Untuk Sebuah Nama #16

3.7K 188 0
                                    

*
*

Secapat kilat kebahagiaan itu sirna di terpa badai, menghanyutkan rasa indah yang baru di rasakan.
Bersama luka hanya akan ada tangis.
*


*

_______________________
_____________

Prilly merasakan tubuhnya sakit semua. Gadis itu_, Wait,? Gadis,? bukan gadis lagi sih. Kan udah___tut..tut..__ sensor.!!
Ganti perempuan aja ya.

Perempuan itu membuka matanya pelan, masih terngiang di otaknya apa yang ia lakukan semalam. Prilly menyernyit malu, melirik Ali pelan, dan syukurnya laki -laki itu masih pulas dalam tidur.

Prilly mencoba bangun dengan pelan-pelan, ia tak ingin Ali terbangun dan menggoda nya soal semalam, karena yang ganas bukan lah Ali melain kan dirinya sendiri.

Saat tubuh itu sudah terangkat dan hendak turun dari tempat tidur, tiba-tiba tangan kekar Ali mencekal lengan Prilly dan menariknya, sehingga tubuh Prilly kembali rubuh di tempat tidur, Ali menarik tubuh itu kedalam pelukannya.

Prilly mendongkakkan wajahnya menatap Ali, mata laki-laki itu masih terpejam rekat.

"Mau kemana sih,? ini masih pagi banget," guming Ali pelan.

Prilly menggeliat, mencoba melapaskan pelukan Ali, namun laki-laki itu semakin memeluknya erat.

"Lo ngak akan bisa lepas," gumam Ali berbisik.

"Ali lepasin, jangan tambah remuk badan gue deh." dumel Prilly.

Ali terkekeh, dan membuka matanya lebar. "Jadi badan lo remuk,? Bearti gue berhasil dong." goda laki-laki itu. "Em, kayaknya bukan gue deh yang berhasil, tapi lo," celtuk Ali menyentil hidup mancung Prilly.

Prilly tersipu malu dan membenamkan wajahnya semakin dalam di dada Ali.

"Jangan bahas itu lagi," gumam Prilly meredam.

Ali membelai lembut rambut Prilly, namun matanya kembali menutup.

"Hari ini jalan-jalan yuk..." gumam Ali mengajak datar, tanpa nada paksaan maupun bujukan.

Prilly yang bersembunyi di dada bidang Ali mendongkak dengan wajahnya polos.

"Tumben ngajak gue jalan-jalan..?" Gumam Prilly heran.

"sebagai upah" tukas Ali

Prilly mendesis kesal "Iihss,," mencubit pinggang Ali.

"Aw,, aw,,! Sakit Prilly." Ringis Ali.

"lo pikir gue__"

"Cuupp...

Ali mengecup bibir ranum itu, membuat ocehan perempuan itu langsung menggantung.

"Jangan ngomel mulu,! Gitu aja dianggap serius." ucap Ali menyungging senyum kecil. "Gue cuma mau ngajak jalan-jalan aja, emang salah kalau gue ngajak istri gue jalan-jalan,?"

Prilly mengerucut bibirnya. "Ngak sih,! Ya udah lah bahasnya entar aja, gue mau mandi dulu."

"Em.," dehem Ali malas.

"Lepasin kali Li," pinta Prilly karena laki-laki itu masih memeluknya erat, Ali melapas pelukannya "gue mandi dulu ya,"

"Ia sayang,." jawab Ali manja, dan beranjak duduk saat Prilly turun dari tempat tidur.

Perempuan itu tersenyum kecut. "Males, pagi-pagi udah gombal aja." cibirnya.

Prilly merasakan selangkangnya sakit dan sedikit perih di bagian area sensetifnya.

Untuk Sebuah Nama✔ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang