Untuk Sebuah Nama #20

3.6K 186 0
                                    

*
*
K

esempurnaan cinta yang mampu menumbuhkan kebahagiaan adalah ikatan yang terbentuk dari saling mengerti dan saling melengkapi.

*
*

Ali membenamkan wajah Prilly dalam dekapan dada bidangnya, hari masih sangat pagi, matahari pun masih malu-malu untuk muncul.))*heheee...*

"em.." Prilly menggeliat malas.

"aku bangunin kamu ya..?" Suara barinton Ali menyambut perempuan itu di pagi hari.

Mata hazel itu terbuka kecil, menyipit menatap Ali "jam berapa sih..?" guming Prilly kecil.

"baru jam 05:30,," jawab Ali menyingsih rambut yang menutupi wajah Prilly "tidur lagi gih,," suruh Ali mengusap wajah Prilly dari atas hingga turun ke dagu Prilly.

"em..." dehm Prilly manja.

Ali tersenyum kecil dan mengecup pelan kening Prilly.

'Cuup...

"makasih karena sudah memberi warna baru dalam hidup ku.." ucap Ali tulus.

Prilly ikut mengembang senyum di ujung bibirnya "sama-sama..! aku juga bahagia bisa berbagi kebahagiaan sama kmu.."

"janji untuk selalu bersama aku.." taut Ali, mencuil tulang hidung Prilly.

Prilly mengangguk "janji...!" Tegas Prilly "kamu juga,, jangan genit-genit,,"

"emang kapan aku genit...?" tanya Ali dengan satu alis terangkat.

"udah ngak usah ngeles kenapa.." sahut Prilly

Ali menggaruk tengkuk tanpa alasan "bukan aku yang genit sayang, tapi mereka yang kegenitin sama aku" gumamnya membela diri.

"sama aja,,! kalau digenitin kmu ladenin kan.." desak Prilly

"ngak juga.." tukas cepat

"ngak nolak.." tukas Prilly, mencibir. "kmu.__"

'Cuup..

Kecupan kecil mendarat di bibir Prilly, bibir yang masih ingin mengoceh itu seketika terdiam membisu.

Ali terkekeh, ia menyukai Prilly yang sensitif seperti ini, itu tandanya jika ia sayang.

Prilly menguntai senyum diujung bibirnya.

"janji ya.." ucap Prilly menuntut,

"ia..janji" jawab Ali, dan kembali mengecup bibir ranum Prilly.

Ali tersenyum tipis dan menarik selimut, menutupi full body keduanya.

****

Perempuan itu sudah berdandan rapi menuruni anak tangga, menghampiri keluarganya yang sudah duduk bersama di meja makan. Prilly memasuki ruang makan.

"pagi sayang,,,!" sapa mama Eci

"pagi juga mama,,!" Balas Prilly menyapa, ia mendekati mama Resi yang sibuk menyiapkan sarapan. "mama jangan sibuk-sibuk,! mama duduk aja biar Prilly yang siapain sarapan.."

"aduh,,,, sayang kamu itu lagi hamil, kamu duduk aja, biar mama yang siapain.." tolak Mama Resi.

"ia... mama kamu benar nak,,! ayo kamu duduk..." pinta mama Eci menarik Prilly duduk dikursi. "kamu duduk manis aja, biar mama sama mama Resi yang siapin sarapan.."

"Ali mana sayang...? kok ngak bareng turunnya..?" tanya Tuan Syarief menikmati secangkir kopi panasnya.

"dia masih mandi pa..." jawab Prilly sekenanya.

Untuk Sebuah Nama✔ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang