Untuk Sebuah Nama #32

2.4K 155 1
                                    

*
*
Kebahagian yang sempurna adalah suatu hal yang sederhana, kamu milik aku dan aku milik mu. Kamu percaya pada aku dan Aku percaya pada mu.

(Ali_Prilly)
*
*

Semua telah berkumpul ditengah lapangan, panitia pengiring berbaris didepan para peserta. Tinggal menunggu pembagian panitia pemandu dalam kelompok yang sudah ditentukan.

Pak Juna melangkah lebih maju kearah Mahasiswa bimbingannya, bersiap membimbing doa. "Sebelum kita memulai heaking ini marilah bersama-sama kita berdo'a meminta keselamatan, berdoa dalam hati masing, dan sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Berdo'a, mulai.."

"Selsai..." ucap pak Juna mengakhiri doa dalam hati.

"Amin.." seru beberapa peserta yang dominannya lebih banyak muslim.

Peserta mulai dibagi dalam beberapa kelompok. Prilly meminta pada Tobi agar ia dan Salma satu kelompok, meski sempat menolak akhirnya Tobi mengiakan karena dijanjikan traktiran. Panitia pemandu mulai ditetapkan dalam kelompok peserta.

"Ali,, masuk kekelompok itu.." titah Rimba menunjuk pada kelompok tiga.

Ali mendekati Rimba dan berbisik kecil "Rim, tukeran dong sama Iwan, gue mau di kelompok dua aja.." pintanya.

"Ngak bisa lah,,!! Karena kita sudah merembuk ini sebelum mereka membentuk kelompok." Jawab Rimba memelan.

"Ayo lah Rim.. please..! Bantuin gue, gue mau jagain istri gue.." mohon Ali, ia memasang wajah mamelas pada temannya. Ia menurun naikkan alisnya agar keyakinan itu gundah dan menukarnya di kelompok dua diamana istrinya berada.

Rimba menghela napasnya kasar "Gue sih ngak bisa bantu, terkecuali si Iwan mau tukeran tempat sama loe.." ucapnya memberi saran putus asa.

"Thank you.." sahut Ali sumeringah.

Ali tersenyum sembari mendekati Iwan, ia sudah bersama kelompok yang akan ia pandu bersama dua teman yang lainnya.

"Wan., tukeran. Gue sama Dion disini, loe sama yang lain di kelompok tiga.." pinta Ali berbisik pelan, hanya mereka berdua yang bisa mendengarkan.

Iwan menoleh, memandang Ali lurus "Emang di bolehin..?"

Ali mengangguk "Boleh, asal loe mau aja." Jawab Ali tersenyum miring, Iwan terdiam ia nampak berpikir. "Ayo lah,,!! Tuker ya.." bujuk Ali memohon, wajahnya sudah kembali memelas memandang Iwan.

Tangan Iwan beralih memijit plipisnya yang pusing kerena ulah Ali "Ya udah deh..!! Tapi loe yang tanggu jawab kalau kena marah.." ucap Iwan menunjuk Ali dengan nada mengancam.

Ali mengangguk yakin "Ia gue yang jamin.." sahutnya menepuk-nepuk pundak Iwan

"Ayo guys kita ke kelompok tiga.." ajak Iwan, ia berlalu mendekati kelompok 3.

"Makasih ya Wan.." seru Ali girang.

Dion tertawa kecil sambil menggeleng-geleng manatap Ali "segitu nya loe mau di kelompok ini.." ucapnya mendekati Ali.

"Emang loe ngak mau,,! Ya udah tuker sama Deni, loe tetap dikelompok tiga.." sahut Ali jengah.

Dion terkekeh "Ya ngak gitu juga.." jawabnya kikuk, Ali yang melihat ekspresi Dion hanya mampu mengulum senyum. Ali tahu, temannya itu kini benar-benar jatuh hati pada teman Prilly.

"Mau juga kan loe disini.." cibir Ali tersenyum tipis. Ali menoleh kebelakang, melambai tangannya dan menguntai senyum manis.

"Suami loe parah Prill.." gumam Salma berdecak, sejak tadi keduanya memperhatikan penuh dengan rasa penasaran. Salma sempat bertanya-tanya dalam hati kenapa Ali menghampiri Iwan, hingga akhirnya Salma berdecak kagum, ternyata Ali ingin bertukar tempat dengan Iwan. Laki-laki yang gigih pikirnya.

Untuk Sebuah Nama✔ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang