Untuk Sebuah Nama #13

2.9K 180 0
                                    

*
*
Seperti air yang mengalir ke hulu,..
Biarkan semua berjalan dengan sedirinya sesuai takdir.
Karena takdir tak kan salah menempatkan.
*
*

(Ali Pov)

Gue akuin itu, mungkin gue bukan teman yang baik. Tapi untuk masalah hati, seseorang teman harus berkorban, dan berani mengambil resiko.
Lagian gue yakin kalau gue mundur, dengan sendirinya Jesika akan mengharapkan Kevin kembali padanya. Semoga saja.

Yap, Gue memilih gadis yang unik ini. Dia unik, tapi dia gadis yang paling nyebelin yang pernah gue miliki. Dia seperti ulat bulu, lucu tapi bisa membuat gue gatal. Dia memang sedikit ketus, tapi entah kenapa,? semakin ia ketus wajahnya semakin menggemaskan. Dan disaat ngambek, pipinya itu mengembang, jadi persis dengan bakpau.

Tapi menurut gue, gadis ini masih cocok jadi gadis SMA tau, tubuhnya yang agak pendek serta kelakuannya itu, ngak ada pantes-pantesnya disebut wanita dewasa, ia cocok disebut gadis labil. Tapi entah kenapa,? Gue suka itu.

"Ali,, buruan," tariak gadis yang tak lain istri gue, Prilly.

Gue sudah terbiasa di teriaki, jadi ngak usah kawatir, senyumin aja. Senyum yang lebar biar dia ngak tambah ngamuk.. (^_^)'hehee..

"ALI."

Tuh, teriak lagikan.,!! itu kalau ngak disahut bisa-bisa seratus kali dia manggil nama gue.

"Tunggu bentar." Sahut ku, aku berjalan menuju gadis yang kini sudah di depan pintu.

Gadis itu menatap ku malas, seperti biasa. "Ngak bisa ya, lo itu lebih cepat sedikit." Omelnya mentap ku dengan dengusan.

"Maaf,,! ya udah ayo berangkat." Ajak ku mencoba sebaik mungkin agar mood jelaknya hilang.

Gue kangen banget sama si merah gue, itu loh..! si mobil sport jagoan gue. Semenjak menikah dengan Prilly gue ngak pernah lagi memakainya, istri gue masih trauma gitu naik mobil. Apa lagi mobil pribadi, naik taksi aja setengah mati, itu juga matanya harus ditutup, ribet banget kan.

Tapi ngak apa-apa deh, demi dia, gue bakalan tahan kemauan gue buat mengemudi si jago merah gue. Gue ngak pernah nyesel sudah menikah sama Prilly, sekalipun awalnya dia merepotkan, lama kelamaan gue jadi ngak asik sendiri tanpa ada dia disamping gue.

Eiiiitttt...Tunggu dulu,..!! gue bukannya cinta sama dia ya, gue care aja sama dia. Jadi, jangan salah tanggap ya,.

Teman-teman gue bilang, gue tengil. Padahal kenyataan nya istri gue lebih tengil dari gue. Teman-teman gue bilang istri gue cantik dan orangnya asik, mereka ngak tau aja sih aslinya Prilly kayak gimana. Tapi di balik itu semua, gue senang kerena teman-teman gue bisa menerima kehadiran Prilly, dan bahkan kalau ada si Prilly gue sering di kacangin sama teman-teman gue, apa lagi si Rimba, dia itu yang paling care sama Prilly.

Malam ini gue ada konser, konser kecil-kecillan aja sih, sekalian mau ngeluarin singgel terbaru gue, karangan Prilly di kamar mandi.* heheeee...

Gue sengaja ngajak si Prilly, kasian dia dirumah sendiri. Teman-teman gue yang lain juga pada datang, mereka juga pengen liat gue konser. Do'ain ya biar konser gue berjalan mulus. Aminnn....(tangkupkan tangan ke wajah)

(Ali off)

___***◆▶♥◀◆***___


Ali menggandeng Prilly masuk ke Cf Aroma, cafe tempat Ali mengadakan konser. Bukan takut gadis itu hilang dari pandangannya, hanya saja jika sudah masuk kedalam, Ali tak begitu yakin kalau di dalam gadis itu akan aman, maksudnya tidak dalam artian tanda kutif, tidak aman karena bakalan dirayu teman-teman band nya. Sedikit Posesive pada istri sendiri itu tidak berdosa bukan.?

Untuk Sebuah Nama✔ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang