•part 7

8.4K 473 15
                                    

"Kenapa harus benci dulu baru sayang?"

Althar Mahesa Dirgantara.

                     ×××
Entah apa yang terjadi pada Althar. Namun, dari sejak pertemuannya dengan Ayla kemarin, pikirannya terus di penuhi oleh kata-kata gadis itu.

Althar duduk di sofa yang ada di kamar milik Widya sambil membaca sebuah buku. Meski matanya terus mengacu pada tulisan-tulisan yang ada di buku itu, namun tidak dengan pikirannya yang ada di tempat lain.

Widya sempat beberapa kali memanggil Althar untuk dimintai tolong mengambil minuman yang agak jauh dari tempatnya. Namun cowok berambut kecokelatan itu tidak mendengarnya.

"Althar?" panggil Widya yang kesekian kalinya.

"Hm?" jawab Althar agak terkejut namun tetap datar.

"Kamu dari tadi mama panggilin kok gak jawab sih? Ada apa?" tanya Widya sabar.

"Gakpapa." balas Althar singkat.

"Beneran?" curiga Widya.

"Mama mau apa?" tanya balik Althar.

"Itu mama mau minum." jawab Widya sambil menunjuk ke arah air putih yang ada di dekat Althar.

Althar mengambilkan segelas air putih itu dan memberikannya pada Widya, dan kembali sibuk dengan kegiatannya.

"Kamu kenapa Al?" tanya lagi Widya setelah menenggak air putih yang diberikan Althar itu.

"Gakpapa." jawab Althar masi sama. Datar.

"Jangan bohong ke mama." ancam Widya.

"Gakpapa ma." jawab Althar sambil meletakkan buku yang tadi di bacanya di atas meja yang berada di hadapannya.

"Gitu? Awas ya kalau kamu bohong ke mama! Mama bakalan tau." sambung Widya.

Althar hanya menjawab dengan deheman dan mengambil benda pipih yang tergeletak di sampingnya.

                        ×××
Gadis berambut panjang itu tidak ingin keluar hari ini. Jika biasanya ia memilih untuk keluar dan mengganggu ketenteraman Althar, kali ini tidak. Bahkan melihat wajah Althar saja Ayla sangat tidak ingin.

Malu. Hanya kata itu yang menggambarkan perasaannya jika nantinya ia akan bertemu Althar. Meski sebagian besar persaannya sangat lega karena telah berhasil mengungkapkan apa yang ia rasa, namun menyatakan perasaannya pada seorang pria itu bukanlah hal gampang bagi Ayla.

Saat sedang menyibukkan dirinya dengan berlatih dance ala Korea di kamarnya, tiba tiba ponselnya berdering menandakan ada notifikasi pesan yang masuk.

Sempat ragu untuk membuka pesan itu karena takut bahwa pesan itu dari Althar, namun rasa penasarannya mengalahkan rasa takutnya itu. Dan akhirnya Ayla membuka notifikasi yang masuk.

Dan benar saja itu dari Althar. Meski agak bingung harus membalas atau tidak pesan itu, namun akhirnya Ayla membalasnya juga.

AltharMhsa: Ay?

Ayla: Apa?

AltharMhsa: d mn?

Ayla: di rumah. Kenapa?

ALTHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang