Untuk Sebuah Nama #27

2.6K 167 1
                                    

*
*
Di balik ke sanggupan dan ke ihklasan yang tak terukur.
Ada dukungan yang labih besar yang membuat mampu dan sanggup bertahan.
(ALI*PRILLY)

*
*

Telah banyak yang berubah selama beberapa minggu ini, Prilly baru menyadari tubuhnya bisa merasakan penat.

Dengan mata yang terpejam Prilly menghirup udara disekelilingnya dengan tenang, udara itu begitu terasa ringan dan perlahan memenuhi rongga paru-parunya. Di hembusnya perlahan udara dari hidungnya, dan ketenangan pun ia dapatkan.

"Andai aja setiap saat bisa setenang ini,," guming Prilly menikmati tiupan angin yang menerpa tubuhnya. Prilly menggeliat membenarkan posisi kepalanya yang berbantalkan lengan Ali.


"Ya udah kita sering-sering aja datang kesini.." sahut Ali yang ikut menikmati kedamaian ditempat itu.

Prilly menolehkan dengan sedikit mendongkokkan wajahnya menatap laki-laki disampingnya "oh..ya honney,,!! Aku senang deh, kemarin Alif udah mau bicara gitu sama aku,, bahkan dia bercerita banyak tentang mamanya, kayak nya diudah mulai sedikit percaya dan terbuka sama aku. Bahkan dia panggil aku tante cantik.." jelas Prilly dengan wajah antusiasnya.

"Kamu kan memang cantik.." timpal Ali.

"Honey aku serius...! Atau jangan-jangan kamu ngarep nikah lagi.." dumel Prilly manyun

Ali menarik saput tangan yang menutupi wajahnya, menatap Prilly lurus "kamu lebih dari sempurna, buat apa aku cari yang lain.." jelas Ali dengan tersenyum tulus pada sang istri "lagian ini udah satu minggu kamu bolak-balik rumah sakit buat nemuin Alif, kamu ngak kecapean apa..?"

"Makanya.., sering-sering bawa aku kesini biar aku bisa rileks dan penat ku hilang" timpal Prilly manja dan memeluk tubuh kekar Ali. "Aku pengen deh,, kalau nanti anak kita laki-laki dia seperti Alif,, anak itu tampan sekali..." pujinya

Ali mengangkat satu alisnya tinggi "Kamu jatuh hati sama Alif....?"

Prilly melepaskan pelukannya dan membalas tatapan Ali "Kenapa ? kamu cemburu..?" Godanya bertanya balik dengan tatapan yang hampir sama persis seperti Ali.

"Ia.." sahut Ali "habisnya.. kamu lebih perhatian pada Alif dari pada aku.." rajuknya.

Prilly terkekeh "Honey..honey... sama anak kecil aja cemburu,, sama ayahnya baru boleh cemburu.." tambahnya, ia kembali memeluk tubuh kekar suaminya. "Kamu kan selalu aku manja setiap malam,, masa harus cemburu..!!" goda Prilly membenam wajahnya di tubuh Ali, membuat laki-laki yang ia peluk ikut terkekeh kecil.

"Oh ya..! Biacara soal ayahnya Alif, akhir-akhir ini si Kevin jarang banget muncul.." ucap Ali sambil mengusap rambut Prilly lembut.

"Aku juga ngak pernah liat dia muncul dirumah sakit," timpal Prilly.

"Jesica...?"

Prilly menggeleng kecil "Dia juga jarang,,! Terakhir kali empat hari yang lalu dia muncul dirumah sakit.."

"Tapi kamu ngak ketemu sama dia kan..?" Gumam Ali bertanya dengan nada sedikit khawatir namun tetap santai.

"Ngak..!! Dia belum tahu kalau aku sering kesna.." jawab Prilly.

"Syukur lah..!! aku takut dia akan melabrak kamu kalau tau kamu sering jenguk Alif.." sahut Ali lega.

"Dia pikir dia siapa..? dia juga ngak peduli sama Alif.." Sahut Prilly dongkol "Lagian aku masih handal dalam bela diri.. ya walau sekarang agak berat bawa badan.." tambahnya diakhiri tawa kecil, Ali pun ikut tertawa kecil karena gumaman nya.

Untuk Sebuah Nama✔ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang