

"gue selulu bilang jangan bahas itu lagi, gue senang lo bisa buat anak gue tersenyum, jadi gue mohon jangan sakitin perasaan Alif, gue sayang banget sama dia, meskipun__" gantung Kevin yang seketika langsung diam.

"Si Jesika kebangetan banget, sumpah.! kalau bukan karena lo tuh cewek udah gue buat mainan." seru Verrel kesal.

"Enak aja lo." tukas Kevin jengkel, "kok jadi bahas gue, kita kan bahas masalah lo." seru Kevin memutar matanya pada Ali.

Ketiganya kembali tertawa, "gue ngak nyangka banget lo udah nikah, tapi selamat deh," ujar Kevin sumeringah,  ia menjulur tangannya untuk memberi selamat.

Ali menolak uluran tangan itu, ia memilih mengangkat kedua tangannya keatas "ini selamat buat apaan.? karena gue nikah atau karena bini gue yang cakep gue bawa kemari ?" tanya Ali dengan delikan menuduh.

Kevin terkekeh "dua-dua nya sih." Jawabnya cengengesan.

"Ajak sini dong istri lo, masa lo kurung didapur terus." pinta Verrel memasang senyum kecil di bibirnya.

"Tau lo, kenalin dong ke kita" timpal Kevin.

"Ngak ah, enak aja lo berdua.! Gue bawa kesini sama aja kita nikmati bersama" tolak Ali

"Ya ngak lah..! dia kan istri lo, kita masih waras kali Li" tukas Verrel.

"Tapi maslahnya bini gue pakai baju, SHORT banget." ujar Ali menekan kata short dengan jelas.

Untuk Sebuah Nama✔ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang