Untuk Sebuah Nama#45

1.9K 130 0
                                    

*
*
Ada balasan yang harus kau ingat dan penyiksaan yang akan kamu terima akibat ulah mu di masa lalu. Dia datang.
Pembalasan yang tak pernah kau sangkakan.
(Pembalasan Rezka)
*
*

Ali melirik Prilly yang sejak tadi diam tak bersuara, matanya menatap lurus kearah Alif yang kini tengah asik bermain di arena game.

Dengan usilnya Ali menoel ujung hidung Prilly "Kenapa sih dari tadi aku liatin bengong aja.?" Tegur Ali.

Prilly menoleh dan sedikit menguntai senyum dengan tatapan sendu "Entah kenapa aku takut honey, aku takut apa yang aku janjikan ngak bisa aku tepati sama Alif.." ucapnya

"Kalau kamu ragu, ya kamu ngak akan siap dengan segala kemungkinan, kamu itu harus yakin kalau kamu bisa.." jawab Ali meyakinkan sang istri dengan semangatnya.

"Apa aku bisa..?" Mata hazel itu memancarkan  kehawatirannya.

Ali mengangguk pelan diringi senyum yang begitu manis Ali mengusap pipi chabi sang istri. "Pasti..!! Kita akan rawat putra dan putri kita dengan baik dan tanpa kekurangan kasih sayang sedikitpun.. dan kita akan hidup bahagia selamanya.." jawab Ali, tangan kekar itu menarik tubuh Prilly yang menyamping ke dada bidangnya dan merengkuhnya erat.

Tangan Prilly ikut melingkari pinggang Ali. "Amin..," ucapnya pelan.

"Papa... sini.." panggil Alif, ia berlari mendekati Ali, tangan mungilnya langsung menarik tangan Ali yang masih melingkar di tubuh Prilly. "Ayo temenin main.." rengek Alif.

"Sendiri aja ya.. papa mau temenin mama disini.." tolak Ali mengusap puncuk rambut putranya.

Alif menggeleng keras menolak usul sang papa "Ngak mau..!! Liat tuh semua olang main sama papa nya..." Ali mengikuti arah jari mungil Alif tertunjuk. Banyak anak-anak yang bermain dengan ayah atau ibu mereka.

"Udah sana.." ujar Prilly menimpali ajakan sang anak, ia melepas tangan yang melingkari pinggang Ali. "Sana.." suruhnya lagi.

"Kenapa ngak main bareng aja.. Ayo.." usul Ali menatap Prilly penuh harap.

Tangan mungil Alif beralih memegang tangan sang mama "Ayo ma..mama juga.." ajak Alif, tangan bebasnya menarik tangan Prilly. "Ayo pa..." Kini dua tangan mungil itu sibuk menarik tangan papa dan mamanya.

"Ya udah.. mau main apa..?" Tanya Ali yang akhirnya menuruti keinginan sang anak dengan senang hati.

"Mau main itu.." tunjuk Alif pada game dance.

Alis Ali tertarik keatas dan detik berikutnya ia tersenyum kecil "Mama ngak bisa main itu sayang., nanti dedeknya ikut nge dance gimana ? Kan repot mamanya.." kata Ali menatap sang anak, ia mencoba membujuk semanis mungkin agar Alif tak merengek dengan sahutannya.

"Ya udah papa sama Alif aja.. mama liatin aja.. mama jadi julinya..." sahut Alif antusias.

"Lomba gitu maksudnya..." delik Ali menatap sang anak tak yakin.

Alif mengangguk antusias "Ia.. Alif mau tantang papa dance sama aku.." sugut Alif sombong menatap sang papa, dagunya terangkat berbarengan dengan tangannya yang berkacak pinggang.

"Siapa takut.." balas Ali tak kalau songong dari putranya.

Ali memulai menyetel musik permainan, lampu menyala warna warni di latar dance, disertai musik keduanya mulai mengikuti arahan anime pada layar yang lebar didepan mereka.
Dengan lincahnya Ali mengikuti setiap gerakan, namun tak kalah lucunya kala Alif sudah loncat kesana kemari menginjak urutan langkah sesuai arahan. Disertai gelak tawanya Alif loncat kemari dengan girangnya. Prilly yang melihat kelakuan putra dan suaminya hanya bisa tertawa geli.

Untuk Sebuah Nama✔ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang