•part 4

9.8K 550 42
                                    

"Cuma lo cewek bodoh yang selalu ada disaat gue butuh."

Atlhar Mahesa Dirgantara.

×××

Cowok berambut kecokelatan itu menghentikan langkahnya di depan pintu ruangan VIP yang sedang di huni oleh Widya. Ketika melihat dua orang yang sangat di kenalnya sedang asik berbincang bersama ibunya, perasaannya sangat panas. Ia tak mau wanita kesayangannya itu mengalami apa yang pernah di alaminya karena para penghianat itu.

Althar masuk ke dalam ruangan itu tanpa mengucapkan salam dan langsung menghampiri wanita yang sedang duduk bersandar di atas tempat tidur pasien itu.

"Hai Althar, kamu dari mana aja?" sapa wanita yang duduk di sofa ruangan itu bersama seorang pria di sampingnya dengan senyuman liciknya yang di perlihatkan pada Althar.

"Bukan urusan tante." balas Althar ketus membuat Manuel yang berada di samping Sarah tersenyum pada Althar.

"Althar, Althar, kamu memang mirip sama kak Martin sama-sama cuek dan ketus." ujar pria di hadapannya itu dengan terselip nada bercanda.

"Ngapain kalian?" tanya Althar masih dengan nada bicara yang sama. Ketus.

"Om sama tante mau lihat bagaimana kondisi mama kamu." jawab Manuel seadanya.

"Althar kok gitu tanyanya? Yang sopan nak." ujar Widya membuat Sarah bangkit dari  tempatnya dan menghampiri Widya yang masih berada di atas tempat tidur pasien itu.

"Gak apa-apa kok kak Widya,kita paham kok kenapa Althar bisa begitu. Seandainya kakak sekarang gak di sini dan bisa merawat Althar dengan baik, pasti Althar tidak akan se-"

"Tante bisa pulang kalau udah selesai." selak Althar dingin membuat Manuel menatapnya heran.

"Hahaha kamu gak perlu ngomong gitu kok kami juga udah selesai dan mau pulang." balas Sarah sambil tertawa garing.

"Yasudah om sama tante pulang dulu ya, jaga mama kamu baik-baik. Cepat tamatkan sekolahmu dan segera gantikan posisi om oke?." ujar Manuel sambil menepuk-nepuk pelan bahu Althar.

Althar hanya diam menatap kedua orang yang paling di bencinya itu.

                        ×××
Gadis berambut panjang itu sedang duduk di atas kursi yang tersedia di halaman depan villanya sambil memainkan benda pipih berwarna rose gold di tangannya.

Sesekali matanya mencari-cari seseorang yang hari ini belum di lihatnya.

Kemudian, matanya terfokus pada plaster berwarna cokelat yang tertempel rapi di telapak tangannya. "Lo emang cowok aneh yang buat gue penasaran sama lo." gumam Ayla pada dirinya sendiri.

Setelah berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk jalan-jalan, gadis berambut panjang itu melangkahkan kakinya ke arah kebun teh yang berada tak jauh dari villanya.

Sampai langkahnya terhenti di bawah pohon rindang, dimana ia tak sengaja bertemu cowok bersifat dingin, yang sekarang mengisi seluruh ruang di kepalanya.

                     ×××

"Althar, maafin mama ya? Mama udah gak becus jadi mama buat kamu. Bukannya ngurusin kamu, mama malah tidur di rumah sakit dan gak ingat apa pun." ujar Widya dengan air mata yang sudah jatuh melintasi pipinya.

ALTHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang