Untuk Sebuah Nama #15

3.5K 205 1
                                    

*
*
Kumbang ku telah lama datang, ia selalu menggoda, membuat ku takut ia akan pergi dan mencari manis yang lain.
Maka aku berkata "Aku telah siap" (Prilly).
*
*

______________________
_____________

Beberapa hari telah berlalu dengan sia-sia, namun gadis itu tak pernah patah semangat mengejar Rasya, sahabat kecilnya. Ia berkali-kali menghampiri Rasya, meski pun pada akhirnya kehadirannya tetap tidak diterima.

Ia tak pernah menyerah, bahkan hari ini Prilly berniat ingin kembali menemui Rasya, meskipun itu akan sedikit sulit karena Ali terus mengawasinya. Ali bahkan mengutus teman-temannya ketika ia harus masuk ke kelas karena ada jam kuliah.

Prilly yang duduk di kursi medongkakkan wajahnya, melihat keluar ruang kelas. Yang benar saja, ada dua laki-laki yang nampak sigap menunggu di depan jendela.

"Sal,." Prilly mengusik Salma yang nampak sibuk dengan hand phone nya.

"Ada apa,?" Tanya Salma menoleh pelan kearah Prilly.

"Bantuin gue dong.! Please,." Mohon Prilly memasang wajah mamelasnya.

Salma terdiam sejenak, ia mungkin sedang berpikir. "Memangnya lo minta gue bantuin apa.?" Balasnya bertanya.

"Bantuin gue kabur dari teman-temannya Ali,"

"Whaattt.,!!" Pekik Salma yang kaget dengan pemintaan Prilly, membuat gadis itu dengan cepat membekap mulut Salma.

"Jangan teriak kenapa,?" Dumel Prilly menatap salma tajam.

Salma menepis pelan tangan yang membekap mulutnya. "Lagian lo ada-ada aja,! main kabur segala, emang ngak bisa permisi aja gitu.." oceh Salma

"Lo pikir mereka dosen, main permisi-permisi, yang ada gue di laporin sama Ali" gerutu Prilly "Jadi mau bantuin ngak nih,?" Ujarnya menuntut.

"Ia gue bantuin," Jawab Salma malas, mungkin ia tak tega melihat wajah muram Prilly yang sejak masuk ke kelas di tekut mulu kayak baju ngak di setrika bertahun-tahun. "Jadi gue mesti ngapain nih,?" Tanya Salma menyungut.

Prilly tersenyum licik, "sini gue bisikin," pinta Prilly agar Salma mendekat.

Salma mendekati Prilly dan membiarkan gadis itu berbisik di telinganya.

"Terus,?" taut Salma setelah Prilly berbisik padanya, ia menatap Prilly bingung.

"Ya gue kabur kalau mereka sibuk,." jawab Prilly santai.

Salma mengangguk paham. "Pinter juga lo," puji gadis itu di sela tawa kecil di bibir manisnya.

Prilly memberi isyarat kecil pada Salma untuk memulai idenya.

"Kecoaaa,,,,,. kecooaaa,,,." Teriak Prilly nyaring membuat mahasiswi dikelas yang riuh langsung diam. Namun kemudian, saat mereka merespon apa yang baru saja gadis itu sebutkan, pekikkan histeris membalas seruan Prilly.

"Aa,,,aa,,,,aaaaaa.,,,." Teriak para Mahasiswi histeris.

Salma ikut menimpruk panik. "Itu,. Itu,." Tunjuk Salma, pura-pura mengerindik ngeri.

Salma berlari keluar kelas dengan paniknya dan berteriak sehisteris mungkin. "Aaaa,,, bang,, bang,, bantuin dong,!! Ada kecoa dikelas kami." Ujar Salma menggugat kedua laki-laki yang sejak tadi di depan kelas Prilly, teman-teman Ali.

"Ayo buruan,," ajak Salma menarik salah satu laki-laki itu membuat laki-laki yang satunya juga terpaksa ikut masuk.

"Mana,?" Tanya laki-laki itu celingukan, matanya mencari kesana kemari.

Untuk Sebuah Nama✔ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang