•part 21

5.1K 280 22
                                    

Apa yang di dengar dan dilihat belum tentu seperti apa yang sebenarnya.
Untuk mengetahuinya, haruslah mengenal dan memahaminya.

××××

Bel masuk telah berbunyi, Althar masih tetap duduk dan terus menghubungi nomor Ayla berkali-kali karena tidak kunjung diangkat setelah ia mendengar suara Ayla seperti sedang terkejut dan marah-marah, namun suara itu berhenti sampai disitu yabg membuat cowok itu sangat khawatir.

Setelah berapa puluh kali menghubungi nomor Ayla, akhirnya gadis itu mengangkat telfonnya.

"Halo Ay? Kamu kenapa? Ayla?" tanya Althar beruntun yang tidak seperti biasanya.

"Ak..aku..gakpapa Al." ujar Ayla gagap.

"Ayla jujur sama aku kamu kenapa?" desak Althar agar Ayla jujur.

"Gakpapa. Al nanti aku telfon lagi ya, udah bel masuk nih." ujar Ayla sambil mengakhiri panggilannya dengan Althar.

Althar menatap layar ponselnya yang semakin redup karena tidak ia sentuh lagi. Dalam kepalanya ia terus memikirkan kenapa Ayla bersikap aneh seperti itu. Padahal biasanya gadis itu tidak pernah seaneh itu.

Althar membawa kotak makanannya bersamanya menuju ke kelasnya karena bel pelajaran selanjutnya sudah berbunyi dari lima belas menit yang lalu.

Saat tiba didepan pintu kelasnya, semua muris dan Guru menatapnya termasuk Nathline.

"Dari mana kamu?" tanya seorang guru itu pada Althar.

"Makan." jawab Althar santai yang memancing amarah guru tersebut.

"Kamu itu bayi apa? Ini udah lebih lima belas menit dari jam istirahat! Jangan beralasan. Sekarang kamu berdiri didepan kelas sampai jam saya berakhir!" perintah guru itu pada Althar.

Althar meletakkan kotak makanannya di atas meja gurunya itu dan segera melakukan hukuman yang diberikan padanya.

"Althar! Apa ini? Kenapa kamu letakkan di meja saya?!" bentak guru itu yang tidak dihiraukan oleh Althar.

Althar berdiri diluar kelasnya sambil sibuk memperhatikan para siswa siswi yang sedang bermain dan berolah raga bersama teman-temannya.

Jujur, ada perasaan iri dihatinya karena ia tidak bisa memiliki yang nama teman hanya karena ia belum bisa melupakan masa lalu yang terus menggangunya.

Althar kembali mengalihkan pikiran itu dan yang timbul dikepalanya adalah Ayla lagi.

××××

Ayla berjalan sendiri sambil menggenggam ponsel dengan case berwarna ungu sangat erat.

Gadis itu bingung harus bersikap seperti apa ketika ia bertemu dengan Gerald yang baru saja menyatakan perasaannya padanya dengan waktu yang tidak tepat.

Dan benar saja, saat ini situasi gadis itu sangat sulit dan ditambah lagi apa yang dipikirkannya sekarang ada didepan matanya.

Gerald baru selesai mengganti pakaian putih abu-abunya dengan pakaian basket berjalan di koridor sekolah bersama teman satu timnya.

ALTHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang