Untuk Sebuah Nama #17

3.1K 196 1
                                    

*
*

Hukuman yang tak bisa dihindari, karena karma berlaku untuk semua orang
(Ali)

*
*


________________________
____ ...☆.☆...____

"Kenapa Tuhan lakuin ini sama aku,? Kenapa disaat aku mulai merasakan kebahagiaan dia merenggut kebahagiaan itu dalam sesaat,?" Keluh Wanita itu.

"Tidak ada yang ingin merenggut kebahagiaan kamu sayang, Tuhan hanya ingin melihat seberapa kesabaran kamu," laki-laki itu memberi penjelasan pada wanita yang sedang berbaring di pangkuannya.

Prilly menatap laki-laki yang sejak tadi membelai rambutnya manja. "Aku pengen disini aja ya Bay, sama kamu. Boleh ya.!" Katanya terdengar memohon

"Ngak bisa Prill, ada Ali yang lebih membutuhkan kamu. Dia nunggu kamu loh disana." jawab Abay dengan senyum manisnya yang selalu Prilly ingat.

"Tapi Bay," gumam Wanita itu mengambang

Laki-laki itu tersenyum manis, menatap Prilly dengan mata hitamnya yang telah lama di rindukan Prilly. "Aku titip Ali sama kamu, dia membutuhkan kamu sekarang, kamu harus pulang. Kamu tidak boleh disini terus, belum saat nya. Kamu harus kembali Prill," sarannya lembut

"Tapi aku ngak tau jalan pulang," jawab Prilly melemah.

"Aku anterin ya,"

"Sekarang,?" Taut Prilly

"Ia, Ali membutuhkan kamu sekarang." Jawab Abay santai, masih dengan sunggingan senyum tipis di bibirnya.

Gadis itu mengangguk, bangkit dari pangkuan Abay. Keduanya berjalan menyusuri kabut putih.

"Prill," panggil Abay pelan

Wanita itu menoleh. "Ada apa,?" tanyanya

"Sampai disini saja ya,!"

Wanita itu mentap Abay bingung "kok cuma sampai disini.?"

Abay menarik tengkuk Prilly, dan mengecup kening wanita itu pelan.

Prilly menutupi pelupuk matanya, menerima dengan ikhlas kecupan hangat yang mendarat di keningnya.

Prilly mengernyit matanya, rasanya sangat sulit untuk membuka kelopak matanya. Pelan dan pasti, perlahan mata itu terbuka. Masih dengan buram yang tersisa, mata Prilly menyapu ruangan putih, dan melihat samar sosok sang mama.

"Sayang, kamu udah sadar nak.?" ujar mama Resi langsung merengkuh tubuh Prilly yang masih terbaring.

"Aww,, Ma sakit.!" ringis Prilly dengan suara yang amat pelan dan lemah.

Mama Resi melepas pelukannya. "Maaf sayang, abisnya kamu tidurnya lama banget." dumel mama Resi merengut, namun di ujung bibirnya teruntai senyum. "Kamu sudah dua minggu tidak sadarkan diri." ujar Mama Resi sedih.

Prilly tersenyum getir. "Maaf ya ma, udah buat mama khawatir," gumamnya iba.

"Ali," Prilly baru teringat pada laki-laki berambut pirang bermata coklat yang kecelakaan bersamanya.

"Ma, bagaimana keadaan Ali,?" Mata hazel itu menatap sang mama lurus yang membuat mama Resi seketika diam.

"Ma," panggil Prilly pelan

Mama tersenyum getir memandangi putrinya. "Ali belum sadarkan diri sayang, dia masih koma." Jawab sang mama dengan suara lembutnya.

Mata Prilly membelalak, shock. Dengan gerak cepat gadis itu mencabut kasar jarum infus yang masih tertusuk di lengan kirinya.

Untuk Sebuah Nama✔ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang