Untuk Sebuah Nama#36

2.2K 147 2
                                    

*
*
Rasa yang terpah bisa kita pahami adalah rasa takut.
Kamu akan bertanya rasa takit itu untuk apa.
Takut melepaskan mu.
Atau takut mempertahankan mu.
*
*

Alis Kevin terangkat tinggi "maksud loe...?" tanya Kevin jengah, wajahnya di penuhi dengan kebingungan.

Prilly menaut alisnya penuh selidik "masa ngak ngerti..? Makanya selsain tuh kuliah, biar tambah pinter,," cibirnya jengkel.

Ali merangkul temannya itu, menepuk-nepuk pundaknya hingga akhirnya bersuara datar. "Kalau loe ngak keberatan, gue sama Prilly mau ngangkat Alif jadi anak kita, kita mau dia tinggal sama kita,,boleh.." Ali menggugat penuh harap.

Kevin mengangguk samar, ia masih nampak bingung tapi apa pun keputusan Ali, Kevin yakin, sahabatnya itu selalu membuat keputusan yang baik "bo.leh. sih.! Kalau Alif nya mau..." gumam Kevin

"Makasih ya Vin, gue janji bakalan sayaaannnggg..,, sama dia.." seru Prilly girang.

Ali berdecak. "Tapi jangan sampai lupain aku juga kali honney.."

Prilly terkekeh "hehee... ya ngak lah.."

"Gue terharu sama loe berdua,," Kevin memandang iba keduanya, hingga tanpa sadar matanya mulai berkaca-kaca

Ali merubah rangkulan itu menjadi pelukan, Kevin pun membalas pelukan itu erat. "Aduh.. jangan lebay deh.." ledek Ali tertawa kecil

"Gue bukan lebai, cuma terharu aja.." tukas Kevin mengucek matanya menghabiskan bendung itu dalam matanya.

Ali tertawa geli, tak di pungkiri hati nya di penuhi perasaan bahagia "gue janji, bakalan selalu jagain Alif dan sayang kayak anak gue sendiri.."

Kevin menepuk-nepuk bahu Ali "thanks.. gue percaya sama loe."

Prilly menatap keduanya penuh perhatian, hati nya merasa hangat dengan sendirinya "emmm...cocuuiittt.." lirih Prilly ikut terharu.

Kevin dan Ali melepaskan pelukan mereka dengan cepat, menatap Prilly bersamaan.

"Loe sih,, gue jadi kebawaan haru.." ucap Kevin mendorong Ali menjauh.

"Lah kok gue,, loe yang mulai.." tukas Ali, matanya memutar cepat mematap Prilly "lagian memangnya kamu ngak cemburu aku peluk Kevin..?"

Perempuan itu hanya menyahut dengan senyum kecil dan menggeleng samar.

"Tapi aku cemburu.." ucap Ali yang tiba-tiba menarik tubuh Prilly ke dekapannya "kamu ngak boleh peluk orang, kayak tadi.." tambah Ali kukuh membenamkan istrinya dalam dada bidangnya.

Prilly mendongkakkan wajahnya menatap Ali "kamu cemburu sama Kevin..?"

"Wah.. posesif abis loe Li,, sama teman aja cemburu..." seru Kevin mendengus.

Ali menjurur lidahnya, meledek "loe kan jomblo,, jadi ngak bisa posesif.."

"Wah apes gue, balik-balik di ledekin, tau gini gue balik bawa amoy di bandara aja, biar loe ngiler keteteran..." sahut Kevin berlaga tinggi tak mau kalah.

Ali berdecak "sok laku loe.." cibirnya

Prilly menyelip di balik pelukan hangat Ali, hanya tawa geli yang bisa mengungkapkan bagaimana lucunya tingkah kedua laki-laki itu.

Handle berderek dengan pintu yang terdorong masuk. Dan disana lah beberapa pasang mata tertuju kedalam ruangan, membelalak bulat.

"SURPRISE..." seru Ali, tangannya masih melingkari tubuh Prilly. Rasanya sangat sulit untuk bisa melepaskan tubuh mungil itu dari pelukannya.

Untuk Sebuah Nama✔ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang